“Gadis itu. Nyonya Laila ingin bertemu gadis yang anda bawa pada pesta dansa,” jelas Arman. Bram bergeming mendengar dugaan Arman. “seperti apa gadis itu?” Pramoedya malah penasaran karenanya. “Oh’ hanya gadis pendiam,” ‘dia mengamati Mimi ternyata,’ batin Bram. “Nyonya ingin bertemu, beliau-“ kalimat ini terputus oleh tatapan menghunjam Bramantyo pada Arman-secara implisit pria ini keberatan. “aku jadi penasaran,” ada senyum di bibir Pramoedya. Tapi Bram tak menanggapi kalimat kakaknya. Dan dia pun menekan Arman untuk terdiam. Arman membuat gerakan dengan ujung telunjuknya dan ujung ibu jarinya, gerakan perlahan layaknya sedang menutup resleting yang mana letak resleting tersebut ada pada permukaan bibirnya. Bram belum beranjak dari meja putih yang di lingkari kursi dengan war