"Ih! Siapa sih? Ganggu aja." Sein meraih ponselnya yang sedari tadi tidak berhenti bergetar. Ia memang sengaja tidak memakai nada dering, karena menurutnya itu sangat mengganggu. "Om Anton," gumam Sein lirih. Sein merubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang. "Angkat atau enggak ya?" Sein bingung, apa ia harus mengangkat panggilan Anton atau mengabaikannya? "Angkat aja deh." Sein menggeser ikon hijau di layar ponselnya, lalu menempelkan benda pipih tersebut di telinga kanannya. "Halo Om." Sein terlebih dahulu menyapa Anton sebelum Anton menyapanya. Jantung Anton berdetak cepat begitu mendengar suara lembut nan merdu Sein yang mengalun melewati gendang telinganya. Anton tidak bisa menutupi rasa senangnya karena pada akhirnya Sein mau mengangkat panggila