Episode 8 Bab 52

1997 Kata
  “Apakah kamu melihat Eros? Bagaimana keadaannya?” Hal pertama yang Aileen tanyakan ketika matanya terbuka adalah keadaan Eros. Aileen merasa tidak tenang karena dia tahu dengan pasti jika keadaan Eros tidak baik-baik saja. Pemuda itu mendapatkan banyak sekali luka di tubuhnya. Keadaannya pasti lebih buruk dibandingkan dengan Aileen. Namun, dari hari pertama Aileen sadar hingga sampai saat ini, tidak ada satupun orang yang mau menjawab. Beberapa kali Aruna datang ke ruangan Aileen dan memberikan ancaman seperti biasanya, tapi Aileen sama sekali tidak bereaksi. Aileen tetap menutup mulutnya. Aileen tidak mengatakan apapun kepada orang tuanya karena ancaman yang diberikan oleh Aruna. Aileen khawatir jika kakaknya itu akan melukai Eros bila Aileen tidak mengikuti apa yang dia inginkan. “Jangan bertanya kepadaku. Aku tidak tahu apapun.. tanyakan pada kak Keizaro setelah dia kembali ke sini..” Kata Adeline. Keizaro? Pemuda itu tahu keberadaan Eros? Selama beberapa hari ini, hanya Keizaro dan kedua orangtuanya saja yang bisa masuk ke dalam ruangan Aileen secara leluasa. Aileen hanya satu kali bertemu dengan Adeline dan juga Aruna. Kali ini Adeline diizinkan masuk karena tidak ada satu orangpun yang bisa menjaga Aileen. Keizaro pergi sesaat setelah menerima panggilan telepon dari Adeline, kedua orangtuanya masih sibuk dengan pekerjaan mereka, akhirnya Adeline diizinkan untuk masuk. “Dimana dia, Adeline?” Tanya Aileen dengan susah payah. Luka di tubuhnya ternyata cukup parah. Kakinya masih belum bisa digunakan untuk berjalan hingga saat ini. Beberapa tulang rusuk Aileen patah karena tubuhnya ditendang dan diinjak secara brutal. Aileen tidak tahu sebanyak apa luka yang bersarang di tubuhnya, tapi sekarang dia merasa kesulitan untuk bergerak. Aileen tidak akan bisa menemui Eros jika dia masih belum bisa berjalan. “Kak Keizaro memberikan perawatan rahasia untuknya. Mama dan Papa tidak tahu akan hal ini, Kak Aruna juga tidak tahu. Hanya aku, kak Keizaro, dan juga kamu.. tolong jangan sampai berita ini menyebar, Aileen..” Kata Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya dengan cepat. Tanpa diminta sekalipun, Aileen juga tahu kalau berita ini tidak boleh disebarkan kepada siapapun. Kota ini akan gempar jika berita tentang Eros diketahui oleh masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki kasta tidak boleh mendapatkan layanan kesehatan. Mata Aileen terpejam untuk beberapa saat. Dia mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Sejak kemarin Aileen terus bertanya kepada Keizaro dan juga kepada Aruna, tapi tidak ada yang mau menjawab. Keizaro terkesan menghindari setiap kali Aileen membicarakan tentang Eros. Aileen juga tidak bisa bertemu dengan Adeline selama dua hari terakhir, baru hari ini Aileen bisa kembali bertemu dengan adiknya. “Jangan khawatir, kurasa dia baik-baik saja. Sama seperti kamu, Eros juga mendapatkan perawatan yang baik. Kak Keizaro benar-benar membantunya, Aileen..” Kata Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya dengan lega. Sepertinya Aileen memang tidak perlu terlalu khawatir. Keizaro pasti akan melakukan hal yang terbaik untuk Eros. Aileen hanya perlu fokus pada pemulihannya saja, setelah itu dia bisa kembali bertemu dengan Eros. Ada banyak sekali hal yang ingin Aileen katakan kepada Eros. Pemuda itu datang menemui Aruna sekalipun dia tahu kalau nyawanya akan dalam bahaya. Dia datang dan berusaha untuk menyelamatkan Aileen. Pengorbanan yang dilakukan oleh Eros tidak akan pernah bisa tergantikan. Aileen tidak akan melupakan kejadian ini seumur hidupnya. “Apakah dia sudah sadar, Adeline? Apakah dia mengatakan sesuatu kepadamu?” Tanya Aileen dengan suara pelan. Rahangnya terasa sakit setiap kali dia membuka mulut untuk bicara. Aileen rasa, saat itu wajahnya ditendang oleh salah satu pengawal Aruna. “Dia menanyakan tentang dirimu. Aku tidak bisa berbicara terlalu lama dengannya, aku langsung menghubungi Kak Keizaro begitu Eros sadar. Tadi aku sempat melihat Kak Keizaro datang dan berbicara dengannya, tapi aku tidak bisa mendengar pembicaraan mereka. Sepertinya ada hal serius yang sedang mereka bicarakan..” Kata Adeline. Apa yang sedang Eros bicarakan dengan Keizaro? “Adeline, bisakah kamu mengantarkan aku kepada mereka? Aku ingin bertemu dengan Eros..” Kata Aileen sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh pergelangan tangan Adeline. Kepala Adeline menggeleng dengan cepat. Adiknya itu melangkahkan kakinya untuk sedikit menjauh dari Aileen. “Aku tidak bisa membawamu ke sana. Semua pengawal yang berdiri di ruanganmu pasti akan menahanku..” Kata Adeline dengan pandangan khawatir. “Aku mohon..” Kata Aileen dengan parau. “Tidak bisa, Aileen. Jika kamu nekat menemui Eros, keadaan Eros akan dalam bahaya..” Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Apa yang Adeline katakan sepenuhnya benar. Seharusnya Aileen tidak egois seperti ini. Aileen akhirnya menganggukkan kepalanya dengan pelan. Setidaknya dia tahu jika Eros baik-baik saja. Aileen bisa lebih tenang saat ini.. “Kurasa Kak Keizaro merencanakan sesuatu. Dia berbicara serius.. suasananya terlihat tegang. Apakah Kak Keizaro adalah tipe orang yang suka mengancam orang lain?” Tanya Adeline sambil menatap Aileen dengan khawatir. Aileen mengenal Keizaro dengan baik. Dibandingkan mengancam orang lain. Keizaro lebih memilih untuk menanipulasi orang tersebut. Aileen jadi merasa khawatir dengan keadaan Eros. Bagaimana jika Keizaro memintanya untuk melakukan sesuatu yang berbahaya? “Adeline, tolong panggil Keizaro. Katakan kepadanya jika aku sangat membutuhkannya..” Kata Aileen dengan cepat. Adeline menganggukkan kepalanya lalu mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk menghubungi Keizaro. Satu detik sebelum panggilan itu diterima, Aileen kembali berbicara, “Tolong temui Eros dan katakan kepadanya untuk mengabaikan permintaan Keizaro. Apapun itu, jangan sampai Eros masuk ke dalam permainan Keizaro.” *** “Bagaimana keadaanmu, Aileen?” Tanya Keizaro begitu pemuda itu masuk ke dalam ruangan Aileen. Aileen mengendikkan bahunya dengan pelan. Sudah tiga hari Aileen terus terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit. Aileen tidak bisa pergi kemanapun karena tubuhnya masih sangat sulit untuk digerakkan. Jangankan untuk berjalan, untuk mengangkat kepalanya saja Aileen kesulitan. Sepertinya dia akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan pemulihan. “Apakah kamu baru saja menemui Eros?” Tanya Aileen dengan cepat. Keizaro yang baru saja duduk di samping Aileen tampak terkejut ketika mendengar pertanyaan yang Aileen ajukan. “Kamu tahu dari Adeline?” Keizaro menatap Aileen sejenak. Kepala Aileen menganguk dengan pelan. Tidak ada gunanya dia menahan rasa penasaran, Aileen harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. “Apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?” “Apa yang bisa aku sembunyikan darimu, Aileen? Justru seharusnya aku yang bertanya demikian. Kamu menyembunyikan kebenaran tentang Aruna dariku dan dari keluargamu..” Kata Keizaro dengan tenang. Aileen menarik napasnya. Keizaro sudah tahu jika semua ini perbuatan Aruna? Aileen tidak mengatakan apapun kepada orangtuanya, Aileen menyembunyikan perbuatan Aruna karena dia takut Aruna akan melakukan hal yang jahat jika Aileen tidak mengikuti apa yang dia inginkan. Aileen tidak mengerti kenapa kakaknya bisa sangat jahat seperti ini. Sebenarnya apa yang dia inginkan? Apakah dia masih kesal karena Aileen tidak mau menerima kesepakatan yang dia tawarkan? Kesepakatan tentang menukar Keizaro dengan Eros? “Jangan melakukan apapun untuk membongkar kejahatan kakakku. Aku mohon, jangan ikut campur dengan urusanku..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen tidak yakin jika dia bisa menghentikan Keizaro. Selama ini pemuda itu selalu berusaha untuk membereskan masalah Aileen. Tapi kali ini Aileen sedang menghadapi masalah yang berbeda. Tidak akan ada yang boleh ikut campur dalam masalah ini. “Kamu pikir aku akan mendengarkan laranganmu? Aku baru tahu kalau kamu menyembunyikan banyak hal dariku, Aileen..” Kata Keizaro sambil bangkit berdiri. Pemuda itu mengambil ponselnya lalu menyalakan layar hologram dari ponselnya sehingga Aileen bisa melihat apa yang sedang dilakukan oleh pemuda itu secara realtime. Layar hologram yang ada di depan Aileen menunjukkan satu gambar mengejutkan. Bukan gambar, layar hologram dibuat untuk menunjukkan kejadian langsung dalam sebuah potret foto maupun video. Gambar yang ditunjukkan oleh layar hologram di ponsel Keizaro membuat Aileen merasa seperti dia sedang melihat kejadian langsung mengenai dirinya yang sedang memeluk Eros di jembatan kaca beberapa waktu lalu. “Dari mana kamu mendapatkan gambar ini?” Tanya Aileen dengan parau. Jika Keizaro saja bisa mendapatkan banyak informasi tentang dirinya, bagaimana dengan ayahnya? Apakah selama ini pria itu juga sudah tahu tapi dia memilih diam? Apakah ancaman Aileen beberapa waktu yang lalu berhasil untuk membuat ayahnya mengizinkan hubungannya dengan Eros? Ada banyak sekali pertanyaan yang tersimpan di pikiran Aileen. Sayang sekali, kepalanya jadi terasa nyeri ketika dia memaksakan diri untuk berpikir. “Maafkan aku, maafkan aku karena menunjukkan semua ini. jangan memikirkan sesuatu yang membuatmu khawatir.. Dokter mengatakan jika kepalamu terluka cukup parah. Jangan menyakiti dirimu sendiri, Aileen..” Keizaro mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala Aileen dengan pelan. Aileen menutup matanya, dia kembali merasakan nyeri di bagian belakang kepalanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kepalanya tidak segera sembuh? Aileen muak dengan semua ini. “Apakah aku perlu memanggil dokter?” Tanya Keizaro. “Tidak, tidak perlu. Aku hanya ingin tidur saja..” Kata Aileen sambil merebahkan tubuhnya. “Tidurlah kalau begitu, aku akan tetap di sini..” Kata Keizaro dengan pelan. *** Aileen terbangun beberapa jam kemudian. Ketika matanya terbuka, hal pertama yang Aileen lihat adalah Keizaro yang sedang terlelap sambil mengganggam tangannya. Aileen tidak bisa menahan rasa haru di hatinya. Dia sangat beruntung karena memiliki sahabat sebaik Keizaro. Di saat keluarganya masih sibuk dengan pekerjaan mereka, Keizaro memilih untuk meninggalkan segalanya demi tetap bersama dengan Aileen. Aileen tidak tahu apa yang akan terjadi pada hidupnya jika dia tidak memiliki Keizaro. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Beberapa saat yang lalu kepalanya sangat nyeri, Aileen memaksakan diri untuk tertidur agar dia tidak menahan rasa sakit. Sekarang, saat matanya terbuka, rasa sakit itu tidak ada lagi. Kepala Aileen sudah jauh lebih baik. “Aileen? Kamu sudah bangun? Apakah ada sesuatu yang kamu butuhkan?” Tanya Keizaro yang baru saja membuka matanya. Pemuda itu mengusap wajahnya dengan mata yang merah karena baru bangun tidur. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Aileen tidak membutuhkan apapun. Dia terbangun karena sempat bermimpi tentang Eros. “Bagaimana dengan kepalamu? Apakah masih sakit?” Tanya Keizaro sambil menegakkan tubuhnya. “Tidak, kepalaku sudah sembuh..” Jawab Aileen dengan pelan. “Syukurlah kalau begitu. Sekarang kembalilah tidur, ini sudah hampir tengah malam..” Kata Keizaro sambil melihat jam tangan transparan yang ada pergelangan tangannya. Jam tangan itu terhubung langsung dengan mata Keizaro sehingga hanya dia saja yang bisa melihat jam tangannya. “Aku... tidak ingin tidur. Bisakah kamu memanggil Adeline ke sini? Aku ingin berbicara dengannya..” Kata Aileen dengan pelan. “Tidak sekarang. kamu harus segera tidur. Lagipula, Adeline juga pasti sudah tertidur saat ini.” Aileen menutup matanya sejenak. Ada banyak hal yang ingina Aileen bicarakan kepada Adeline. “Apa yang kamu butuhkan? Aku ada di sini, kamu bisa mengatakan segalanya kepadaku..” Kata Keizaro. “Tidak, aku tidak membutuhkan apapun..” Jawab Aileen. “Apakah kamu ingin bertemu dengan Eros?” Tanya Keizaro. Aileen mengangkat pandangannya. Dia tidak menyangka jika Keizaro mau berbicara tentang Eros. “Apakah boleh?” “Tidak. Kuharap kamu tidak menemuinya lagi setelah kejadian ini. Dia membuatmu berada dalam bahaya..” “Apa? Apakah kamu sudah gila? Bukan Eros yang menculikku, aku diculik dan disiksa oleh orang suruhan Aruna. Bukankah kamu juga tahu akan hal itu?” Aileen menatap Keizaro dengan tidak terima. “Tapi Eros juga termasuk orang yang berbahaya. Katakan padaku apa yang kamu inginkan, tapi kamu tidak akan pernah aku izinkan untuk bertemu dengan Eros lagi” Aileen tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar saat ini. “Apa yang kamu katakan? Kenapa kamu mengatur hidupku?!” Aileen tidak bisa menahan rasa kesalnya. “Aku tidak peduli jika kamu keberatan. Yang pasti, kamu tidak bisa menemuinya lagi. Aku juga akan menjauhkan kamu dari Aruna..” “Jangan mengatur hidupku! Bukan itu yang kita lakukan sejak awal!” Aileen semakin kesal ketika dia mendengar kalimat Keizaro. “Sudah aku katakan jika aku tidak peduli. Kamu tidak bisa melawanku. Kamu harus menjauhi segala hal yang membahayakan dirimu!” “Pergilah dari ruanganku, Keizaro. Aku sangat kesal padamu!” Aileen mengangkat tangannya, dia menunjuk ke arah pintu kaca yang ada di depannya. Mungkin sebaiknya Keizaro keluar dari ruangan Aileen untuk sementara waktu. Aileen akan semakin kesal jika pemuda itu masih ada di sekitarnya. “Apakah aku belum cukup untukmu? Kamu berpacaran dengan orang tanpa kasta, kenapa kamu terus mencari masalah, Aileen?” Keizaro bertanya dengan suara meninggi. Aileen menyipitkan matanya. Apa? Kenapa pemuda itu harus marah-marah? Ini semua sama sekali bukan urusannya. “Pergilah dari ruanganku..” Kata Aileen dengan suara rendah. “Pergi!” Katanya sekali lagi. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN