"Ah, licin sekali. Aku jadi tidak bisa meremasnya!" papar Vino kala jemarinya yang bermain indah itu berada di gunung kembar Lania. "Untuk apa kamu meremasnya! Cepat sabuni aku!" titah Lania yang tidak tahan dengan segala sentuhan dari Vino. Vino tersenyum kecil, saat ia mendapatkan perintah tersebut dari Lania. Sebelumnya Lania selalu protes dengan beragam cara Vino, ayah dan kakek lakukan. Tapi, ia kali ini justru meminta Vino untuk segera menyabuni tubuhnya. Jemari Vino terasa begitu licin dengan buih sabun yang menyelimutinya, Vino sendiri basah dan terciprat buih-buih sabun. Ia juga tanpa busana saat memandikan Lania. Kaki Lania sudah gemetar menahan gejolak dari apa yang Vino lakukan di tubuhnya. Tumpuannya goyah, sehingga Lania terpaksa berpegang pada tembok kamar mandi. Namun