Betrik memasuki ruangan divisi pemasaran dengan wajah seperti biasa. Ia tidak ingin para bawahannya mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi bila melihat wajah kesalnya setelah kembali dari ruangan Jason. "Jes.." Betrik melambaikan tangan, meminta Jesika untuk mendekat. "Ada yang bisa saya bantu, Bu?" "Duduklah, Jes. Ada hal penting yang akan aku sampaikan." Jesika mengangguk. Menarik kursi dan duduk tepat di depan Betrik. "Untuk proyek kerjasama produk baru dengan Wil Max company aku ingin kau yang mengurus semuanya." Betrik menyodorkan berkas pada Jesika. "Bacalah dengan baik-baik, ini proyek besar jangan sampai ada kesalahan sedikitpun." "Tapi, Bu. Saya masih dalam masa magang. Apa tidak apa-apa jika saya yang menangani proyek ini?" Tanya Jesika ragu. Siapa yang tidak tahu deng