Tahun ajaran 2016/2017
.
.
.
.
Flashback On
Dara merasa bosan terus berada di kelas saat jam pelajaran berakhir, Cantika dan Ayu sedang asyik membahas drama Korea yang sedang booming akhir-akhir ini.
Dara melirik ke sebelahnya dimana Nando terlihat sedang asyik tertidur, Dara yang iseng segera menyumbat hidung Nando dengan kedua jarinya sehingga membuat cowok itu langsung terbangun setelah merasa sulit untuk bernafas.
" Lo apa-apaan sih." Keluh Nando dan membuat Dara tertawa terpingkal-pingkal.
Bekas jarinya tadi ia bersihkan dengan seragam Nando, cowok itu lagi-lagi merasa kesal karena telah di ganggu tidur.
" Ke kantin yuk, gue traktir." Ajak Dara dan langsung membuat Nando bangkit dari kursinya.
Waktu itu Dara dan Nando masih menginjak kelas 1 SMA dimana sebentar lagi keduanya akan naik kelas dua, dan hubungan mereka masih sangat dekat sebelum kejadian yang tak inginkan terjadi.
" Mbak aku pesan teh botol sama mie ayam satu yah. " Ucap Dara pada mbak kantin.
" Kalau aku es jeruk sama nasi goreng pake gorengannya dua ya mbak. " Lanjut Nando kemudian.
" Siap.. Siap, kalian duduk aja nanti mbak anterin."
Dara dan Nando segera menelusuri kantin mencari tempat yang pas untuk mereka makan, tiba-tiba saja seseorang menabrak Dara yang membuatnya hampir terjatuh. Dara menoleh dengan cepat, dan ternyata orang yang menyambarnya terkena tumpahan kuah bakso yang membuat seragamnya kotor.
" Maaf.. Maaf, aku nggak sengaja. " Ucap Dara merasa bersalah.
" Harusnya aku yang bilang gitu, kan aku yang nggak sengaja nabrak kamu. " Ucap Ersan terlihat gugup.
" Tapi seragam kamu kotor."
" Nggak apa-apa. "
" Ini, pake sapu tangannya buat bersihin seragam kamu." Dara memberikan sapu tangannya pada Ersan dan di terimanya dengan senang hati.
" Ra, ayo buruan duduk." Sahut Nando yang sudah duduk lebih dulu.
" Iya bentar."
" Aku minta maaf sekali lagi yah. " Ucap Dara kembali menatap Ersan.
" Sapu tangannya.? " Tanya Ersan terlihat bingung harus mengembalikannya kapan.
" Buat kamu aja." Lontar Dara segera meninggalkan cowok itu dan menghampiri Nando.
Sejak saat itu Ersan merasa tertarik dengan Dara, tanpa Dara sadari setiap hari cowok itu selalu mengikutinya kemana pun ia pergi. Setiap Dara selesai di kelas dan menuju kantin pasti Ersan selalu datang untuk melihatnya.
Sisi lain dari Ersan saat ini masih sangat polos dan culun, ia tak memiliki banyak teman untuk di ajak bicara. Kemana-mana dia selalu sendirian, tapi setelah bertemu dengan Dara kehidupannya berubah.
Hari itu Ersan ingin mengembalikan sapu tangan milik Dara, tapi setiap Ersan ingin mengembalikannya Dara selalu bersama Nando yang membuat Ersan takut untuk sekedar mendekatinya.
" Ra, lihat deh cowok itu dari tadi liatin lo. " Seru Cantika dengan nada yang pelan agar Ersan tidak mendengarnya.
" Bukan hanya liatin aja, dari kemarin kayaknya dia selalu ngikutin lo deh. " Sambung Ayu.
" Mana sih.? " Tanya Nando yang terpancing untuk melihat cowok yang di katakan oleh Cantika dan Ayu tadi.
" Itu sana yang pake kaca mata hitam. " Tunjuk Ayu sangat hati-hati.
" Udah ah jangan di bahas, kalian aja yang ge'er bisa aja kan hanya kebetulan." Lontar Dara tak ingin membuat mereka memikirkan soal cowok yang bahkan tidak di kenalnya itu.
**
Sepulang sekolah hari ini Dara harus pulang sendirian karena Nando sedang mendapat hukuman dari guru mereka setelah datang telat hari ini. Dara terpaksa harus naik taksi untuk pulang ke rumah, saat ini Dara sedang menunggu taksi yang ia pesan lewat online dan tak menunggu waktu lama taksi itu pun akhirnya datang.
Sebelum pulang ke rumah, Dara ingin singgah ke gramedia untuk mencari buku. Dan taksi itu berhenti di tujuan yang Dara minta, ketika Dara selesai membayar ongkos taksinya tak sengaja ia melihat sosok yang tidak asing tengah memperhatikannya dan bersembunyi di balik tiang listrik.
Kali ini Dara tidak memperdulikannya, ia tetap berjalan masuk ke dalam gramedia. Setelah urusannya selesai dan hendak kembali ke taksi, tiba-tiba saja seseorang merebut tas Dara dan membuatnya terjatuh ketika mempertahankan tas itu untuk tidak di rebut.
Karena suasana nya sedang sepi Dara tak tau harus meminta tolong pada siapa, tapi seorang cowok dengan seragam SMA yang sama dengan Dara baru saja berlari mengejar pencuri tas Dara. Sementara itu Dara yang terlihat kaget, hanya dapat pasrah dengan cowok yang berlari mengejar tas miliknya.
" Mana hp gue ada di dalam tas lagi. " Keluh Dara sedih.
Seseorang tiba-tiba menyodorkan tas miliknya yang membuat Dara langsung mendongak menatap wajah orang yang baru saja mengambil tas miliknya, Dara mendapati sosok cowok yang selama ini mengikutinya dan Dara sadar akan sikap cowok itu kalau selama ini dia memang mengikuti Dara kemana pun ia pergi.
" Makasih yah." Ucap Dara tersenyum senang.
" Sama-sama." Balas Ersan tersipu malu.
" Oh iya, ini satu tangan punya kamu, aku balikin. " Lanjutnya sambil menyodorkan sapu tangan yang membuat Dara kebingungan.
" Ini sapu tangan aku, kenapa bisa sama kamu.? "
" Waktu itu di kantin bukannya kamu ngasih ke aku buat bersihin seragam ku yang kena kuah bakso. "
" Oh iya aku lupa, ya ampun kok aku bisa sampai lupa kalau itu kamu. " Ucap Dara benar-benar tidak mengingat Ersan.
" Namaku Ersan, kamu Dara kan. "
" Iya, aku Dara."
Dan sejak Ersan memberanikan diri untuk lebih dekat dengan Dara, ia pun lebih sering menemuinya dan mengajaknya bicara untuk sekedar mengobrol hal random. Hal itu rupanya membuat Nando terusik, ia tak pernah melihat Dara dekat dengan cowok lain selain dirinya, dan pada suatu hari Nando memperingati Ersan untuk menjaga sikapnya.
**
Kenaikan kelas menuju kelas dua pun tiba, Dara dan Nando berpisah untuk pertama kalinya sejak mereka SMP. Dara harus masuk jurusan IPA sedangkan Nando masuk jurusan IPS, dan secara kebetulan Dara satu kelas dengan Ersan. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama selama kelas dua, Ersan bahkan merubah penampilannya lebih keren agar pantas bersama Dara.
Semenjak Ersan berubah rupanya banyak murid cewek yang tertarik padanya, namun sayangnya tak ada satupun yang di lirik oleh Ersan melainkan hanya Dara seorang.
Setelah beberapa waktu berlalu, Ersan mencoba untuk memberanikan diri menyatakan perasaanya pada Dara. Tepat di tengah-tengah pergantian semester 2 waktu itu, Ersan sengaja mengajak Dara untuk pulang bareng.
" Ra, aku mau ngomong sama kamu serius." Ucap Ersan lirih.
" Ngomong aja lagi." Balas Dara mempersilahkan.
" Aku suka sama kamu Ra, kamu mau nggak jadian sama aku. " Ungkap Ersan menatap lurus ke arah Dara.
Dara diam sejenak, ia tak berani menatap Ersan saat ini. Beberapa saat yang lalu ia merasakan getaran yang aneh pada dirinya, mungkin karena ini pertama kalinya ada seorang cowok yang menembaknya.
" Maaf San, aku udah suka sama seseorang. " Jawab Dara akhirnya.
" Siapa? Nando.?"
" Bukan, Nando cuma aku anggap seperti sahabat nggak lebih. "
" Terus siapa Ra.? "
" Aku suka sama kakaknya Nando. "
**
Penolakan berujung luka itu membuat Ersan berubah, ia tak sama seperti dulu lagi yang bersikap lembut dan semua itu ia lakukan sebagai bentuk protesnya terhadap Dara yang telah menyia-nyiakan perasaannya.
Emosi Ersan semakin besar ketika melihat Dara yang dekat dengan Nando layaknya sepasang kekasih, meskipun Dara bilang mereka hanya berteman tetap saja semua itu mengganggunya.
Perselisihan antara Nando dan Ersan di mulai di kelas dua, dimana mereka sering cek-cok bahkan terlibat perkelahian. Nando memang tidak tahu apapun soal perasaan Ersan pada Dara, mereka merahasiakan semua itu dari Nando bahkan siapapun.
Suatu hari Ersan tidak sengaja melihat Dara yang masuk ke dalam toilet seorang diri, diam-diam Ersan membuntutinya bahkan ia berani masuk ke dalam toilet cewek hanya untuk mengikuti Dara.
Dari ruang toilet yang bersebelahan dengan Dara, Ersan mengeluarkan ponselnya dan memotret Dara dari atas yang sedang mengganti baju untuk persiapan olahraga di jam berikut. Setelah melakukan aksinya itu Ersan keluar, ia beruntung karena tidak ada yang melihatnya keluar dari toilet cewek.
" Lihat aja Ra, kalau kamu nggak mau jadian sama aku, aku akan menyebarkan foto ini ke semua orang." Ucap Ersan sambil menatap hasil foto yang ia dapat barusan.
Sepulang sekolah Ersan sengaja menunggu Dara di depan gerbang, tapi sayangnya Dara terlihat pulang bersama seseorang yang bukan Nando. Hal itu memicu rasa penasaran Ersan dan segera mengikutinya, dari belakang terlihat cowok yang bersama Dara lebih tua dari dirinya tapi Ersan tidak mengenal siapa cowok itu.
" Rupanya kau lebih nakal dari yang ku pikirkan. " Ucap Ersan sambil menancap gas motornya agar lebih cepat mengejar mereka.
Ketika Dara dan cowok itu tiba di sebuah warung makan, Ersan juga ikut berhenti dan sembunyi agar tidak ketahuan.
" Dasar cewek gatel," Komentar Ersan dan berlalu meninggalkan tempat itu.
**
Dan keesokan harinya, Ersan mendatangi meja Dara dan menatapnya dengan senyum merekah. Dara sudah lama tidak mengobrol dengannya sehingga ia merasa sedikit canggung, terlebih lagi ketika ia mengingat saat dimana Ersan menembaknya.
" Ra, aku belum nyerah sama kamu yah, aku masih mau kamu jadian sama aku." Ucap Ersan membuat Dara terkejut.
" Aku nggak mau San, aku kan sudah bilang kalau aku suka sama orang lain. "
" Kalau kamu nggak mau, aku bakal sebarin foto b***l kamu ke semua orang. " Bisik Ersan agak pelan agar tak ada yang mendengarnya.
" Maksud kamu apa ngomong gitu.? " Tanya Dara tidak mengerti.
" Semua tergantung dari kamu Ra, kalau kamu mau jadi pacarku, aku nggak akan melakukan hal kotor itu. " Ersan bangkit dari tempatnya dan segera meninggalkan Dara.
" Jawabanku tetap sama, aku nggak akan mau jadian sama kamu. " Ucap Dara sehingga membuat semua orang di kelas menatap mereka heran.
Ersan terlihat malu dengan pernyataan Dara barusan, dan meninggalkan kelas secepat yang ia bisa.
Sejak saat itu Ersan memutuskan untuk pindah kelas agar ia tak satu kelas dengan Dara lagi, semua itu ia lakukan setelah apa yang di lakukan Dara padanya.
Di saat Ersan meninggalkan kelas 2-2 Ipa, Nando yang dari kelas IPS berhasil pindah ke kelas itu. Dan akhirnya kedekatan Dara dan Nando kembali terjalin, namun sayangnya mereka lebih sering bertengkar dan saling menyalahkan tepat di saat mereka menginjak kelas dua di semester kedua.