Bab 73. Terdesak Ego

1962 Kata

“Mohon maaf, Ibu. Kalau mau bertemu dengan Bapak Kapolres harus sudah membuat janji terlebih dahulu. Mungkin jika Ibu punya masalah, saya bisa membantu ...” ujar Restu mencoba memberikan pengertian dengan cara yang sopan. “Aku gak butuh bantuan kamu! Kalau kalian gak bisa membawa Dion kemari, tunjukkin aja di mana kantor Pak Gilang Sulistyo!” tukas Sisca memotong dengan cepat. “Tapi Bu ...” “Kamu gak tahu ya siapa aku? Aku putri satu-satunya Wamen Erlangga Tanuredja. Jangan macam-macam kamu!” sahut Sisca makin menaikkan posisinya. Restu menarik napas panjang dan masih mencoba bersabar. Tapi setidaknya dia tahu jika wanita ini bermasalah dengan Dion. “Memangnya ada apa dengan IPTU Dion?” tanya Restu lagi. Sisca makin mendengus kesal dan bersikap angkuh. “Heh, aku gak punya waktu buat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN