Bab 18

1326 Kata

Aku tersenyum tipis, menautkan alis sambil berpikir keras. Kalau kata ancaman ini bisa kubuktikan dulu, tentu akan menguak semuanya. Sepertinya memang lebih baik aku pura-pura merasa terancam saja di hadapan mama mertua. "Bengong? Mikir apa kamu? Mikir mau bicara ke Arlan? Nggak ada bukti, Nilam, semua bukti sudah mati termasuk papanya Arlan," cetus mama mertua menambah rasa penasaranku. "Mama serius? Ini suatu kegilaan, kriminal," timpalku dengan nada rendah. Mataku sedikit menyipit menunjukkan seperti orang ketakutan. "Ya serius, gila biarlah gila, hati ini sudah teramat sakit dibuat kecewa oleh Kinan," timpal Mama Desti. Aku paham betul ia sakit karena dikhianati, tapi mamanya Mas Arlan pun tidak mengetahui bahwa menjadi selingkuhan suaminya. Tidak bisa disalahkan juga untuk hal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN