Tertipu

1010 Kata
Di perantauan ini Faqih sudah sekitar 5 tahunan. Berpindah-pindah dari satu job ke job lain. Semuanya berawal dari sebuah pekerjaan yang mempertemukan ia dengan sebuah keluarga yang saat ini sudah di anggap sebagai keluarganya juga. Dari keluarga ini juga ia bisa mengungkap sebuah rahasia yaitu mengenai silsilah keluarganya dan dari keluarga ini juga yang membuat ia tahu sebuah kelebihan serta kekurang yang selama ini terpendam dalam dirinya. Sampai saat ini Faqih belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Semenjak dari kampung ia sekalipun tak pernah kembali pulang ataupun mengabari keadaannya pada kedua orang tuanya. Ia pun juga tidak tahu keadaan orang tuanya disana apakah sehat walafiat atau sudah tiada. Dari satu proyek ke proyek kecil lainnya ia selalu berpindah tempat. Kemanapun ada peluang untuk bekerja selalu ia usaha untuk menekuninya. Meski gaji yang kecil tidaklah menjadi hambatan buat ia terus bekerja keras. Hingga suatu hari tanpa sengaja nasib yang mempertemukan ia dengan teman masa kecilnya di kampung. Kebetulan mereka juga tetangga dekat. Nasib teman Faqih itu kelihatan lebih baik dari pada Faqih karena di lihat dari sarana yang ia gunakan saat bertemu dengannya. Dari sisi pakaian juga tampak ia lebih rapi. Terlihat ia lebih berkelas. Gaya bicaranyapun meyakinkan. Mengetahui Faqih yang tidak memiliki pekerjaan tetap, membuat sang teman mencoba menawari sebuah pekerjaan. Tentu saja job itu tidak jauh jauh dari proyek pembangunan. Rupanya sang teman memiliki pekerjaan sebagai pemborong bangunan. Sudah beberapa tahun terakhir ia berhasil mengerjakan proyek kecil berupa membangun rumah pribadi. Gaji yang ia tawarkan juga sangat menggiurkan karena mengingat tetangga pasti akan beda perlakuannya dengan orang lain, begitu kata sang teman. Faqih yang mendapat angin segar begitu tanpa pikir panjang langsung mengiyakan tawaran teman tersebut. Apalagi tidak hanya dari segi pendapatan yang lebih baik ia tawarkan tapi tempat tinggal dan makan juga ia berani menanggung semuanya. Semua kesejahteraan Faqih di tanggung teman tersebut. ***** Keesokan harinya, setibanya Faqih disana ia langsung bekerja di sebuah proyek perumahan. Posisiku saat itu hanya sebagai pembantu tukang dengan gaji harian 100rb dan tempat tinggal di rumah sekaligus gudang yang ada di lokasi. Sang teman mengatakan sementara memang ia di tempatkan di lokasi itu bersama beberapa orang juga yang temannya datangkan dari Jawa. Faqih masih berpikiran positif karena ia pikir temannya tak mungkin membohonginya seperti kejadian lima tahun yang lalu. Selama beberapa hari bergabung di kerjaan yang baru walaupun jenis kerjaannya sama, Faqih tidak menemui hambatan yang berarti. Semua berjalan normal, mulai dari jam kerja, waktu istirahat, makan hingga tiba masanya waktu gajian. Bulan pertama ia masih diberi gaji full sesuai dengan yang di janjikan oleh sang teman. Namun ketika menginjak bulan kedua, mulai ada sedikit perubahan pada kerjaannya. Pekerjaan yang seharusnya ia garap bersama teman temannya mulai berkurang. Begitu juga dengan bahan material yang ada, tidak cukup untuk mengejar progress sesuai target. Imbasnya jelas pada kehidupan Faqih dan teman temannya. Satu persatu mulai mengundurkan diri setelah mendapati gaji bulan berikutnya yang tidak sesuai dengan harapan. Mereka hanya menerima separuh dari yang seharusnya apa yang mereka dapat. Sementara Faqih masih bertahan karena selalu termakan omongan manis sang teman. Ia masih percaya dengan semua janji temannya meski sebenarnya batinnya juga menjerit. Sebulan berikutnya kondisi tersebut tidak makin baik dari sebelumnya. Justru kondisinya semakin parah, bahan material untuk melanjutkan pekerjaan nyaris tidak ada. Pekerja juga hanya tersisa Faqih seorang diri. Namun keperluan makan dan rokok untuknya masih sering di antar oleh sang teman. Faqihpun semakin nelangsa di lokasi proyek seorang diri. Ia tak memiliki teman lagi disana. Beruntung lokasi proyek berada di tengah kota sehingga ia tak sulit untuk melompat ke pekerjaan yang lain. Sikap teman Faqih sedikit demi sedikit mulai menunjukkan sifat aslinya. Tanpa sengaja Faqih di temui oleh sang pemilik rumah yang di bangun oleh mandor temannya. Dari situ ia tahu jika selama ini selalu memenuhi semua permintaan temannya untuk mengerjakan proyek tersebut hingga selesai. Tapi realita di lapangan justru sebaliknya. Faqih yang mendapati kenyataan demikian merasa sangatlah terpukul. Apalagi ini orang yang ia sangat percaya untuk mengubah nasibnya karena ia tetangga sendiri. Pantas saja jika banyak mantan buruhnya yang tidak tahan bekerja padanya. Sebenarnya Faqih sebelumnya pernah di ingatkan oleh beberapa mantan buruh yang sempat bekerja dengan temannya. Tapi karena Faqih orangnya terlalu polos, sehingga ia hanya menganggap semuanya hanyalah angin lalu. Eh ternyata semuanya jadi terbukti benar. Alhasil Faqih kembali kecewa pada temannya tersebut. Ia pun mencoba mencari pekerjaan lain lagi. Tapi anehnya sang teman yang telah membohongi dirinya malah mengajak ia lagi untuk bekerja padanya. Tentu saja dengan mulut yang lebih manis lagi kecapnya. Kali ini ia di beri garansi jika job kali ini sudah matang semuanya. Dan Faqih juga di beri fasilitas kendaraan untuk meyakinkan dirinya meski sebenarnya itu hanyalah motor butut yang sudah seharusnya masuk pensiun atau tidak layak lagi untuk di pakai. Karena sampai saat itu ia belum juga mendapatkan pekerjaan mau tidak mau ia menerimanya. Ia pikir daripada menganggur di kampung orang rasanya akan suntuk. Namun nasib sial kembali di alami seorang Faqih. Ia harus menelan pil pahit karena kembali di bohongi oleh temannya. Kejadian itu kembali terulang lagi, pekerjaan jadi tidak selesai sesuai pesanan tuan rumah. Padahal semua p********n untuk itu telah di selesaikan oleh pemilik rumah. Begitu juga bahan material juga sudah siap, tapi karena tak ada buruh yang mau mengerjakan karena tak di gaji. Kembali Faqih harus gigit jari untuk kesekian kalinya. Namun sisi positifnya ada juga, ia jadi bertambah ilmunya, semua pekerjaan yang dikerjakan tukang ia jadi bisa kuasai, yang dulunya ia hanya tahu jadi pembantu tukang, sekarang ia bisa kuasai semuanya baik tukang maupun pembantu. Setelah sang mandor atau teman Faqih itu tidak dapat pekerjaan borongan lagi karena tidak ada orang lagi yang percaya dengan kerjaan sang mandor, Faqih memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Tidak perlu waktu lama, takdir juga akhirnya yang mempertemukan ia dengan seseorang yang mengungkap sesuatu kelebihan dalam dirinya. Orang tersebut adalah seorang pengembang atau developer rumah independen yang rumahnya pernah ia kerjakan sebelumnya dengan sang mandor yang bermasalah kemarin. Beruntung ia sempat bertukar nomor ponsel dengan beliau, dan beliau juga yang tahu hasil kerjanya serta kejujuran seorang Faqih. Kehidupan baru Faqihpun barulah di mulai di tanah Kalimantan ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN