Her Dark Side II

1042 Kata
"Apakah itu aman?" Tanya Don. "Tentu saja, apa aku terlihat seperti pembunuh?" Don terkekeh mendengar hal itu, tapi kembali pada penjelasan Tanya barusan sepertinya ia makin penasaran akan hal tersebut. "Apakah boleh langsung mencobanya?" Ujar Don yang sudah tak sabar. "Biar aku tambahkan sedikit, Don. Jika kau sudah menyetujui hal ini maka tidak ada jalan untukmu untuk keluar dari pintu itu kecuali aku berkata demikian.." "..dan jika kau ingin permainan ini berlanjut ke sebuah hubungan, maka kau akan selalu mematuhi perintahku. Apa kau siap?" Awalnya Don terdiam, mungkin ini terdengar seperti kegilaan. Namun melihat raut wajah Tanya dan tubuh seksi itu, Don mengenyahkan segala pemikiran dan menyetujui hal yang sama sekali belum ia ketahui. "Ya, aku setuju!" Serunya membuat Tanya tersenyum lebar. "Bagus! Kalau begitu panggil aku Mistress!" Tanya mulai mengeluarkan sifat bossy dan entah mengapa hal itu malah membuat Don mengangguk menyetujui semua perkataan Tanya. Awal yang membuat rasa penasarannya naik ke permukaan kini malah bertambah. Bertanya-tanya seperti apa permainan wanita yang baru saja ia temui di lantai dansa dan terlihat sangat menggiurkan sampai-sampai Don rela meninggalkan pacarnya, semua ini karena wanita itu. Dia yang berdiri di sana dengan kedua d**a menyembul tertutup kain satin dan rambut basah yang terurai. Dia wanita cantik dan sukses tapi menawarkan pria seperti Don sesuatu yang belum pria itu ketahui, kaki jenjang dan tubuh seksi, tidak ada pria yang mau menolak dua hal indah itu dari diri Tanya. Apalagi setelah melihat bagaimana cara wanita itu bergoyang indah di atas lantai dansa, sangat erotis.. Tanya mulai mendudukan dirinya di atas sofa tak jauh dari mini bar tempat dimana Don terduduk diam menunggu sang wanita yang ingin dipanggil Mistress itu, membuka kedua pahanya seraya memanggil Don menggunakan satu jari telunjuk. Merasa terpanggil pria bertubuh kecoklatan eksotis tersebut mendatangi Tanya yang sepertinya sudah siap untuk permainannya. Ditambah cuaca dingin di luar makin membuat permainan bertambah panas, pikir Don begitu. Namun saat Don hendak memeluk tubuh seksi yang tersaji dengan baik di bawahnya, Tanya menahan d**a bidang pria itu menggunakan heels yang masih ia kenakan. Sontak membuat Don mengernyit bingung apalagi ketika ujung heels tersebut seakan menuntun Don untuk duduk di lantai. Tapi entah mengapa ia tetap melakukannya, tubuhnya bersimpuh di atas lantai menghadap Tanya yang ada di atas sofa. Dari bawah sana Don dapat melihat dengan jelas s**********n Tanya yang hanya tertutup celana dalam berwarna hitam, membuatnya lagi-lagi menelan salivanya sendiri. "Katakan kau akan berkomitmen dengan hal ini, Don! Karena aku tidak akan berkata dua kali untuk meminta sesuatu." Kata Tanya seraya menaikan dagunya kepada Don. "Yes." Jawab Don seraya melihat wajah cantik yang semakin lama semakin berubah ketus. "Yes what?" Tanya mengacak pinggangnya. "Yes Mistress...." Tanya tersenyum penuh kepuasan mendengar hal itu, kini Don sudah resmi menjadi miliknya menggantikan Tom. Wajah tampan dari pria berkulit kecoklatan itu adalah miliknya, yang bisa kapan saja ia eksploitasi tubuh dan pikirannya. Yang kapan saja bisa memuja tubuhnya sampai Tanya bosan dan membuangnya, seperti submissive-submissive sebelumnya. "Buka!" Titah Tanya menunjuk ke kain terakhir yang Don gunakan sebagai penutup sebagian tubuhnya setelah pakaiannya basah. Awalnya ia ragu, namun sepertinya kedua netra kecoklatan milik Tanya tak suka jika menunggu terlalu lama. Dan ternyata wanita itu tidak suka berbasa-basi seperti wanita lainnya, makan malam romantis ataupun berbelanja bersama. "Tidak ada yang menyuruhmu berdiri!" Ujarnya saat pria itu berdiri berniat membuka handuk yang melilit di pinggul ratanya. Don beringsut duduk, membuka handuk yang ia kenakan dan berhasil membuat Tanya tersenyum simpul. Benar dugaannya, ternyata ia tak salah pilih orang. Pria berkulit coklat kehitaman itu memiliki tubuh yang sempurna, dan juga terlihat sangat kuat. Jemari lentik yang memiliki cat kuku merah terang milik Tanya mulai membelai tubuh keras itu. Dada bidang yang terasa keras dan mengkilap di bawah pantulan cahaya lampu, sementara si pemilik tubuh hanya terdiam masih menunggu permainan Tanya. "Kau akan mendengarkan perkataanku, Don! Semua yang aku lakukan akan kau terima dengan senang hati, apa kau paham?!" Bisikan Tanya seperti sebuah hipnotis bagi Don, pria itu mengangguk patuh dan membuat Tanya gemas ingin mengacak rambut berpotongan tipis itu. Perlahan ia menangkup kedua pipi Don menggunakan kedua tangannya, mengecup bibir tebal itu dengan penuh gairah dan disambut baik oleh Don. Kecupan nyaring yang menghiasi ruangan tersebut dikala hujan sedang lebat di luar seperto momen yang indah bagi setiap pasangan, namun sayang mereka berdua bukanlah sepasang kekasih yang dimabuk asmara. "Aku bukan kekasihmu dan jangan pernah berharap aku akan memberikan hati dan cintaku padamu, namun aku akan memberikan sesuatu yang hatimu butuhkan.." bisik Tanya di sela ciuman panas mereka. "Yaitu kepuasan..." mendengar bisikan Tanya semakin membuat suhu tubuh berotot milik Don panas, ia makin memperdalam ciumannya kepada Tanya namun tiba-tiba wanita itu menarik diri menyisakan Don dengan nafas memburu. "Easy tiger!" "Kau terlalu agresif, mari kita mulai dengan perlahan!" Kata Tanya seraya menekan bahu Don untuk tetap pada posisinya seperti itu. Duduk bersimpuh tanpa mengenakan sehelai benangpun, tak lama Tanya berdiri. Mengambil sesuatu dari dalam kamarnya tanpa Don diperbolehkan untuk menoleh, ketukan heels kembali ke tempat semula. Don merasa wanita itu berada di belakang tubuhnya entah sedang apa, namun tiba-tiba ia merasakan cambukan keras di punggung terbuka yang sedari awal menjadi daya tarik bagi Tanya. Sontak Don sedikit menjerit karena hal itu, tapi Tanya berhasil mengingatkannya kembali akan sesuatu yang sudah mereka sepakati bersama. Dan Don tentu akan melanjutkannya, hanya saja gerakan reflek barusan benar-benar mengagetkannya, "bagaimana rasanya?" Tanya tak henti-hentinta mencambuk bagian belakang pria itu dan membuatnya kemerahan. "Sakit Mistress..." jawab Don menahan rasa panas yang ada di tubuhnya. "Oh, ya? Kau menyukainya?" Plak! Akhh... Don masih diam, berusaha mencerna permainan Tanya yang pada awalnya menyakitkan namun semakin lama ia menerima cambukan tersebut, ada sensasi menggelitik yang membuat tubuhnya bereaksi. "Hehe, aku tahu kau akan menyukainya." Ujar Tanya setelah mendengar suara jeritan Don berubah menjadi desahan kenikmatan. Dan itu hanya sebuah permulaan.. Tanya menghentikan kegiatannya setelah merasa punggung Don cukup memerah karena perbuatannya barusan, ia menarik kasar rambut Don agar pria itu kembali duduk dengan tegap. Menatap kedua netra kebiruan yang sangat ia sukai dengan sesekali mengecup bibir pria itu. "Ketika aku selesai melakukan pekerjaanku dan kau menyukainya, maka ucapkanlah terimakasih!" Ujar Tanya masih menjambak rambut pria itu. Don mengangguk, "bilang apa?" "Terimakasih Mistress!" Ujarnya seraya mendesah dan Tanya melihat sesuatu yang bangun, itu artinya pria itu menyukai kegiatan mereka barusan hingga membuat gairahnya naik.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN