Episode 4 Bab 23

1603 Kata
  Aileen menarik napasnya dengan pelan. Sejujurnya, Aileen hampir tidak pernah menceritakan masalah pribadinya kepada orang lain. Tapi, hari ini Aileen telah melalui hal yang cukup berat.. Aileen rasa tidak ada salahnya jika dia berbagi masalah dengan orang lain. Lagipula Eros bukan lagi orang lain untuknya. Pemuda itu cukup dekat dengannya sehingga Aileen bisa menyebut Eros sebagai temannya. Bisanya Aileen akan datang menemui Keizaro ketika dia sedang banyak masalah, tapi setelah pertemuan terakhir mereka berdua, Aileen merasa ada yang aneh dengan sahabatnya. Entahlah, Aileen jadi kurang nyaman untuk bertemu dengan Keizaro. Iya, Aileen tahu jika Keizaro sangat suka bergurau, tapi kalimat terakhir yang dikatakan oleh pemuda itu masih saja mengganggu pikiran Aileen. Dari mata Keizaro, Aileen tahu kalau pemuda itu tidak sedang bergurau. “Aku memiliki seorang Kakak, namanya Aruna. Aku mengenalnya dengan cukup baik sekalipun kami sangat jarang berbicara. Jika ada pembicaraan yang melibatkan kami berdua, maka pasti akan ada pertengkaran. Hal ini juga berlaku dengan Adeline. Kakakku sangat suka membuat masalah..” Kata Aileen dengan pelan. Kadang, Aileen berpikir jika Kakaknya membenci keberadaannya. Tapi, lagi-lagi Aileen berusaha untuk mengenyahkan pikiran buruk tersebut. Aruna memang menyebalkan, perempuan itu sering membuat Aileen berada dalam masalah, tapi sebagai saudara.. tidak mungkin jika Aruna membencinya. “Kamu mendapatkan masalah karena dia?” Tanya Eros. Aileen menolehkan kepalanya, menatap Eros yang ada di sampingnya. Aileen tidak bisa menyangkal jika dadanya selalu berdesir setiap kali matanya menatap mata Eros. Rasanya seperti ada letupan bahagia yang memenuhi hatinya. “Iya, sama seperti biasanya. Aruna sering membuatku berada dalam masalah..” Kata Aileen dengan pelan. “Kenapa? Kenapa dia selalu membuatmu berada dalam masalah? Apakah kalian saling membenci?” Tanya Eros. Aileen tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. Tidak, mereka tidak saling membenci. “Dia saudaraku, tidak mungkin aku membencinya. Aku rasa kami hanya terjebak di dalam keadaan yang salah..” Kata Aileen sambil tersenyum. “Sepertinya tidak seperti itu. Kamu terlalu berpikir positif, Aileen” Kata Eros. Aileen mengernyitkan dahinya sambil tertawa pelan. Baru kali ini ada orang yang mengkritik pikiran positifnya. “Ini hal yang biasa terjadi di antara saudara. Apakah kamu tidak memiliki saudara?” Tanya Aileen. Beberapa kali Aileen datang ke sini, Aileen belum pernah mengenal keluarga Eros secara pribadi. “Tidak, aku tidak punya. Aku bahkan tidak tahu siapa orang tuaku” Kata Eros. Aileen menutup mulutnya, untuk sesaat dia merasa bersalah karena telah menanyakan hal yang sensitif mengenai kehidupan pribadi Eros. “Ada banyak orang di dunia ini yang beruntung karena bisa hidup bersama dengan orang tua dan saudaranya, tapi juga ada banyak orang yang diberikan hati yang tangguh untuk hidup tanpa keluarga. Kamu adalah salah satu orang yang berhati tangguh..” Kata Aileen sambil menepuk bahu Eros dengan pelan. Eros tampak tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Untuk sesaat, mereka menghabiskan waktu sambil saling menatap satu sama lain. Tidak ada satupun yang bersuara. Seakan sama-sama menikmati momen ini, baik Aileen maupun Eros memilih untuk bungkam tanpa suara. Hanya deru napas yang terdengar samar bersama dengan hembusan angin yang menerpa wajah mereka. Aileen mencoba untuk memutuskan kontak mata mereka, tapi hatinya selalu menolak. Aileen menyukai tatapan Eros. Pemuda itu membuatnya merasa tenang. Sebuah ketenangan dan juga penerimaan yang begitu tulus. “Terima kasih karena sudah mengatakan kalimat itu kepadaku. Aileen, kamu membuatku merasa beruntung, padahal selama ini aku selalu mengutuk keadaanku” Kata Eros dengan pelan. “Manusia akan mendapatkan penilaian yang salah di mata orang yang salah. Selama ini, kita sering kali hidup dengan penilaian yang salah..” Kata Aileen. Aileen tersenyum lalu kembali melemparkan pandangannya ke arah jalan raya yang tampak sangat sunyi. Hampir tidak ada satupun kendaraan darat yang melintas di jalan ini. Ya, sepertinya memang tidak ada yang mau melewati pemukiman orang tanpa kasta. “Tapi Aileen, kadang manusia lebih mudah mengingat perlakuan buruk dibandingkan yang baik” Kata Eros. Aileen tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan pelan. Aileen mengakui jika dia juga sering melakukan hal yang sama. Pada dasarnya, perlakuan buruk menimbulkan luka di dalam hati. Masalahnya, tidak semua orang memiliki hati yang lapang untuk menerima perlakuan buruk itu. Ada beberapa luka yang sulit sembuh sehingga sulit terhapus dari dalam hati. Manusia bukan mengingat perlakuan buruk itu, manusia hanya mengingat luka yang disebabkan oleh perlakuan buruk. Pikiran manusia selalu mencoba untuk menghindar dari luka yang menyakitkan sehingga sering kali memori itu kembali datang untuk memberi peringatan. Manusia sama sekali tidak takut dengan perlakuan buruk yang mereka terima, mereka hanya merasa trauma dengan luka yang harus mereka tanggung. “Cobalah untuk berdamai dengan semuanya. Dalam hidup ini, aku tidak bisa memilih dimana aku lahir dan dalam keluarga apa aku dibesarkan. Aku tidak bisa memilih siapa orang tuaku dan siapa saudara-saudaraku.. tapi, aku bisa menerima keadaan itu, aku bisa menerima mereka dan mencoba untuk berdamai dengan segalanya. Aku bisa mencoba menyayangi mereka, mencoba untuk mengerti bagaimana sifat mereka.. Kamu tidak bisa mengubah sifat orang lain, tapi cobalah untuk menerima, Eros..” Kata Aileen. Sulit. Rasanya memang sangat sulit. Aileen sering kali menangis sendirian di dalam kamarnya karena tidak ada satupun anggota keluarganya yang mau mengerti dirinya. Kadang, sekalipun dengan saudara kandungnya sendiri, Aileen sering kali merasa sakit hati. Ada beberapa orang yang dengan sengaja menghancurkan hatinya. Aruna, contohnya. Aileen memang memiliki seorang Kakak, tapi Aileen lebih banyak menerima luka dari kakaknya tersebut. Bila keadaannya seperti ini, bisakah Aileen berharap untuk tidak memiliki Kakak? Tapi, Aileen harus kembali mengingat prinsip hidupnya. Tidak semua hal bisa dia ubah menjadi seperti yang dia inginkan. Satu-satunya jalan keluar untuk masalahnya adalah sebuah penerimaan. Yang harus Aileen lakukan adalah menerima keadaannya dengan penerimaan tanpa batas. Seburuk apapun perlakuan Aruna, Aileen akan selalu mencoba untuk memeluk kakaknya itu, dia akan mencoba menjadi adik yang baik sekalipun Aruna tidak pernah menjadi kakak yang baik. “Menerima setiap hinaan yang diberikan kepadaku? Kadang, ada beberapa relawan yang memberikan bantuan, tapi mata mereka memancarkan hinaan. Aileen, apakah di dunia ini ada banyak orang yang seperti itu?” Tanya Eros. Aileen menatap Eros sejenak. Ya Tuhan, apa saja hal buruk yang selama ini diterima oleh Eros? “Aku tidak bisa memastikan bagaimana sifat setiap orang yang ada di dunia, Eros. Tapi, atas nama mereka, aku ingin meminta maaf kepadamu..” Kata Aileen dengan pelan. “Kenapa kamu yang harus meminta maaf? Kamu tidak bersalah..” Kata Eros. Aileen menundukkan kepalanya. Dia merasa malu setelah mendengar penuturan Eros. Bagaimana mungkin ada relawan yang tega memberikan tatapan penghinaan kepada orang yang ada di pemukiman ini? “Tapi mereka adalah kaumku. Mereka adalah orang-orang—” “Aileen, bukankah kamu mengatakan jika kita tidak berbeda? Kita manusia biasa, kita hanya tinggal di tempat yang berbeda. Lalu sekarang, kenapa kamu mengatakan jika mereka adalah bagian dari kaummu? Mereka juga manusia, tapi mereka menatap manusia lain dengan tatapan penghakiman” Aileen menganggukkan kepalanya. Iya, apa yang Eros katakan memang benar. Mereka adalah manusia biasa, mereka tampak tidak sama hanya karena mereka tinggal di tempat yang berbeda. Manusia sering kali lupa jika mereka diciptakan dengan cara yang sama dan hidup di bumi yang sama. Kasta. Semua ini dibedakan berdasarkan kasta mereka. Bumi dibagi menjadi tiga, manusia hidup berdasarkan status ekonomi mereka. “Ada banyak orang yang bersekolah dan belajar dengan baik, tapi hanya sedikit saja yang benar-benar mengerti tentang arti kehidupan yang sebenarnya.” Kata Aileen sambil tersenyum. Orang dengan kasta Aporipse sudah pasti bersekolah di tempat yang bagus dan berkualitas. Tidak ada yang meragukan latar belakang pendidikan mereka. Orang Aporipse sudah pasti adalah seorang yang berpengaruh, kaya, dan juga berpendidikan tinggi. Hampir semua penduduk yang berada di kasta Aporipse adalah orang yang bekerja di departemen pemerintahan. Sudah bisa dipastikan jika mereka memiliki kekuasaan yang tidak main-main. Lalu kasta Syntorium yang diisi oleh pengusaha kelas menengah, para ilmuan, dan para pekerja kantor dengan jabatan yang tinggi. Semua orang di bumi tahu jika orang dari kasta Syntorium adalah orang-orang jenius. Syntorium menjadikan pendidikan sebagai patokan utama dalam kehidupan. Kasta Syntorim adalah kasta yang paling maju dan modern karena hampir semua ilmuan dalam bidang teknologi selalu berasal dari kasta Syntorim. Yang terakhir adalah adalah kasta Platon yang berisi rakyat biasa yang hidup bergantung pada sektor pertanian dan perdagangan pada tingkat rendah. Sekalipun Platon adalah kasta terakhir, orang-orang dari kasta ini tetap lebih beruntung dibandingkan orang tanpa kasta. Orang dari kasta Platon masih mendapatkan jaminan pendidikan dan kesehatan yang memadai. Mereka bisa menikmati kehidupan kota yang semakin berkembang dengan teknologi yang luar biasa. Lalu bagaimana dengan orang tanpa kasta? “Kadang, aku berpikir.. bagaimana jika aku terlahir sebagai manusia yang memiliki kasta? Apakah aku akan hidup dengan baik seperti manusia yang tinggal di kota? Apakah aku akan memiliki hati yang tulus seperti dirimu? Seperti kamu yang datang ke sini untuk mengulurkan bantuan..” Kata Eros. Aileen menutup mulutnya dengan rapat, dia tidak menyangka jika Eros akan mengatakan ini kepadanya. “Aku yakin jika kamu pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan. Aku tahu kalau kamu memiliki kekuasaan, kamu pasti akan mencoba untuk menyelamatkan lebih banyak orang tanpa kasta dibandingkan dengan aku” Kata Aileen sambil tersenyum. “Apakah begitu?” Tanya Eros. Aileen menganggukkan kepalanya dengan yakin. Sekalipun Aileen pernah melihat Eros melakukan hal yang tidak baik, Aileen yakin jika sebenarnya pemuda itu memiliki hati yang tulus. Eros mencuri karena dia dipaksa oleh keadaan. Pemuda itu tidak memiliki pilihan lain. “Aku yakin sekali. Kamu adalah pemuda yang baik, jika tidak.. begitu tahu kalau aku adalah anak dari Elysium, kamu pasti sudah memanfaatkan aku..” Kata Aileen sambil tertawa. Eros menolehkan kepalanya lalu ikut tertawa dengan pelan. “Ah, kamu memberikan aku ide yang cukup baik. Katakan kepadaku, berapa uang tebusan yang akan aku terima jika aku menculikmu?” “Apakah kamu akan melakukannya?” Tanya Aileen. “Bagaimana jika iya?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN