Saat sudah aman, aku menghampiri bu farhan didapur. Kami beradu pandang lalu aku memeluk bu farhan meremas pantatnya dengan kedua tangan. “demen banget sama p****t ibu kamu ya.” Dia juga mengelus penisku yang sudah menegang kembali dan mencium leherku.
Dengan posisi seperti memeluk, aku melepaskan cd bu farhan cukup cepat dan mengelus v****a bu farhan dengan jemari tangan kiriku sedangkan tangan kanan ku masuk kedalam daster bu farhan dari atas memilin p****g kanan bu farhan.
“achhh achhh leeepass ajaaaa kirrrr dasterrrnyaaa.” Ia meracau ditelingaku.. tangan dia juga meloloskan boxer dan cdku dan dikocok dengan pelan penisku yang sekitar 14 cm.
Aku mengikuti arahannya melepaskan dasternya seketika badan bu farhan terpampang jelas didepanku.
“kenapa kir.” Suaranya pelan.
“bagus bu badannya.” Timpalku menyahuti.
Aku mengemut p****g bagian kiri bu farhan dan bergantian ke p****g sebelah kanan. Tanganku tak tinggal diam, aku memasukkan beberapa jemariku didalam vaginanya.
Bu farhan yang wajahnya berasa dileherku nafasnya berat terasa sekali dileher sebelah kananku. Tangannya masih mengocok penisku dan memainkan bijinya juga.
“ahhhh ahhhhh.” Desis bu farhan ketika kedua jariku mengocok vaginanya.
Cukup lama foreplay yang kami lakukan.
“isep buuuu.” Pintaku melepaskan bibirku dari putingnya.
Segera ia mengambil posisi berlutut dan memasukkan penisku ke mulut nya.
Dia melakukan cukup terampil kedua tangannya menggenggam penisku sambil mulutnya menyedot penisku.
Saat sedang asikk, tiba tiba.
“kreakkkkkk.” Engsel pager kebuka.
Bu farhan lalu berdiri mengambil daster dan cdnya.
Aku yang panik memakai boxer dan cdku sembari setengah berlari ke lantai atas.
......
Didalam kamar kamu aku masih dengan posisi ngaceng dan deg degan jantungku duduk ditepi ranjang. Aku takut aksiku ketawan. “anjirrr.”keluhku dalam hati.
Aku main hape coba santai dan dengan perlahan penisku tertidur.
Langsung aku turun kebawah untuk melihat keadaan.
Tampak bu farhan yang sudah gaada.
Aku mengambil minuman di kulkas dan ibuku keluar dari kamar.
“besok arisan jam berapa emang mak?” tanyaku yang melihat ibuku memasukan sisa nasi kuning kedalam kudung makanan dimeja makan.
“sore.” Jawabnya singkat dan berjalan kearah depan lagi.
Aku bertanya hanya ingin melihat respon ibuku saja. Apakah ada keanehan atau tidak.
Malam itu aku ga bisa tidur membayangkan kejadian tadi sekaligus berharap rejeki tadi dapat terulang kembali.
Dengan nafsu yang menyelimuti dadaku. Aku pun kembali onani di malam itu.
......
Tenang cerita ini tak berhenti sampai disitu saja.
6 hari kemudian, aku yang mau makan di lantai bawah. Melihat ibuku yang tak ada dilantai bawah. Aku coba mencari ibunda dan ternyata ibu ada diteras yang lagi melayani beberapa orang. Yap ibuku tiba tiba saja berjualan nasi kuning saat pagi hari.
Tak mau banyak bertanya, aku segera makan dan ketika ibu masuk ke dalam rumah baru aku bertanya. “jualan nasi kuning dari jam berapa mak.”
“jam 6. Buru cari kerja kir jangan diem bae.” Ucapnya yang melewatiku di meja makan ke arah dapur.
Tak ku gubris, aku milih lanjut makan saja.
......
Hari demi hari aku lewati sambil mengapply lamaran kerja.
Dan di suatu pagi yang cerah, aku mendapat email untuk interview besok. Segera ku pelajari latar belakang perusahan itu dan lain lain.
Alhasil, esoknya aku diterima dong.
“mak, tongkir diterima kerja.” Kala aku sampe rumah dan salim ke ibuku.
“alhamdulillah ya kir. Akhirnya doa emak di jabah.” Ucap ibuku yang duduk santai dibangku panjang teras sore hari.
Aku segera masuk kedalam rumah.
.....
Beberapa minggu sudah aku mulai bekerja kembali.
Suatu pagi aku yang ingin berangkat kerja dengan berpakaian rapih menuruni anak tangga melihat seseorang dari samping sedang menggosok pakaian dibawah. Tiba tiba ibuku muncul dari dapur, “kir mau berangkat ya? Anterin mama kepasar sekalian ya.”
Seketika orang itu menengok ke arahku, “bu farhan.”
Aku sedikit kaget.
“iya mak.” Balasku.
“bu nitip rumah bentar yak, mau belanja dulu.” Tutur ibuku ke bu farhan.
Melihat bu farhan aku jadi ingat kejadjan dulu yang belom tuntas.
“iya bu.” Balas bu farhan yang enggan melirik kearahku.
......
Diperjalanan mengantar ibuku, aku memikirkan bu farhan. “kenapa ia seperti canggung denganku? Apa aku harus bolos kerja buat emm?”
Jarak rumahku kepasar adalah 20 menit karena memang jauh, tapi searah ko sama kantorku.
Waktu ibu turun dipasar.
Sambil membayangkan tubuh bu farhan, aku udah tegang.
Dengan buru buru aku kembali kerumah.
Motor aku taro pos yang deket rumah, terus aku jalan kerumah.
......
“kenapa balik lagi kir?” tanya bu farhan.
Aku yang berdiri beberapa meter dari dia sedang menggosok pakaian, “ada yang ketinggalan bu.”
Setelah itu dia menundukkan kepalanya dan lanjut gosok.
Dicuekinnya aku.
Jiwa nekat menghinggap di hatiku, kubuka retsleting celana dan kuturunkan celana serta boxer yang menempel ditubuhku.
“eh..eh mau ngapain?” timpal bu farhan kaget.
Terakhir ku buka cd ku, “jujur bu, aku bayangin tubuh ibu aja p***s ku tegang.” Celoteh ku berdiri didepan dia.
Bu farhan membisu hanya menutupi dirinya dengan kedua tangan.
Segera ku peluk bu farhan, bibirku memburu lehernya, bibirnya. Tangan ku tak kalah aktif menggerayangi badan bu farhan.
Ia menggelinjang dan mendesah, “ahhhhh... ahhhhh kir ibu juga bayanggggin kamuuuu juga.”
Tanganku membuka pakaian serta bra yang melekat ditubuhnya, lalu ku hisap p****g bu farhan bergantian.
Ia tersenyum, “lakukannnn apapun kir ibuuu jugaa pengennnn.”
Suara dia membuatku makin bernafsu, tangan kananku ku masukkan ke celananya mengusap vaginanya yang sudah basah. Ku rebahkan dia dilantai.
Aku yang tak sabar membuka celana serta melempar cdnya ke lantai.
Langsung kearahkan penisku yang sudah tegang ke arah v****a bu farhan yang tiduran dilantai. Tapi aku mencoba mencari celanaku, untuk mengambil kondom yang selalu aku stock entah satu atau dua di dompet.
Ia yang mengangkang pun sejenak duduk, “nyari apa kir?”
“kondom bu.” Setelah aku mendapatkan dari dompetku, baru ingin aku buka.
“gausah pake kondom ya kir.” Ucap dia tersenyum binal.
“tongkir suka ga nahan diri, takut tiba tiba keluar didalam.” Balasku yang sudah membuka bungkus kondom itu.
Sambil tiduran di lantai, “gapapa kir, keluarin aja didalam.” Senyumnya nakal sekali.
“tapi bu.” Baru saja aku berucap
“ibu pake kb ko, dia memegang p***s ku dan mengocok pelan sambil diarahin kevaginanya.”
Bagiku sendiri ini pengalaman baru, karena belom pernah bercinta ga pake kondom. Dulu dengan mantan pacarku saja selalu pake kondom.
Dengan cepat ku masukkan sedikit demi sedikir penisku kedalam v****a, rasanya seperti terhisap lumpur hidup.“aahhh bu ini enak banget.”
Ia juga mendesah, “emmm ah kir, goyang pelaaaan pelaaan ajaaaa.”
Aku memaju mundurkan penisku didalam, dan membungkuk memegang t***t bu farhan. Ia meracau, “uhhhhh ahhhhh beraaaaasaaa kir emm ahh.”
Wajah kami sangat dekat, kucium bibir dia dengan lembut banget.
Ia melingkarkan tangannya di pinggangku.
Jepitan v****a bu farhan berasa banget di penisku.
“buuuu achhh enak.” Dengus ku yang asik memompa dia.
Dia hanya merem sambil menggigit bibir bawahnya, wajahnya sungguh binal sekalii.
“gantiannnn.” Ucap dia sambil menahan dadaku dengan tangannya.
Ku lepas penisku.
Ia menyuruhku tiduran, dan dia menaiki tubuhku lalu mengarahkan penisku masuk kedalam vaginanya.
“kalo kamu mau keluar, keluarin aja ya kir.”
Setelah itu ia menggoyangkan pantatnya.
Bunyinya cukup keras, “plokkk plokkkkk plokk.”
Setiap dia bergoyang.
Yang lebih hebatnya lagi kedua tangan dia memilin p****g ku, yang entah kenapa p****g ku mengeras
Tanganku berusaha memegang toketnya.
“uhhhhh kirrrrr iniii hebattttt, pakkk ucuppp biasanyaaa cepeeet keluarrrrr.” Racau dia sedikit berteriak.
“ohhhhhh uhhhh aduhhhh.” Teriak dia kembali.
Aku yang serasa ingin keluar juga sedikittt berteriakkk, “buuuu akuuuu mauu.”
Sperma ku muncrat didalam tubuh bu farhannn.
Setelah keluar, ia merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Penisku masih didalam.
“emmm kontolll kamuuu enakk kirrr, ibuuu puasss.” Ujar dia yang wajahnya didadaku.
“tongkiirrr juga baruuu pertamaaa bu ga pake kondommmm..” balasku.
Ia kemudian bangkit ketika penisku sudah mulai kendur, bu farhan masuk kekamar mandi.
Aku yang melihat jam, segera buru buru memakai pakaiannnn.
Dia keluar dari kamar mandiii “v****a ibuu masihhh nyut nyutan kir.”
Dengan paniknya aku, “kenapa bu maap bu.”
“justruuu karenaa ini kamuu yanggg hebat.” Senyum dia meremas penisku yang sudah terbungkusss boxer.
Aku melanjutkan berpakaian dan berangkat kerja.
.....