Hari Pernikahan Yang Memalukan

1878 Kata

Perempuan itu pun beringsut dengan kedua tangannya yang berusaha melepaskan tangan Refal yang membungkam mulutnya. “Hmm … hmm,” teriak Anissa dalam bungkaman itu. Lelaki berwajah dingin itu pun melepaskan tangannya. “Hai, gak usah teriak-teriak begitu! Saya ini, bukan maling!” Anissa masih beruntung saat memakai mukena, dia tidak bisa membayangkan jika dirinya sedang tertidur pulas lelaki itu bebas masuk ke dalam kamarnya sebab saat ini posisi dirinya sedang memakai rok atau lingerie yang tidak terlalu mencolok untuk dipakai di rumah. “Pak, saya tahu Anda bukan maling! Tapi, kenapa Pak Refal bisa tahu saya ada di sini dan bisa masuk ke sini? Ingat ya Pak, saya masih memboikot Pak Refal!” bentak Anissa. “Ini kan rumah saya, jadi sekecil itu saya bisa tahu kamu ada di mana. Jadi, untung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN