"Maksudku, aku akan melahapmu sebagai sarapanku!" Vino tanpa segan, langsung menyisipkan tangannya ke dalam pakaian Lania. Memaksakan kehendaknya di pagi hari yang seharusnya sudah menjadi pagi yang tenang bagi mereka. "Tidak, jangan sekarang. Aku sudah mandi!" Lania setengah menolak tapi ia tidak benar-benar mendorong tubuh Vino. "Nanti, kita mandi lagi bersama. Jika perlu, aku mohon sekali saja!" pinta Vino dengan tatapan matanya yang bersinar. Lania tidak mengerti bagaimana hal ini bisa terjadi begitu saja, padahal niatnya Lania hendak membangunkan suaminya itu untuk pergi bekerja. Baru saja semalam mereka baikan, meski Lania tak sepenuhnya memaafkan Vino. Ia tidak bisa berbohong jika hatinya resah akan kehadiran Julia di kantornya. Tapi, Lania bisa bernapas lega. Sebab ucapan V