Seminggu sudah Erik berada di Sukabumi. Komunikasi dengan Tasya sedikit terhambat karena sinyal di lokasi KKN Erik kurang bagus. Hal itu sangat mencemaskan Tasya.
Malam ini Tasya akan menginap di rumah Mamanya.
" Besok Tasya mau jenguk Erik ke tempat KKN nya Ma." Tasya memberitahukan niatnya kepada Heni. Tasya sudah sangat merindukan suaminya itu.
" Emang Kakak tahu tempatnya dimana?" Sang Mama menatap putri sulungnya.
" Tahu kan Erik udah ngasih alamatnya." Jawab Tasya.
" Pergi sama siapa?" Tanya Dany yang sedang merapikan majalah di bawah meja.
" Sendiri lah." Jawab Tasya.
" Jangan. Kamu diantar Pak Ading aja. Ntar sekalian suruh Pak Ading mudik juga. Pak Ading kan orang Sukabumi. Habis nganter kakak ke tempat Erik pak Ading nunggu di rumahnya. Pulangnya bareng lagi." Usul Dany yang duduk di samping istrinya. Pria itu tetap saja overprotektiv padahal umur Tasya sudah 21 dan ia juga sudah menikah dan punya anak.
" Mama setuju usul Papa. Jangan naik bis sendirian Mama khawatir." Ucap Heni. Ia tahu persis Tasya tidak terbiasa naik bis.
" Ya udah ntar Tasya titip Ehsan ya soalnya besok siang Oma juga pergi ke Banjarmasin." Tasya setuju.
" Tenang aja urusan Ehsan ada Mama sama Papa kok." Dany menyanggupi.
" makasih ya Ma, Pa." Tasya senang.
Esok harinya Pukul setengah enam pagi Tasya dan Pak Ading bersiap menuju kota Sukabumi tempat dimana Erik dan teman-temannya sedang melaksanakan KKN. Lokasinya cukup jauh. Menurut info dari Erik dari Jakarta ke sana memakaan waktu 6 Jam.
" Ma, Pa Tasya berangkat dulu ya." Pamit Tasya kepada orang tuanya seraya mengulurkan tangannya.
" Hati-hati ya sayang." Ucap Heni. Wanita berusia 44 itu menerima tangan Tasya lalu memeluknya.
" Dag Ehsan, Bunda pasti kangen kamu sayang." Tasya mencium Ehsan yang beradaa di gendongan sang Opa. Lalu melambaikan tangannya.
" Kalau udah sampai kasih kabar ya." Pesan Dany.
" Da da dah.." Bayi itu tertawa. Ia tidak menangis karena setiap hari sudah terbiasa ditinggal pergi ibunya
Mobil yang dikendarai Pak Ading melaju dengan cepat setelah 4 jam akhirnya tiba di kota sukabumi. Namun tempat KKN Erik masih 2 jam lagi karena berada di pedesaan yang lumayan jauh dari kota.
"Kita sudah sampai di kecamatan tinggal menuju desa. Tapi katanya akses jalan ke sana lumayan jelek Non, mobil ga bisa masuk harus naik ojeg dulu." Beritahu Pak Ading.
" Ya udah Tasya naik ojeg saja pak." Ucap Tasya.
Akhirnya mereka tiba di jalan menuju Desa tempat Erikk dan kawan-kawannya KKN. Di gapura jalan terbentang spanduk menandakan ada mahasiswa yang sedang KKn sehingga tidak akan sulit mencarinya.
" Tunggu di sini dulu ya Non, Bapak mau nanya-nanya dulu ke tukang ojeg." Pak Ading turun dari mobil yang baru di parkirnya di pinggir jalan. Tasya ikut turun.
" Punten Jang, Ke Desa Waluya masih jauh?" Tanya Pak Ading kepada salah satu tukang ojeg yang sedang mangkal.
" Setengah jam lagi Pak." Jawabnya.
" Si neng itu mau ke sana ke tempat KKN mahasiswa." Beritahu Pak Ading.
" Mau ke Desa Waluya?" Seorang wanita melirik ke arah Pak Ading dan Tasya.
" Iya Bu." Jawab Tasya.
" Bareng Ema aja Neng, Ema juga tinggl di sana." Ucap wanita berkerudung hitam itu.
" Wah kebetulan." Pak Ading senang.
" Iya, Ni Ma Isah orang sana juga." Beritahu tukang ojeg itu.
" Ya udah saya ambil dulu barang-barang ." Pak Ading bergegas membawa barang bawaan Tasya di dalam bagasi mobil yang jumlahnya tidak sedikit.
" Makasih ya Pak." Ucap Tasya.
" Maaf ya Bapak ga bisa antar Non Tasya sampai sana, Non Tasya hati-hati ya di sana kalau udah sampai kabari Bapak." Ucap Pak Ading.
" Iya Pak tenang saja." Ucap Tasya.
" Jemput Tasya hari senin pagi ya, disini." Pesan Tasya.
" Okey, Siap Non, salam buat Den Erik." Ucap Pak Ading. Ia memastikan ojeg yang ditumpangi Tasya dan Ma Isah berangkat.
Sementara itu Erik duduk gelisah di depan mesjid sambil menunggu adzan dzuhur.
" Lo kenapa Rik? " Tanya Bayu temannya.
" Ga knapa-napa, gua nungguin kabar dari cewek gua tapi susah dihubungin. Mana sinyal rada luplep gini." Jawab Erik tak semangat.
" Tenang paling dia masih di jalan." Bayu menenangkan Erik yang sedang galau.
" Mudah-mudahan ga terjadi apa-apa." Erik pun menenangkan diri sendiri.
" Yuk ah sholat dulu." Ajak Bayu.Saat adzan berkumandang keduanya masuk mesjid.
Sudah jam satu siang namun Tasya masih sulit dihubungi padahal barusan ia menanyakan kepada Pak Ading, katanya Tasya sudah sampai.
" Ya Allah semoga Tasya baik-baik saja." Doa Erik untuk istrinya.
Erik dan teman-teman mahasiswa lainnya kembali ke basecamp mereka yang terletak tidak jauh dari balai desa. Mereka berada di rumah warga. Mahasiswi yang berjumlah 7 orang tinggal di rumah pak sekdes sementara mahasiswa yang berjumlah 5 orang tinggal di rumah warga tidak jauh dari rumah pak sekdes. Lebih tepatnya di rumah kosong.
Tasya sudah sampai di rumah ma Isah. Tasya tidak menyangka jika dibalik bukit yang jalannya berliku itu terletak sebuah desa dengan pemandangan yang indah. Hamparan sawah, gunung dan sungai sebelumnya tak pernah terbayangkan.
" Nah ini rumah Ema neng." Ucap Wanita bernama Ma Isah.
" Rumahnya sejuk dan asri." Tasya kagum dengan pemandangan sekitarnya. Sangat jauh berbeda dengan pemandangan di Jakarta.
" Masuk dulu." Mak Isah mempersilahkan Tasya setelah membuka pintu rumahnya.
" Makasih Ma." Tasya tersenyum. Akhirnya sampai juga. Ia tidak sabar ingin bertemu Erik. Seperti apa rupa Erik setelah seminggu tidak bertemu.
Gadis itu lalu membawa tas dan barang bawaannya yang lumayan banyak ke dalam.
" Kalau tempat KKN mahasiswa mah masih sekitar satu kilo lagi dari sini. Mending neng Tasya mah istirahat saja dulu di sini. Nanti hubungi teman neng biar dia yang jemput." Perintah ma Isah.
" Iya Ma." Tasya mengangguk.
" Neng silahkan istirahat dulu. Ma mau nyiapin makan siang dulu ya." Seru wanita baik hati itu.
Tasya menurut masuk ke kamar yang tadi ditunjukan sang tuan rumah.
Tasya meraih ponselnya untuk menghubungi Erik namun sayangnya jaringan di sana jelek. Berkal-kali menelpon Erik namun tidak terhubung.
Saat mencoba mengirimkan pesan tiba-tiba ponselnya malah mati.
Yah low batt. Tasya kecewa.
Setelah memasang charger, Tasya yang merasa lelah setelah berjam-jam menempuh perjalanan panjang akhirnya tertidur pulas.
" Neng...neng...bangun sudah ashar, pamali kalau tidur sore-sore." Terdengar suara Mak Isah yang membangunkannya.
" Ya Allah udah sore." Tasya mengucek matanya. Kemudian bangun.
" Sholat dulu lalu kita makan ma udah masak." Perintah Ma Isah.
" Iya Ma." Tasya mengangguk.
Usai sholat Tasya berada di dapur. Tasya mengeluarkan barang bawaannya yang sebagian berupa makanan dan masakan yang sebenarnya bekal untuk Erik. Namun ia tidak enak menumpang makan di rumah ma Isah sehingga bekalnya iaa buka untuk dimakan bersama Ma Isah.
"Gimana temannya udah dihubungi?' Tanya wanita berusi 60an itu.
" Astaghfirullah, belum Ma tadi keburu mati ponselnya" Tasya lupa.
" Ya udah buruan telpon teman Neng." Ucapnya.
" Sebenarnya dia itu bukan teman saya tapi suami saya yang mau saya temui." Jujur Tasya tentang statusnya
.
" Oh..jadi neng udah nikah?" Ma Isah hampir tidak percaya jika gadis cantik berkerudung ungu itu sudah berumah tangga.
" Iya" Tasya tersenyum.
" Kami juga sudah punya anak." Satu lagi ia mengabarkan statusnya sebagai ibu.
" Euleuh-euleuh. Masih muda tapi sudah menikah, padahal biasanya orang kota mah jarang yang nikah muda beda sama di kampung. Keluar sekolah umur baru belasan sudah banyak yang langsung nikah." Ma Isah tersenyum.
Keduanya lalu makan bersama.
" Sayang, Bunda udah sampai dari tadi tapi ketiduran. Ini lagi di rumah warga namanya Ma Isah. "
Alangkah bahagianya Erik saat membaca sebuah pesan dari istrinya.
" Dit, gua pinjem motor ya. Ada perlu bentar." Erik langsung memaksa Adit menyerahkan kunci motornya. Ia tidak sabar ingin segera menjemput Tasya.
" Ok. " Adit tanpa keberatan mengiyakan.
" Thanks," Ucap Erik.
" Emang lo mau kemana sih?" Tanya Bayu kepo.
" jemput Tasya, dia udah nyampe.Di rumah Ma Isah katanya sekitar satu kilo dari sini."Jawab Erik.
Pemuda setengah bule itu pun usai pamitan langsung meluncur meninggalkan basecamp nya. Diantara teman-teman KKN yang baru dikenalnyaa karena beda jurusan dan fakultas hanya beberapa saja yang tahu tentang status Erik yang sudah menikah.
TBC