Zombie 39 - Go To Floxan City

1205 Kata
Zombie 39 - Go To Floxan City Sebelum senja tiba, Jessica dan Merry telah kembali ke terowongan bawah tanah. Jessica senang saat melihat Xavier, Mark dan Gerland sudah kembali. Padahal tadi ia keluar juga sambil mencari-cari mereka di terowongan bawah tanah yang satunya. Namun, saat menuju terowongan bawah tanah yang ke dua. Tidak jauh dari lubang terowongan. Jessica melihat sebuah bus sedang terparkir di pinggir jalan. Dugaan Jessica mungkin saja Xavier yang membawa bus itu. Ternyata benar saja, kalau Xavier yang membawa bus tersebut. "Syukur deh elo selamat. Gimana pencarian tempatnya sudah ketemu kah?" Tanya Jessica pada Xavier. "Sudah, ini mau gue bicarakan sama elo. Kami menemukan sebuah rumah sakit di kota Floxan. Di sana masih sangat aman dari kawanan Zombie. Mereka bekerja sama dengan tentara. Mereka juga punya beberapa sniper, untuk menembak Zombie dari jarak jauh. Pemilik rumah sakitnya juga ternyata teman lama ayah gue dan profesor Felix. Jadi kita di izinkan untuk tinggal di sana. Untuk berlindung sekaligus menjadikan laboratorium mereka sebagai tempat penelitian untuk uji coba vaksin. Gue udah bilang sama profesor Felix. Dan dia nunggu keputusan dari elo," lapor Xavier panjang lebar pada Jessica. "Gue sih setuju, setuju aja selama itu demi keselamatan kelompok. Oh iya, gue juga mau menawarkan sesuatu sama elo," Jessica menggantungkan kalimatnya. "Menawarkan apa?" Tanya Xavier. "Setelah kejadian kemarin, gue jadi merasa kurang baik dalam memimpin kelompok ini. Gue rasa gue udah enggak sanggup jadi pemimpin. Gue pengen ada yang lebih baik memimpin kelompok kini. Dan gue rasa elo yang paling pantas buat memimpin kelompok ini. Gimana?" Usul Jessica. Xavier tampak berpikir, dulu juga kalau satu tim besama Jessica saat kuliah. Jessica selalu meminta Xavier sebagai pemimpin timnya. Xavier punya banyak solusi dalam menghadapi masalah di timnya. Jadi sampai sekarang Jessica percaya. Kalau Xavier yang memimpinnya. Akan lebih baik dari dirinya. "Elo serius pilih gue sebagai pemimpin? Kenapa enggak elo aja? Kejadian kemarin murni bukan salah elo. Elo sudah sedemikian cara untuk menjaga mereka. Bahkan elo selalu mengontrol mereka dengan baik. Mereka bisa bertahan sampai sejauh ini saja, semua ini berkat elo," Xavier tidak mau langsung menerima tawaran Jessica. Walau bagaimanapun, Jessica yang lebih dahulu memimpin kelompok ini. "Serius Xavier, gue enggak masalah kok. Kalau elo yang jadi pemimpinnya. Elo tenang aja, gue tetap akan membantu elo. Cuma memang sekarang semua keputusan kelompok ini. Gue limpahin ke elo." Jessica terus membujuk Xavier agar menggantikan posisinya. "Baiklah, tapi elo tetep jadi wakil pemimpin ya. Kita akan pimpin bersama-sama kelompok ini. Kalau kita berdua yang memimpin. Mungkin kelompok ini akan lebih terkontrol lagi," saran Xavier. "Oke. Ya sudah, kita harus bersiap-siap dulu. Besok pagi kita bisa langsung berangkat ke kota Floxan kan?" Tanya Jessica. "Ya, Mrs. Sam pasti sudah sangat menunggu kita. Pasalnya seharusnya kita tiba seminggu yang lalu disana. Berhubung ada kejadian ini, jadi kami harus memutar-mutar kota Troxbo untuk mencari keberadaan kalian." Xavier harap rumah sakit Amehra masih bertahan saat mereka tiba di sana. "Maaf ya, seharusnya kami kasih petunjuk. Agar kalian bisa menemukan kami," sesal Jessica. "Bagaimana mau kasih petunjuk saat genting seperti itu. Kalian sudah selamat saja. Sudah sangat di syukuri sekali. Ya, sudah. Elo sekarang istirahat. Elo tenang aja, persediaan makanan dan senjata di terowongan bawah tanah yang lama udah gue bawa di dalam bus. Jadi besok elo sama yang lainnya bisa langsung berangkat ke kota Floxan," ucap Xavier. Jessica hanya tersenyum. Sepertinya memang tidak salah menjadikan Xavier sebagai pemimpin di kelompoknya. Selain mempunyai berbagai macam cara untuk mengganti sebuag masalah. Xavier juga sangat jenius. Hal-hal yang kecil saja selalu ia perhatikan dengan detail. Setelah berbincang-bincang cukup panjang. Mereka kembali ke tenda masing-masing. Tadi selama Jessica dan Xavier ngobrol. Mark, Gerland dan Layla mendirikan satu tenda lagi. Untuk tempat bermalam Xavier, Mark dan Gerland. Tendanya cukup besar, mungkin akan cukup untuk mereka bertiga. Jessica meminta semua anggota kelompoknya berkumpul. Ia harus memberikan pengumuman pada mereka semua. Tentang rencana keberangkatan mereka ke kota Floxan. "Selamat malam, maaf menganggu waktu istirahat kalian sebentar. Ada beberapa pengumuman yang akan gue umumkan. Yang pertama, mulai hari ini dan seterusnya. Gue menujuk Xavier sebagai pemimpin kelompok ini. Dan gue akan jadi wakit pemimpin Xavier. Alangkah lebih baik Xavier yang memimpin kelompok ini. Karena gue tahu Xavier selalu memimpin dengan baik. Dan yang kedua, besok pagi. Kita semua akan berangkat ke kota Floxan. Xavier telah menemukan tempat yang lebih layak dari ini. Di sebuah rumah sakit, bernama rumah sakit Amehra. Pemilik rumah sakit juga sudah setuju untuk menampung kita semua. Mereka mempunyai laboratorium, listrik, makanan dan juga perlindungan. Katanya mereka bekerja sama dengan tentara dan mempunyai beberapa sniper. Kita akan lebih aman di sana dari pada di sini. Gue ingin keselamatan dan kenyaman untuk kalain. Jika kalian tidak setuju berangkat ke sana. Tolong angkat tangan," ucap Jessica memberikan pengumuman pada kelompoknya. Semua orang yang berada di terowongan bawah tanah tidak ada yang mengangkat tangan. Itu artinya mereka semua setuju dengan keputusan Jessica. Baik tentang pengalian kepemimpinan dari Jessica ke Xavier. Dan kepuasan untuk pindah ke kota Floxan. Karena mereka juga ingin tetap aman di tempat yang lebih layak. Rumah sakit dengan listrik sepertinya akan lebih layak dan nyaman di sana. Dari pada harus di terowongan bawah tanah yang gelap. Mereka harus tidur di tenda. Yang kadang-kadang udara sangat dingin dan banyak nyamuk. Mereka tentu akan lebih memilih kota Floxan. Rumah sakit akan menolong ketika mereka terluka. Apalagi ada tentara dan sniper yang melindungi mereka. Mereka tidak perlu takut ada kawanan Zombie yang tiba-tiba masuk ketika mereka sedang tidur. Sudah pasti di sana tempatnya sangat aman. Hanya manusia bodoh saja yang tidak mau pindah ke sana. "Baiklah, berarti semua setuju mengenai Xavier jadi pemimpin dan keberangkatan menuju kota Floxan besok. Ya, sudah. Hanya itu yang gue umumkan. Kalian siap-siap dari malam ini. Lalu istirahat, karena besok pagi kita harus berangkat ke kota Floxan. Ingat, selalu waspada dan hati-hati meskipun kalian sedang tidur. Tetap tutup tenda kalian untuk menjaga dari hal yang tidak-tidak. Terimakasih," Jessica mengakhiri pengumumannya. Kemudian anggota kelompok yang lainnya bubar. Mereka kembali ke tendanya masing-masing. Malam ini akan menjadi malam terakhir mereka bermalam di tenda. Karena nanti kalau sudah tiba di kota Floxan. Akan ada atap dan ruangan yang hangat menyambut mereka. Jessica senang melihat ekspresi mereka saat Jessica bilang tentang kota Floxan. Tentunya di sana mereka akan lebih nyaman. Karena tempatnya lebih layak dari pada di terowongan bawah tanah ini. Meskipun tempatnya di rumah sakit. Setidaknya masih ada listrik di sana. Tentara dan sniper akan membuat mereka merasa aman dari ancaman serangan zombie. Petugas medis juga dibutuhkan untuk mengobati mereka yang terluka. Karena disituasi seperti ini, tidak ada kata kerja pagi pulanga sore. Lalu satu bulan sekali mendapatkan upah dari hasil kerja. Yang sekarang harus mereka lakukan adalah mencari persediaan makanan di manapun itu. Karena pastinya hampir semua kota hancur seperti kota Troxbo dan kota Hellena. Wabah virus zombie ini memang sangat menganjurkan segalanya. Bukan hanya menghancurkan kota, tapi menghancurkan hati manusia. Karena mereka harus terus-terusan kehilangan orang yang mereka sayangi.Jessica berharap, kedepannya akan lebih baik setelah mereka pindah ke kota Floxan. Jessica belum tahu sistem di sana akan seperti apa. Meskipun katanya Mrs. Sam teman dari ayahnya Xavier dan profesor Felix. Tetap saja mereka harus mengikuti peraturan yang berlaku di sana. Karena otomatis mereka menumpang di sana. Semoga saja tidak terlalu memberatkan yang lain beraturan yang berlakunya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN