Valen sudah bulat dengan keputusannya, ia akan meninggalkan Yogyakarta, meninggalkan semua kenangan terutama kenangannya bersama Iqbal. Perlahan namun pasti, Valen mengemas barang-barangnya ke sebuah koper besar, ia berusaha menepis air matanya yang turun tanpa diperintah, menahan rasa sesak di hatinya dan berusaha tegar meski ia tahu dirinya rapuh. Bahkan Rara sekalipun tidak tahu kepergian Valen, ia hanya menitipkan sebuah surat pada meja belajarnya. Selama tinggal Jogja. Taksi yang Valen pesan sudah sampai di depan pagar, ia bergegas ke depan lalu sang supir memasukkan koper tersebut ke dalam bagasi. Valen mengirim pesan ke Iqbal. Valen : Kamu harus tetap semangat kerjakan skripsi meskipun bukan saya dosen pembimbingmu. Saya ingin jujur, kamu berhasil buat saya mencintai kamu lagi