Zombie 6 - What a Mess?!
"Ngerti kan yang gue ajarin tadi?" Tanya Xavier setelah mengajarkan Mark cara menembak menggunakan pistol.
"Eh gimana?" Ya ampun Mark malah bengong. Padahal tadi Xavier sudah menjelaskan panjang lebar.
"Ya ampun. Dari tadi gue ngomong sampai berbusa elo malah bengong! Oke, gue jelasin sekali lagi. Pegang senjata dalam keadaan siap tembak. Buka tangan yang lebih dominan, tangan yang elo gunakan untuk menulis, terbuka lebar antara jari telunjuk dan ibu jari elo. Bawa pistol ke dalam tangan elo yang lain, masukkan pegangan (handel) pistol tersebut ke antara jari telunjuk dan ibu jari tanganmu yang dominan. Dengan ibu jarimu pada satu sisi dari pegangan, jagalah jari tengah, jari manis dan kelingkingmu menggenggam secara aman di sekeliling sisi lainnya tepat di bawah pengaman pelatuk," ulang Xavier.
"Elo akan benar-benar menggenggam senjata tersebut hanya dengan jari tengah dan jari manis, sedangkan jari kelingking beristirahat pada senjata, tidak digunakan untuk menggenggam. Demikian pula halnya dengan ibu jari, tidak digunakan untuk menggenggam senjata. Genggaman harus sangat kuat. Genggam senjatanya sekuat mungkin sampai tangan mulai bergetar, seperti sebuah jabat tangan di mana elo ingin membuktikan sesuatu. Jika kita telah menggenggam sedemikian kuat sehingga senjatanya bergetar, elo berada dalam posisi yang tepat, namun lemaskan tangan sedikit dari kondisi tersebut sampai tanganmu berhenti bergetar."
"Mantapkan genggaman pada senjata dengan tangan elo yang lain. Tekukkan tangan yang tidak dominan untuk menampung tangan menembak ke dalamnya. Tangan ini seharusnya tidak digunakan untuk menggenggam senjata tersebut, namun utamanya untuk memantapkan senjatanya secara vertikal dan horisontal. Sejajarkan kedua ibu jari untuk mendukung dan akurasi."
"Pastikan kedua ibu jari tidak menghalangi penutup geser atau hammer. Mekanisme ini akan terpental dengan cepat ke belakang saat senjata ditembakkan, yang dapat dengan mudah melukai ibu jari yang berada di jalur pentalannya. "Digigit" oleh penutup geser dapat menjadi sangat menyakitkan sekaligus menjadi saat berbahaya, karena kamu tidak ingin bereaksi terhadap rasa sakitnya dan beresiko untuk menjatuhkan sebuah senjata terisi dan telah dikokang dengan pengaman yang tidak aktif." Terang Xavier.
"Berdiri dalam jarak tembak yang tepat. Kedua kakimu seharusnya berada selebar bahu, dengan kaki sisi yang berlawanan dengan tangan dominan berada sekitar selangkah melampaui kaki yang lain. Condong sedikit ke depan dengan lutut ditekuk, memastikan dirimu seimbang dengan mantap. Siku dari lengan yang dominan seharusnya berada dalam posisi hampir sepenuhnya lurus dan siku yang tidak dominan seharusnya lebih fleksibel membentuk sebuah sudut yang sedikit tumpul," jelas Xavier sedikit panjang lebar. Kalau di jelaskan semua lagi. Nanti Mark kalau tidak menyimak lagi. Xavier akan double kesalnya, jadi ia jelaskan yang intinya saja.
"Sekarang ngerti?" Tanya Xavier lagi. Mark hanya bisa mengangguk saja. Walau masih sedikit bingung cara penggunaanya saat nanti berada di depan sang Zombie. Apa Mark mampu menarik pelatuk pistolnya. Dan membunuh zombie? Entahlah, yang penting sekarang mengangguk mengerti saja. Dari pada kena omelan Xavier lagi.
Prang!
Suara benda pecah terdengar lagi dari bawah rumah Xavier. Jangan-jangan para zombie sudah masuk ke rumah Xavier. Mark dan Xavier saling bertatapan. Kemudian mereka langsung gerak cepat untuk mengunci kamar atas yang sedang mereka tempati sekarang. Sepertinya memang para zombie telah masuk ke dalam rumah Xavier.
"Gue rasa di bawah ada zombie," ucap Mark setengah berbisik.
"Iya gue tahu, kita jangan berisik. Jangan sampai mereka ke atas dan menemukan kita," ucap Xavier dengan berbisik juga. Situasi memang sangat genting. Xavier sudah membayangkan, di bawah pasti keadaanya sudah seperti kapal pecah. Kalau bukan karena ulah Zombie. Pasti Xavier sudah memarahi orang yang telah membuat kekacauan di rumahnya.
"Dilantai dua elo stok makanan enggak. Gue yakin si zombie pasti mengacak-acak lantai satu rumah elo," pertanyaan tidak penting malah terlontar dari mulut Mark.
"Ada dong. Di kamar gue ada kulkas. Menurut gue, para zombie enggak akan bisa buka kulkas kok. Mereka hanya bisa menabrak apa yang bisa mereka tabrak. Isi kulkas gue pasti akan aman. Elo tenaga aja," sahut Xavier.
Benar-benar sangat menegangkan. Seperti sedang di kejar oleh hantu. Mencari tempat aman agar tidak tertangkap. Untung saja, tadi Xavier sempat mengambil pistolnya dan memberikan juga pada Mark. Untuk berjaga-jaga, kalau sampai zombie masuk ke dalam kamarnya.
Situasi sangat tegang, Xavier juga tidak bisa memantau sekitar rumahnya melalui CCTV. Karena mereka sengaja mematikan listriknya. Agar para zombie tidak bisa menemukannya. Mereka terpaksa harus diam di kamar sampai para zombie benar-benar sudah pergi dari rumah Xavier.
**********
Keesokan harinya, mereka berdua ketiduran di kamar Xavier yang gelap. Matahari mulai meyoroti jendela kamar Xavier. Xavier mengerjap-ngerjapkan matanya karena silau oleh sinar matahari pagi. Xavier langsung membuka matanya lebar-lebar. Tenyata hari sudah siang perlahan ia membangunkan Mark.
"Bangun! Bangun! Udah pagi, elo mau ikut gue? Gue mau cek situasi di bawah," ajak Xavier. Mark mulai menstabilkan matanya yang baru saja terbuka. Sepertinya ia tidak mau ngambil resiko ke bawah. Karena dia benar-benar takut pada Zombie.
"Elo aja sendiri kebawah. Gue di sini aja," balas Mark.
"Penakut! Ya udah gue kebawah dulu!" Xavier mulai turun ke lantai satu rumahnya. Ia tetap waspada masih dengan pistol di tangannya. Betapa terkejutnya saat melihat kondisi di bawah. Benar-benar seperti kapal pecah. Berantakan tak terbendung. Banyak pecahan kaca yang berserakan di lantai. Dari muali pecahan kaca jendela sampai gelas-gelas. Xavier mulai mengendap-endap ke dapur. Sama berantakannya dengan ruang tamu. Ia coba cek stok makanan di dalam kulkasnya. Dan benar saja tidak di sentuh sama sekali. Seperti dugaan Xavier, para zombie hanya menabrak apa yang ada di depannya. Karena mereka hanya memakan manusia. Buka apa yang di makan manusia.
"Sial! What a mess?! Semua barang koleksi gue juga hancur semua. Padahal ada yang limited edition! Dasar Zombie bar bar!" Omel Xavier berbicara sendiri. Setelah kedapur ia mengecek kondisi luar rumah. Di luar rumah juga sama berantakannya dengan di dalam rumah. Xavier benar-benar rugi besaran atas kekacauan ini. Ia memperhatikan sekitar rumahnya. Semuanya berantakan, suasana di sekitar tampak sepi. Seperti kota mati.
Tidak ada nyonya Bregenza yang menyapa Xavier tiap pagi hari. Tidak ada bapak tua Simon yang selalu berjalan-jalan bolak balik di depan rumahnya. Tidak ada juga anjingnya Mona yang selalu mengonggong ketika tukang koran atau pak pos datang. Benar-benar sangat sepi. Kemana mereka pergi? Apa mereka bersembunyi? Atau di makan zombie, lalu mereka jadi zombie. Entahlah, untuk saat ini satu-satunya cara bertahan dari kejaran Zombie. Dan yang paling penting lagi adalah Xavier harus menemukan vaksin atas virus Zombie ini. Karena jika dibiarkan terus bukan hanya banyak manusia jadi Zombie, tapi akan banyak juga kerugian yang harus di tanggung akibat sifat zombie yang bar bar itu.
"Aaaahhh!!! Xavier tolong! Tolong!" Teriak Mark dari dalam rumah. Xavier langsung bergegas ke dalam rumah. Ternyata Mark sudah ada di lantai satu. Xavier melihat ada zombie yang sedang mendekati Mark. Betapa bodohnya Mark, ia hanya gemetar sambil memegang pistol yang di berikan Xavier.
"Tembak Mark!" Perintah Xavier. Namun, Mark tetap ketakutan. Xavier tidak bisa menunggu lama tindakan yang harus di ambil Mark. Xavier menembak kepala zombie yang ada di depan Mark beberapa kali. Hingga dia tumbang. Zombie itu mungkin sudah mati.
"Cepat pergi dari situ Mark!" Teriak Xavier. Mark masih tetap di tempatnya sambil gemetaran.
Xavier memperhatikan wajah sang zombie. Tenyata dia adalah kakek Simon yang biasa bolak balik di depan rumahnya saat pagi hari. Xavier jadi merasa bersalah karena telah membunuh kakek Simon. Mau bagaimana lagi, kalau kepala zombie itu tidak di tembak. Sudah pasti Mark yang akan di makan, dan kemudian Mark yang akan menjadi zombie. Pilihannya sangat mendesak. Jadi Xavier memutuskan menembak kepala zombie kakek Simon.
"E.. e..elo bunuh orang," ucap Mark terbata-bata.
"Gue nyelamatin elo! Gue juga tahu gue udah membunuh tentangga gue, tapi gue enggak ada pilihan lain. Dari pada elo yang jadi zombie?" Timpal Xavier.
"Bagiamana ini? Sampai kapan kita kayak gini? Kedepannya mungkin bukan hanya satu zombie yang akan menyerang." Mark terlihat panik.
"Makanya elo jangan takut. Siapapun zombie yang menyerang Lo. Lo tembak aja, kita sekarang ini harus bertahan. Kalau elo ketakutan kayak tadi, gue jamin kedepannya elo yang akan jadi zombie. Elo harus bergerak cepat, karena zombie enggak akan mengasihani kita. Meskipun elo memelas sampai nangis darah. Zombie akan tetap memakan elo dan jadiin elo sebagai Zombie juga!" Tegas Xavier. Siapa yang mau membunuh seseorang? Apalagi tetangganya. Kalau bukan karena situasi seperti ini, sudah pasti Xavier akan di penjara karena telah membunuh. Namun, memang jika situasinya seperti ini. Siapapun akan melindungi dirinya sendiri, meskipun dengan cara membunuh satu-satunya jalan.
"Ya, gue harus bisa melindungi diri gue sendiri," gumam Mark.
"Harus! Karena kita enggak selamanya bersama. Siapa tahu suatu saat kita berpencar. Dan elo harus bisa lindungi diri Lo sendiri! Kalau memang kakek Simon sudah menjadi zombie. Tidak menutup kemungkinan, nyonya Bregenza dan anggota keluarganya juga sudah menjadi zombie. Kayaknya rumah gue udah enggak aman. Gini aja, malam ini kita semalaman lagi menginap. Karena gue masih butuh laptop gue. Besok pagi setelah zombie pergi seperti ini. Kita pergi dari rumah. Kita cari dulu profesor Felix supaya kita bisa mencari vaksin untuk virus zombie ini," saran Xavier, ia mulai menganalisis kejadian demi kejadian dari malam, hingga hari ini.
"Baiklah, gue ikut elo aja. Kalau pagi seperti ini. Ke mana perginya para Zombie? Bukahkah mereka zombie. Bukan Vampier yang takut akan sinar mata hari," oceh Mark dengan ucapan yang tidak masuk akal. Terkadang Xavier bingung, kok Mark bisa menjadi seorang ilmuan. Sementara sifat di rumah saja seperti orang bodoh.
"Mana gue tahu, gue kan bukan Zombie. Udah elo pikirin aja sendiri! Gue masih ada urusan yang harus gue urus." Xavier meninggalkan Mark sendirian di tengah rumah. Ia bergegas ke kamar, karena ia perlu mengerjakan sesuatu di dalam laptopnya.
Mark jadi merinding mengingat kejadian tadi. Ia berjalan ke dapur Xavier yang sudah berantakan. Mark mencari sesuatu yang bisa di makan. Mark membuka kulkas, benar saja dugaan Xavier. Isi dalam kulkas Xavier masih sangat utuh. Tanpa izin dari Xavier ia memasak daging sapi yang ada di dalam kulkas. Ia akan membuat steak sapi. Semoga saja steak sapi buatannya sedikit lebih enak. Karena memang hanya Xavier yang lebih pandai memasak di bandingkan Mark.
Mark meliihat ponselnya. Karena dia memang paling suka steak. Jadi ia menyimpan beberapa resep cara mengolah Steak dari beberapa artikel yang pernah ia baca. Steak atau beef steak (bifstik) merupakan makanan dengan berbahan dasar daging sapi. Steak sendiri bisa dijumpai di beberapa restoran. Bisa dikatakan peminatnya cukup tinggi untuk makanan satu ini. Cara membuat steak daging atau bifstik dapat diolah melalui banyak teknik, seperti dipanggang, digoreng, ataupun dibakar, semuanya terasa begitu enak. Misalnya di Amerika Serikat, steak atau beef steak seringnya dihidangkan dengan metode dipanggang, sedangkan di Yunani steak biasa dimasak dengan metode dibakar. Steak bisa dibuat sendiri di rumah tanpa harus datang ke restoran. Selain lebih murah, rasanya juga lebih enak.
BBQ steak simpel. Bahan-bahan yang harus di siapkan dua potong rib eye steak. Satu buah wortel, potong dadu. Lima buah buncis, potong. Satu buah jagung manis, sisir. Seperempat sdt lada hitam. Garam secukupnya. Dua sendok makan saus BBQ. Dua sendok makan margarin. Dua ratus gram kentang, kukus, haluskan. Tujuh puluh lima gram keju, parut.
Cara membuatnya, tusuk daging dengan garpu, lalu lumuri daging dengan lada hitam, garam dan saus BBQ secara merata, diamkan semalaman di kulkas. Rebus wortel dan jagung hingga setengah matang, lalu masukkan buncis rebus hingga matang, sisihkan. Campur kentang yang sudah dihaluskan dengan keju, aduk hingga merata. Sisihkan. Panaskan teflon beri margarin lalu panggang daging masing-masing sisi 5 menit, atau tergantung kematangan masing-masing. Angkat sajikan bersama mashed potato, dan mix veggie.
Beef steak. Bahan-bahan yang perlu disiapkan dua ratus gram daging sapi. Baby potatoes, wortel, buncis dan butter untuk memanggang. Bahan marinate, tiga sendok makan minyak goreng, dua sendok teh kecap asin, tiga sendok makan saus tiram, setengah sendok teh soda kue, garam merica secukupnya dan taburan thyme secukupnya.
Bahan sauce, setengah buah bawang bombai, cincang. Dua sendok makan kecap manis (atau sesuai selera). Satu gelas air, dua sendok makan saus tomat, satu sendok teh saus inggris, satu sendok makan tepung maizena, dua sendok makan gula palm, Garam merica secukupnya, Jamur shitake dan Sedikit butter untuk menumis.bCara membuatnya lumuri daging dengan bumbu marinate hingga merata, pastikan semua permukaan daging terbumbui, simpan di kulkas minimal tiga menit supaya bumbu meresap. Sambil menunggu daging meresap, bisa sambil masak saus dan rebus sayur pelengkapnya. Untuk sausnya, tumis bawang bombai dengan sedikit butter sampai harum, masukkan semua campuran bahan sauce kecuali maizena, aduk rata, masukkan jamur yang sudah dipotong-potong, tambahkan garam merica secukupnya, koreksi rasa dan masak hingga mendidih, tambahkan tepung maizena yang sudah di larutkan dengan air, masak hingga mengental
Panaskan wajan antilengket dengan sedikit butter, panggang daging yang sudah di marinate, sebisa mungkin jangan di bolak balik, cukup satu kali balik aja, boleh sambil ditambahkan olesan sisa bumbu marinate, panggang sampai tingkat kematangan yang diinginkan. Siram daging yang sudah matang dengan sauce, sajikan hangat dengan sayuran pelengkap.
Steak with smoked cheese sauce. Bahan steak yang perlu disiapkan. Tuju ratus lima puluh gram has dalam, satu sendok teh bawang putih haluskan, satu sendok teh lada hitam geprak, satu sendok teh kaldu jamur bubuk, satengah sendok teh kaldu sapi bubuk, satu sendok makan kecap asin, dua sendok makan kecap inggris, tiga sendok makan mentega tawar leleh. Bahan saus yang perlu disiapkan. Dua sendok makan mentega tawar. Dua siung bawang putih cincang. Seratus lima puluh gram jamur segar champignon iris tipis. Setengah sendok makan terigu, tiga ratus mililiter s**u cair, tujuh lembar keju asap potong-potong, setengah sendok teh kaldu bubuk sapi, satu sendok teh lada hitam geprak, seratus mililiter krim masak. Pelengkapnya, tumis wortel, buncis dan jagung. French fries.
Cara membuat Steaknya. Campur dan aduk jadi satu semua bumbu-bumbu, sisihkan Potong daging jadi empat bagian, memarkan, lumuri dengan bumbu, simpan di kulkas minimal tiga jam. Panggang daging masing-masing sisi empat menit, sambil dioles sisa bumbu supaya tidak kering. Cara membuat sausnya, tumis bawang putih dengan mentega sampai harum, masukkan jamur, tumis sampai layu. Masukkan tepung terigu, aduk rata, tuang s**u cair sedikit-sedikit, aduk sampai licin, masukkan keju asap, kaldu bubuk dan lada hitam, aduk sampai keju larut, masukkan krim masak, aduk rata sampai mendidih, angkat. Sajikan steak dengan saus dan pelengkapnya.
Crispy beef steak. Bahan-bahan yang harus di siapkan. Daging sapi yang lebar iris tipis, pukul-pukul. Marinate daging dengan satu sendok teh merica bubuk, saus tiram, diamkan di kulkas minimal tiga puluh menit. Bahan tepung, satu butir telur, kocok lepas, lima sendok makan tepung bumbu serbaguna, satu sendok makan tepung maizena. Bahan sausnya Margarin, setengah buah bawang bombai, diiris, dua siung bawang putih, cincang halus, air secukupnya, saus tomat, saus tiram, kecap manis, garam, gula dan merica secukupnya dan satu sendok makan maizena, larutkan. Cara membuatnya, rendam daging sapi yang sudah dipukul-pukul ke dalam bumbu, diamkan di kulkas minimal tiga puluh menit. Keluarkan daging dari kulkas, masukkan ke dalam tepung, celupkan pada kocokan telur, lumuri dengan tepung lagi sambil dicubit-cubit, goreng dalam minyak panas. Cara memasak sausnya, Lelehkan margarin, tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum, masukkan air secukupnya. Tambahkan saus tomat, kecap manis, garam, gula dan merica secukupnya, tunggu sampai mendidih, koreksi rasa. Tambahkan larutan maizena, aduk cepat sampai rata/sampai kekentalan yang diinginkan. Penyajiannya, siram steak dengan brown saus, tambahkan saus sambal/saus tomat sesuai selera. Sajikan dengan sayur rebus (wortel, brokoli, optional) dan kentang goreng.
Setelah membaca beberapa resep tentang steak baik steak sapi atau steak dari bahan lainnnya. Mark mencari bahan yang pas dengan beberapa resep yang ia baca tadi. Semoga saja hasilnya seenak yang Mark pikirkan. Ia tidak perduli dengan kondisi dapur yang berantakan sekarang akibat zombie. Yang jelas sekarang perutnya lapar. Ia sedang ingin memasak steak.