"Lauryn Athenna." Reiner mengulangi lagi nama wanita yang selalu ia sebut Nona Mawar Hitam. Dan sekarang ia sudah mengetahu nama asli wanita itu.
"Data pribadimu tidak ada di pencarian penduduk negara ini." Reiner telah mencari nama Lauryn, tapi ia tidak menemukannya.
"Alexander William telah menghapus semua data tentangku. Kau tidak akan pernah bisa menemukannya."
"Ah, seperti itu. Alexander William rupanya bekerja dengan sangat rapi. Pria itu menyembunyikanmu seolah kau tidak pernah ada di dunia ini." Reiner sedikit mengetahui tentang Alexander, pria itu perusahaan perhotelan yang terkenal di Amerika. Ia termasuk dalam seratus orang terkaya di benua Amerika.
Namun, seorang Alexander tidak seharusnya menyinggungnya. Pria itu sama saja dengan cari mati. Lihat bagaimana ia akan menagih kerugian yang diciptakan oleh pria itu.
"Apa hubunganmu dengan Alexander William?"
"Dia ayahku."
Reiner mengerutkan keningnya. Ia yakin Alexander hanya memiliki satu putri, dan itu bukan Lauryn Athenna, melainkan Irene William.
"Ibuku adalah seorang putri pelayan di kediaman itu. Dan keberadaanku dirahasiakan. Tidak ada yang tahu bahwa aku adalah putri Alexander William." Lauryn menambahkan. Sebenarnya ia tidak ingin menjelaskan, tapi ia harus berkata yang sebenarnya agar Reiner tidak menghalangi langkahnya.
Bagi keluarga William ia adalah aib. Ayahnya tidak pernah menginginkan anak dari seorang pelayan. Yang berhak melahirkan anaknya hanyalah istri sah. Namun, saat itu dengan alasan bahwa ayahnya tidak mungkin membunuh putrinya sendiri, ia membiarkan dirinya hadir ke dunia ini.
Akan tetapi, percayalah alasan itu hanyalah sebuah kebohongan besar. Pada kenyataannya ia dilahirkan agar bisa menjadi senjata untuk ayahnya. Jika Irene akan menjadi pewaris seluruh kekayaan ayahnya, maka ia adalah alat yang digunakan untuk memuluskan jalan Irene.
Saat Irene menghambur-hamburkan uang dengan membeli berbagai barang bermerk serta bersenang-senang dengan mengelilingi dunia, ia harus menjalani berbagai tugas berbahaya dengan mempertaruhkan hidupnya demi kemewahan hidup Irene.
Ketika Irene mendapatkan semuanya dengan mudah, ia harus berjuang keras untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Bahkan, setelah berjuang keras ia masih tidak bisa mendapatkan hal itu.
Hidup Irene dibanjiri dengan kasih sayang, sedangkan dirinya? Jangankan kasih sayang, ia bahkan tidak bisa tinggal satu rumah dengan ayahnya sendiri. Ketika ia masih kecil, ia sering merasa iri pada Irene.
Irene tinggal di rumah utama yang megah dengan ayahnya, sedangkan ia harus tinggal di paviliun kecil jauh dari bangunan utama.
Namun, seiring berjalannya waktu. Hatinya mengeras. Tidak ada lagi harapan bahwa ayahnya akan bermain bersamanya. Tidak ada lagi harapan bahwa ayahnya akan menyayanginya sama seperti menyayangi Irene.
Saat ia masih kecil ia sering menangis, tapi sejak ia dikirim ayahnya menuju ke neraka. Ia tahu bahwa air mata adalah hal yang paling tidak berguna di dunia. Oleh karena itu ia tidak pernah menangis lagi sampai hari ini. Bahkan setelah ia tahu bahwa ibunya sudah tiada, ia juga tidak meneteskan air matanya.
Tidak ada orang yang boleh melihat kesedihannya. Ia hanya menunjukan ketenangannya.
Dari ayahnya lah Lauryn belajar menjadi tidak berperasaan dan berhati besi. Dari ayahnya juga ia belajar untuk mendapatkan sesuatu, ia harus berjuang tanpa memikirkan moral. Entah itu merebut atau membunuh, ia tidak akan ragu untuk melakukannya.
Kenangan mengalir keluar dari benaknya, seperti air yang keluar dari bendungan yang rusak.
Dan sekarang sudah tidak ada lagi batasan baginya dalam bertindak. Dengan ayahnya mencoba untuk membunuhnya, maka ikatan di antara mereka sudah selesai. Terlebih ibunya juga sudah tiada. Lauryn memiliki kelemahan apapun lagi, ia bisa menuntut balas tanpa harus memikirkan tentang hubungan darah di antara mereka.
"Alexander melakukan hal yang benar. Jika aku jadi dia aku pasti akan menyembunyikanmu agar tidak ada seorang pun yang tahu." Reiner memiliki arti kata yang lain. Ia tidak suka miliknya diperhatikan oleh banyak orang.
Lauryn memiliki fitur wajah yang sangat halus. Iris matanya biru seperti lautan. Ia memiliki hidung mancung kecil, serta bibir mungil tipis berwarna merah muda. Keseluruhan wajah Lauryn sangat sempurna. Mungkin wanita ini bisa dinobatkan sebagai wanita tercantik di dunia.
Empat tahun lalu, ketika Reiner bertemu Lauryn warna rambutnya cokelat, tapi saat ini rambut Lauryn berwarna emas. Reiner tidak tahu warna asli rambut Lauryn yang mana, tapi Lauryn tampak luar biasa dengan warna-warna itu.
Tinggi badan Lauryn mungkin 173 cm, dengan berat badan seimbang. Lauryn memiliki tubuh yang ideal dengan bagian b****g dan p******a yang tidak berlebihan.
Reiner pernah merasakan dua bagian tubuh itu dengan tangannya, dan ia benar-benar suka dengan ukurannya yang sangat pas.
Sementara itu Lauryn menanggapi ucapan Reiner dengan pikiran lain. Reiner mungkin akan menjadikannya seorang simpanan, selamanya berada di dalam bayangan.
Lauryn tidak begitu peduli akan hal itu. Di dunia ini ia tidak membutuhkan pengakuan dari siapapun sama sekali.
"Namun, sebagai seorang ayah, Alexander benar-benar payah. Bagaimana dia bisa mengirimkan anak perempuannya sendiri ke sebuah tugas yang berbahaya." Reiner cukup yakin bahwa Alexander pasti memanfaatkan Lauryn untuk berbagai pekerjaan demi kepentingan pria itu sendiri.
Reiner merupakan pria yang kejam dan tidak berperasaan, tapi untuk mengirim darah dagingnya sendiri ke pintu neraka, ia tidak akan mungkin melakukannya.
Lauryn tidak membalas ucapan Reiner. Ia tahu dengan jelas seberapa buruk ayahnya yang bahkan tidak pantas disebut sebagai ayah.
"Pekerjaan apa saja yang sudah kau lakukan atas perintah ayahmu?" tanya Reiner. Ia sedikit penasaran. Sulit untuk mendapatkan informasi tentang Lauryn dari luar, jadi ia harus bertanya sendiri pada pria itu.
"Mencuri, menipu dan membunuh." Lauryn menjawab tanpa ragu.
Reiner sedikit terkejut dengan bagian terakhir jawaban Lauryn. Jadi Marah Hitamnya juga membunuh. Seberapa hebat wanita ini sebenarnya? Sejak awal Reiner telah merasakan aura tidak biasa dari Lauryn, tapi ia tidak pernah berpikir jika Lauryn akan seberbahaya itu.
"Kau cukup terlatih rupanya."
"Aku pernah belajar selama 9 tahun di kelompok pembunuh bayaran The Fox," seru Lauryn.
"Ah, kejutan," sahut Reiner.
The Fox merupakan kelompok pembunuh bayaran yang dipimpin oleh Peter Daxton, yang mendapat julukan "the killer". Peter seorang pembunuh terlatih yang telah membunuh lebih dari lima ratus orang. Pria itu sangat teliti dalam setiap pekerjaannya, terbukti dalam setiap pembunuhannya ia tidak pernah bisa tertangkap. Tak ada bukti yang bisa ditemukan di tempat kejadian perkara.
Selain itu Peter juga tidak memilih tempat. Ia bisa membunuh orang di mana pun, termasuk di ruang terbuka. Dalam setiap pekerjaan, Peter mematok harga puluhan ribu dolar, tergantung siapa yang harus ia lenyapkan.
Peter tidak sembarangan menerima orang untuk belajar di kelompoknya, jika Lauryn bisa masuk ke sana, artinya Lauryn memiliki sesuatu yang bagus. Peter akan menguji coba calon muridnya selama tiga bulan, dan jika muridnya masih bisa bertahan dengan selamat dalam tiga bulan itu maka dia bisa melanjutkan pendidikan di sana.
Memikirkan metode-metode kejam Peter dalam mendidik seseorang agar jadi pembunuh terlatih, Reiner memuji ketangguhan Lauryn. Ternyata ia tertipu wajah cantik Lauryn. Wanita itu lebih berbahaya dari yang ia pikirkan.
"Aku tidak menyangka bahwa seorang Alexander akan mengirim putrinya sendiri ke tempat itu."
"Tidak perlu heran. Dia bahkan bisa membunuh putrinya sendiri ketika dia sudah tidak membutuhkannya lagi." Cahaya dingin melintas di mata Lauryn.
Sejak awal ayahnya tidak ingin ia hadir, tapi karena memikirkan bahwa ia bisa dijadikan senjata ayahnya membiarkan ia hidup, atau mungkin hanya mengulur waktu kematiannya saja. Pada akhirnya ayahnya tetap memerintahkan pembunuhannya. Dan ia akan menghilang tanpa seorang pun tahu kehadirannya di dunia ini.
Ya, begitulah cara ayahnya menghilangkan noda di dalam hidupnya yang tercela. Lauryn benar-benar tidak berharap bahwa ia hadir di dunia ini karena Alexander William.
Ucapan Lauryn membuat Reiner berpikir bahwa orang yang berada di balik percobaan pembunuhan terhadap Lauryn adalah Alexander William, ayahnya sendiri.
"Apakah Alexander Wiliam adalah orang yang ingin membunuhmu?"
"Saat dia sudah tidak bisa menemukan cara mengendalikanku, maka dia akan menggunakan cara terakhir agar aku tidak menimbulkan masalah. Melenyapkanku, membuatku menghilang seperti buih di lautan." Luryn benar-benar membenci ayahnya dalam setiap tarikan napasnya.
Reiner ikut marah mendengar apa yang Lauryn katakan. Alexander, pria itu mencoba untuk melenyapkan Lauryn saat ia berusaha untuk mencari Lauryn. Pria itu mencoba untuk membersihkan jejak kejahatannya dengan membunuh Lauryn, sunggu licik.
"Jadi, kau ingin membalas dendam pada Alexander?"
"Jika aku tidak melakukannya, maka tidak ada gunanya aku hidup."
Lauryn benar-benar tidak kenal takut. Reiner tidak salah jika ia tergila-gila pada wanita ini. Tidak ada wanita yang cocok untuk mendampinginya selain Lauryn.
Ia tidak butuh wanita lemah dan manja di sisinya. Sebaliknya ia membutuhkan wanita yang bisa membantunya dalam setiap situasi. Akan sangat menyenangkan baginya jika ia bisa membawa Lauryn ke berbagai tempat tanpa harus mencemaskannya.
"Kau tidak perlu melakukan apapun. Aku akan melenyapkan pria itu dengan segera."
"Tidak!" Lauryn menolak cepat. "Aku bisa mengatasi masalahku sendiri."
Kepribadian Lauryn tidak seperti wanita lainnya. Akan merusak kebanggaannya jika ia harus mengandalkan orang lain di dalam hidupnya. Ia percaya ia mampu mengatasi setiap masalahnya sendiri, terlebih hanya membalas seorang Alexander.
Membunuh itu mudah. Lauryn bisa melakukannya hanya dalam hidungan detik. Namun, ia tidak ingin Alexander mati begitu saja. Kematian terlalu baik untuk pria itu. Lauryn harus menghancurkan seluruh harga diri dan kebanggaannya.
Ia akan membuat Alexander mengerti apa itu artinya sebuah kehilangan. Ia juga akan membuat Alexander merasakan bagaimana menyedihkannya tidak bisa melihat orang yang ia sayangi untuk terakhir kalinya.
Reiner tidak akan memaksa Lauryn untuk menerima bantuannya. Ia akan membiarkan wanita itu melakukan pembalasan sendiri,t api bukan berarti ia hanya akan menonton.
Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Lauryn, ia pasti akan turun tangan.
"Aku tidak akan ikut campur dalam urusanmu, tapi ingat baik-baik, tubuhmu adalah milikku. Tidak aku izinkan kau melukainya sama sekali!" tegas Reiner.
Lauryn tidak menjawab, ia hanya menatap Reiner dengan tatapan kosong. Bahkan ia tidak memiliki hak terhadap dirinya sendiri lagi.
Namun, ia bisa pastikan bahwa ia tidak akan pernah membiarkan dirinya dilukai lagi oleh orang-orang William.
tbc