[Author’s POV] “Aaaaaah!” Bruaaaak! Jeritan para bandit terdengar keras saat tubuh mereka terpelanting ke berbagai arah. Elaine maju dengan kedua tangan terlentang, ekspresi wajah menyeramkan, dan juga cahaya kuning menyelimuti kedua telapak tangan. Bukan hanya para bandit yang kini bergelimpungan di tanah kesakitan, bahkan sang kusir dan Rhys tidak bisa berkedip melihat kehebatan gadis enam belas tahun tersebut. Kleigh mendesah lelah dan memilih untuk tidak melihat pertempuran tersebut. Karena ia tahu bahwa itu bukan pertempuran, melainkan pembantaian sepihak. “Hosh …” Rhys mengamati Kleigh yang mendesah seakan dunia akan berakhir sebelum mendekat ke arahnya. Dia tidak terlalu peduli lagi pada jeritan kesepuluh bandit yang menjadi sasaran serangan membabi buta Elaine. “Kleigh, apa