Bab 137. Dalam Pekat Pasti Ada Cahaya

1759 Kata

“Jangan mengajariku, Dion! Aku yang menyaksikan seperti apa penderitaan Mamamu! Aku yang mengambil jenazah Papamu dari Jakarta untuk dimakamkan di Surabaya! Sekarang sudah besar kamu malah pacaran sama anak darah daging keluarga Winthrop!” tukas Nenek Sulastri mulai marah dan napasnya agak tersengal. Budhe Dewi langsung menenangkan ibunya agar tidak terlalu menumpahkan emosinya yang berlebihan. “Sabar ... Bu, sing sabar ...” “Bagaimana aku bisa sabar menghadapi ini? Dion sudah berani menentangku sebagai Neneknya! Dia ndak nurut, dia ndak patuh!” pekik Mbah Lastri makin emosi. “Mbah, aku sangat sayang sama Mbah. Aku ndak mau Mbah jadi sakit karena pernikahanku dan Laras yang ndak akan pernah langgeng. Aku sudah tidak bisa mempercayai Laras lagi. Mbah!” sanggah Dion masih berusaha membela

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN