TLC 9

752 Kata

“Ayolah Saaayaaang,” erang Rianti merayu. Rangga mencoba memasukkan telunjuknya untuk sedikit membuka, telunjuk itu bermain-main keluar masuk dengan lembut, dan kini jari tengahnya ikut ambil bagian, terdengar desahan Rianti yang semakin keras. “Saayyyaaaannng, lakukanlah sekarang, ceeepaaattt,” teriak Rianti yang semakin erat memeluk lututnya membuat lubang panttatnya begitu menantang untuk dihujam. “Aaaarrrgghhh, aarggmmhhhh,” Rangga mengejangkan otot pennisnya agar dapat memasuki lubang sempit itu. “Eeeemmhhhh, Iyaaaa,yaa, yeeeaaahhh,” batang yang perlahan namun pasti mulai tenggelam dan terus memenuhi setiap rongga anaaal Rianti. Istrinya menggeram, menjerit dan berteriak dengan keras. Tidak seperti yang dirasakannya saat menerima pennis Pak Santo tadi siang, batang milik Rangga j

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN