Aira tertawa “Hahaha, kamu bisa saja, lelaki mana yang melirik wanita yang sudah beranak satu ini, bahkan suami ku pun kini sudah jarang memuji, apalagi sampai memuji tubuh yang sudah mulai berantakan setelah melahirkan,” “O, ya? Maaf, bolehkah saya meminta anda untuk berdiri sebentar,”Dengan ragu-ragu Aira mengikuti permintaan pria yang sempat beberapa kali diajak oleh Ivan untuk bertamu ke rumah mereka. “Eemmmhhh, bisakah kamu berdiri agak tegak, yaaa, mungkin kamu dapat sedikit membusungkan dadda mu, yaa begitu,” Rangga terus memberi intruksi, matanya tak melihat adanya gumpalan lemak pada perut yang ramping itu, bahkan bukan hanya payyudaranya saja yang menggairrahkan, kakinya yang membunting padi dengan pangkal paha yang sekal membuat gairrah Rangga semakin menggelitik. Namun mata n