Ketika jam pelajaran telah berakhir dan waktu istirahat di mulai, Nando perlahan menghampiri bangku Dara sambil tersenyum aneh yang membuat Dara ikut menatapnya dengan heran. Begitu pun dengan dua sahabat Dara yaitu Ayu dan Cantika, mereka ikut heran sebab Nando tidak pernah bersikap sperti itu.
“ Kalian duluan aja ke kantin nanti gue nyusul.” Ucap Dara pada dua sahabatnya.
“ Kalian jangan sampai jatuh cinta yah.” Lontar Cantika namun di balasan gelengan yang kompak dari mereka.
Setelah Ayu dan Cantika pergi, barulah Nando menjelaskan maksud dan tujuannya menghampiri Dara secara tiba-tiba. Dara pun mencoba untuk tetap tenang dan mendengarkannya dengan baik.
“ Lo kan tadi bilang bakal ngelakuin apa aja asal gue tetap tutup mulut soal Haru.”
“ Terus.?”
“ Gue udah tau caranya biar gue tetap tutup mulut, sebagai balasannya lo harus jadi babu tugas gue sampai kita lulus SMA.” Jelas Nando sambil tersenyum sumringah.
“ Maksdu lo apa.?”
“ Setiap ada tugas sekolah lo harus bantu gue menyelesaikannya dengan benar, kalau kita ada ulangan harian lo harus kirim jawaban lo ke gue, pokoknya gue mau nilai-nilai pelajaran gue bagus saat lulus nanti.” Lanjut Nando kemudian.
“ Tapi itu namanya curang.”
“ Ya udah kalau nggak mau, gue mau nelpon Haru aja kalo gitu.”
“ Eh eh jangan gitu dong, gak asik lo baperan, ya udah gue terima.” Lontar Dara akhirnya terpaksa menerima tawaran tersebut.
“ Lo tenang aja, selama lo mau menjalankan perjanjian ini rahasia lo tetap aman sama gue.” Tambah Nando dan akhirnya pergi meninggalkan Dara yang di buat gemas sendiri dengan ancaman Nando.
*Skip
Dara mengaduk mi ayamnya dalam diam, di seberang meja tempatnya makan bersama dua sahabatnya ia bisa melihat Nando yang dengan santainya tertawa lepas bersama teman-temannya seakan tak memikirkan perjanjian yang telah mereka buat beberapa saat yang lalu.
“ Ra, jangan liatin Nando terlalu sering lo bisa jatuh cinta nanti.” Seloroh Cantika sambil menikmati mie gorengnya.
Dara tertawa renyah mendengar Cantika lagi-lagi mengatakan hal yang tidak masuk akal baginya. Dalam kamus kehidupan Dara, ia sudah menulis kalau orang-orang yang berhak singgah di hatinya adalah pria yang baik dan sopan tidak seperti Nando yang petakilan dan malas yang hobinya nongkrong bersama anak-anak nakal.
“ Pernah dengar pepatah yang mengatakan jangan terlalu membenci seseorang atau kau akan berakhir mencintainya, dan sebaliknya jangan terlalu mencintai seseorang karena nanti kau akan berakhir membencinya.” Sambung Ayu yang paling ahli dala ucapan para pepatah.
“ Stop deh bilang gue bakal jatuh cinta sama Nando, gue tuh Cuma suka sama kakaknya.” Ucap Dara menekankan kalimatnya.
“ Padahal kan Nando sama cakep nya dengan Kak Haru, mereka hanya berbeda di sifat saja.”
“ Oleh karena itu aku lebih suka sama Kak Haru.” Lanjut Dara kembali menyeruput jus jeruk miliknya.
“ Btw tadi di kelas kalian bahas apa.?” Tanya Ayu penasaran.
Dara pun menceritakan apa yang telah terjadi kepada Ayu dan Cantika, mendengar cerita Dara bukannya prihatin justru membuat keduanya tertawa terbahak-bahak. Kebiasaan Dara yang selalu mengintip Haru memang baru di ketahui Ayu dan Cantika jadi tak heran mereka menganggapnya lucu, terlebih lagi ancaman Nando yang cukup berat.
“ Kami hanya bisa mengucapkan selamat menikmati.” Seru Ayu dan Cantika kompak.
“ Kalian benar-benar sahabat yang menjengkelkan.” Komentar Dara memasang wajah kecut di hadapan mereka yang masih asyik menertawakannya.
*Skip
Beberapa menit sebelum bel pulang sekolah berbunyi, Dara sudah memasukkan semua buku-buku yang berserakan di atas mejanya masuk ke dalam tas. Soal yang di berikan oleh guru di depan sudah selesai dan tinggal di kumpul olehnya, ketika ia menoleh ke kanan sosok Nando sudah memperlihatkan buku catatannya dengan maksud menyuruh Dara untuk memulai tugasnya menjadi babu tugas oleh Nando.
“ Dasar b******k, kenapa nggak dari tadi sih.” Bisik Dara kesal namun meraih buku Nando kemudian mulai menyalin jawaban yang sudah ada di bukunya.
Sebentar lagi waktu habis dan Dara masih mengerjakan tiga dari sepuluh soal, sedangkan Nando saat ini sedang asyik bersender di bangkunya dengan senyum kebahagiaan. Dara mempercepat tulisan tangannya tak peduli hasilnya akan bagus atau tidak yang terpenting adalah jawabannya sama dengan miliknya. Ayu dan Cantika sudah selesai dan menengok Dara yang masih mengerjakan soal, mereka tak tau kalau soal itu bukan miliknya melainkan milik Nando.
Bel sekolah akhirnya berdering dan semua tugas soal barusan segera di kumpul di meja guru, satu persatu murid naik membawa buku mereka sementara Dara masih belum selesai mengerjakannya, belum lagi Nando berpesan ia tak ingin ada satu soal pun yang terlewatkan.
Satu menit kemudian akhirnya Dara selesai mengerjakannya, ia meletakkan buku milik Nando dengan penuh emosi kemudian tiba giliran Dara yang mengumpulkan bukunya. Beruntung bu Ratih masih mau menunggunya dan Nando tanpa ketahuan bahwa Dara lah yang baru saja menyelesaikannya.
Saat ini Dara terlihat duduk berjongkok di lantai kelas, Nando meliriknya heran dan kemudian menyentuh kepala gadis itu yang membuat Dara langsung mendongak menatapnya tajam.
“ Lain kali jangan berikan tugas di menit terakhir akan di kumpul.” Lontar Dara ketus.
“ Gue hanya nunggu lo selesai baru ngasih buku gue, nggak salah kan.” Balasnya santai.
“ Oke hari ini gue maafin, tapi awas aja lo nyusahin gue kaya tadi.” Ancam Dara hanya membuat Nando terkekeh mendengarnya.
*Skip
Terdengar suara ketukan pintu di luar namun saat ini Dara sangat malas untuk membuka pintu, ia sedang asyik dengan drama Korea yang sedang di nontonnya di televisi seakan tak mau ketinggalan tiap adegan yang di tayangkan. Nada yang berada di kamarnya menyahut dari lantai dua dan menyuruh Dara untuk segera melihat siapa yang datang, kalau sudah Nada yang menyuruh mau tidak mau Dara harus mematuhinya sehingga ia terpaksa meninggalkan adegan yang paling di tunggu-tunggu.
“ Siapa sih ganggu aja.” Keluh Dara dan setelah pintu terbuka wajahnya otomatis berubah dengan kedua mata membulat sempurna.
“ Kak Haru? Ada apa tumben ke rumah.?” Tanya Dara mulai gelagapan.
“ Aku mau ketemu kamu.” Jawabnya berhasil membuat jantung Dara berdebar tak karuan.
“ Ketemu aku? Buat apa kak.?”
“ Kamu nggak mau ngizinin aku masuk dulu.?”
“ Maaf..maaf kak, silahkan masuk.” Ucap Dara sampai melewatkan hal itu saking senangnya Haru datang karena ingin menemuinya.
Setelah Haru duduk ia pun mulai menjelaskan tujuan kepada Dara bahwa Haru ingin menjadikan Dara sebagai model pemotretannya untuk pengambilan nilai minggu ini, setahu Dara, Haru paling jarang memotret manusia biasanya dia hanya akan memotret bangunan, tumbuhan, atau pemandangan. Mengetahui Haru memilihnya menjadi model pemotretan tentu membuat Dara sangat senang dan langsung menyetujui tawaran Haru tersebut.
“ Sebenarnya aku butuh dua orang, kira-kira Nada mau nggak yah.?”
“ Hmm.. soal itu nanti biar aku tanya kak Nada, tapi kalo misalkan dia nggak bisa gimana kak.?”
“ Ya udah kamu aja kalo gitu, tapi tolong kasih tau Nada yah.”
“ Siap kak, serahkan semua pada Dara.” Ucap Dara penuh semangat.
Setelah menyampaikan tujuannya datang menemui Dara, Haru pun pamit undur diri. Baru beberapa menit yang lalu Haru keluar, Dara sudah loncat-loncat kegirangan ia tak menyangka haru telah memilihnya menjadi model untuk tugas kuliahnya. Oleh karena itu Dara tidak ingin sampai mengecewakan haru, pertama-tama dia akan membujuk Nada untuk ikut bersamanya meskipun Nada mungkin akan menolaknya karena sibuk, jurusan kedokteran memanglah bukan sembarang jurusan apalagi sudah berada di semester akhir yang tugasnya sudah sangat sibuk ini dan itu.
“ Kak, sibuk yah.?” Seru Dara ketika sudah berada di kamar kakaknya.
“ Nggak juga, kenapa emang.?” Tanya Nada sambil menoleh ke arah Dara.
“ Barusan kak Haru datang, dia mau minta tolong sama kita berdua buat jadi modelnya, kak Nada bisa nggak.?”
“ Kapan.?”
“ Hmm hari minggu.”
“ Bisa.”
“ Hah, serius kakak bisa? Beneran nggak sibuk.?”
“ Sibuk banget sih nggak, Cuma kalau minta tolong buat jadi model doang sih kakak bisa.”
“ Ya udah kalau gitu aku kabarin ke kak Haru, dia pasti senang mendengarnya.” Seru Dara berlalu meninggalkan kamar Nada.
*Skip
“ Tante, kak Haru mana.?” Tanya Dara pada mama Haru yang sedang mengurus bunga di halaman rumahnya.
“ Ada di dalam, baru aja masuk.” Jawabnya ramah.
“ Dara masuk yah.” Sahut Dara segera masuk ke dalam rumah itu tanpa rasa canggung.
Ketika Dara baru saja tiba di ruang tamu ia sudah di hadang oleh Nando yang sedang asyik bermain game, meskipun fokusnya tertuju pada layar ponsel tubuhnya refleks menghalangi dara yang mencoba untuk lewat dengan sabar.
“ Minggir gue mau lewat.” Ucap Dara sudah mulai kesal.
“ Mau ngapain.?”
“ Mau ketemu kak Haru.” Jawabnya ketus.
“ Kan bisa lewat hp, kok pake datang ke rumah segala.” Ledek Nando mulai usil.
Ketika Dara dan Nando sedang ribut satu sama lain, Haru pun muncul dan terkejut dengan kedatangan Dara saat itu. Dara pun memberitahu haru kalau Nada telah menyetujui ajakannya untuk menjadi model dan hal itu membuat Haru sangat senang mendengarnya.
“ Makasih ya Ra.” Seru Haru merasa tertolong.
“ Santai aja lagi kak.” Lontar Dara tersenyum malu.
Dara tidak sadar kalau saat ini Nando tengah memperhatikannya dengan senyuman jahat, sadar tengah di perhatikan Dara pun segera pamit undur diri takut jika sewaktu-waktu Nando melontarkan kata-kata yang membuatnya malu di hadapan Haru.