Ketidakadilan

2999 Kata

"Hai, Kak Bel!" Ia masih sempat menyapa artis lain. Arabella, artis yang ia sapa itu, mengembangkan senyum seraya melambaikan tangannya. Ia sedang melakukan pemotretan ketika Nesia muncul di ambang pintu. Gadis itu hanya sebentar karena memang tujuannya bukan itu. Ia hanya menyapa lalu pamit segera. Tujuannya adalah kantin di mana Dina masih berada di sana bersama Mba EVa, manajernya. "Kak Dina!" serunya. Senyumannya mengembang. Dina menoleh begitu bahunya disenggol Mba Eva. Ia membalas senyumannya dan juga melambaikan tangan. "Tumben kelihatan, Nes. Akhir-akhir ini jarang kelihatan." Nesia terkekeh. Gadis itu baru saja duduk. Ia memang lebih sibuk di kantornya akhir-akhir ini. Kan belum lama membuka perusahaan sendiri. "Iya, Mbak. Aku jarang ambil job," tukasnya sambil terkekeh. "

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN