"Tunggu, Lania.. Ah.. Jangan seperti ini!" "Aku sudah tidak bisa menunggu lagi!" Lania menarik dasi Vino, melepas paksa dasi tersebut dan menarik paksa kemeja yang Vino kenakan. Beberapa kancing baju tersebut terlepas tapi Lania sama sekali tidak peduli dengan apapun. Ia terus mendorong tubuh Vino hingga terpojok di pintu ruang tamu mereka. "Sa-sayang, Tu-tunggu!" Seraya memegang kedua bahu Lania, Vino panik bukan main. Ia baru pulang kerja tapi Lania yang membukakan pintu langsung berusaha untuk melepas seluruh pakaian Vino, memaksanya dan mendesaknya. "Aku sudah menunggumu sampai kamu pulang kerja. Sekarang kamu memintaku menunggu lagi?" Lania tidak mendengarkan Vino, ia langsung menyesap bibir lembut Vino. Tak ingin lagi mendengar apapun. "Haaaah.. Haaahh..." Vino terengah ak