Zombie 41 - Incident at Camp
Linda mengajak Viska untuk menemani dirinya ingin buang air kecil. Mereka harus mencari semak-semak atau pohon yang sebesar untuk melakukan ritual tersebut. Tidak mungkin kan Linda buang air kecil sembarangan. Meskipun situasi masih sangat genting. Hal itu tetap harus dilakukan dengan baik. Sepertinya yang di ucapkan Xavier. Mereka tidak boleh pergi sendirian. Mereka harus tetap waspada dengan Zombie yang berkeliaran di antara mereka. Tidak lupa mereka juga membawa pisau dan pistol sebagai perlindungan.
Linda selesai buang air kecil, tapi ada zombie yang mengigit tangannya. "Aaaaawwww!!! Tolong ada Zombie!" Teriak Linda kencang. Linda merintih kesakitan. Padahal tadi sebelum mau buang air kecil. Linda sudah mengecek dulu tempatnya. Namun, ternyata ada zombie yang bersembunyi di balik semak-semak.
Viska terkejut dengan teriakan Linda. Karena bukan hanya satu Zombie saja. Ada beberapa Zombie yang menghampirinya. Viska berusaha membunuh zombie itu, tapi tidak berhasil. Mereka terlalu banyak sehingga Viska di gigit dan di kerumuni oleh Zombie itu. Sementara Linda berlari ke arah mereka mendirikan tenda. Linda harus memberi tahu yang lain. Kalau ada kawanan Zombie di sekitar kemah mereka.
Orang-orang di kemah ikut terkejut mendengar teriakan Linda. Xavier, Mark, Gerland dan Jessica menghampiri sumber suara dari Linda. Mereka saling berpapasan dengan Linda.
"Ada apa?" Tanya Jessica.
"Gue tadi pengen buang air kecil. Viska anterin gue buat cari tempat, tapi ternyata ada banyak Zombie di sana. Dan Viska... Viksa.. dia.. dia.." Linda hanya bisa menangis tanpa bisa melanjutkan kata-katanya. Linda sangat shock karena melihat Viska menjadi santapan empuk para zombie yang sangat kelaparan.
Jessica memeluk Linda. Viska pasti tidak selamat. Linda pasti sangat shock melihat Viska di makan oleh kawanan Zombie. Kawanan Zombie yang tadi mengigit Linda mulai berdatangan. Mereka mulai sibuk menikam kepala zombie. Linda yang masih gemetaran berlindung di balik Jessica. Mereka harus menghabisi semua kawanan zombie yang menyerbu Viska dan Linda. Jangan sampai kawanan zombie itu masuk ke perkemahan yang mereka dirikan. Setelah membereskan semuanya. Dan memastikan tidak ada kawanan Zombie lagi. Mereka kembali ke kemah.
Saat melihat luka gigitan Zombie di tangan Linda. Dokter Niko langsung memutuskan untuk mengamputasi tangan Linda. Pasalnya jika di biarkan terus. Virus itu akan menyebar, lama-lama Linda akan menjadi zombie dan membahayakan yang lain. Linda bersi kukuh tidak mau kehilangan tangannya. Namun, Jessica terus membujuknya agar Jessica mau di amputasi.
"Enggak! Gue enggak mau di amputasi. Tolong! Gue masih mau punya tangan," pekik Linda sambil menangis. Disituasi seperti ini memang serba salah. Siapa yang mau kehilangan tangannya. Linda akan menjadi cacat jika tangannya harus diamputasi. Bagaimana nasib hidupnya nanti, jika hanya mempunyai satu tangan?
"Linda, kalau tangan elo enggak di amputasi. Lo akan jadi zombie seperti mereka. Gue mohon, elo harus mau diamputasi. Demi selamatan elo, sebelum virusnya menyebar ke otak elo," bujuk Jessica, berusaha memberikan pengertian. Meskipun tahu, pilihan itu sangat berat. Jessica juga belum tentu mampu memilih jika ada diposisi itu.
Linda terus menangis. Tanpa berpikir panjang, Mark langsung mengambil kampak di bus. Ia langsung memotong tangan Linda dengan menggunakan Kampak tersebut.
"Aaaaaaggggghhhh!" Linda mengerang kesakitan. Lalu pingsan karena melihat tangannya yang sudah terputus. Dokter Niko langsung menekan luka itu dengan kain. Agar pendarahannya tidak terlalu hebat. Ia menyuntikan beberapa obat penghenti pendarahan. Untung saja ia selalu membawa obat-obatannya di ranselnya. Dokter Niko sengaja memasukan bebeapa obat di ranselnya. Katanya nanti kedepannya akan berguna di kondisi yang genting. Dan benar saja, sekarang ransel yang berisi obat itu berfungsi untuk Linda.
Semua orang terkejut melihat tindakan yang di lakukan Mark. Mereka tahu yang dilakukan Mark itu benar. Namun, tadi mereka masih menunggu persetujuan sang pemilik tangan.
Xavier menarik Mark. Xavier sedikit menjauh dari tempat Linda berbaring. "Kenapa elo lakukan hal itu? Elo lihat Linda jadi pingsan! Elo harusnya kasih waktu buat Linda berpikir. Jangan main seenaknya aja!" Tegur Xavier.
"Kita harus cepat bertindak Xavier, kalau tidak Linda akan menjadi zombie. Seperti yang elo lakukan ke kakek Simon. Elo langsung menembak kepalanya bukan. Kalau Linda menjadi zombie, bukan kah itu sangat berbahaya bagi kelompok kita. Kita sudah cukup kesulitan. Jangan dibuat sulit lagi, Xavier," sahut Mark, dia merasa apa yang telah dia lakukan adalah hal yang benar.
"Astaga! Kita belum mendapat persetujuan dari Linda. Kalau kakek Simon, posisinya waktu itu dia sudah menjadi zombie. Linda kan belum jadi zombie. Kita harusnya kasih dia waktu sampai setuju," tukas Xavier.
"Sampai kapan nunggu persetujuan dari dia? Sampai Linda jadi zombie dan mengigit kita semua?" Tanya Mark kesal. Mark sungguh tidak menyesali tindakannya. Semua itu Mark lakukan untuk melindungi kelompoknya yang masih tersisa.
"Ya sudah, semua ini sudah terjadi. Elo harus siap melihat pandangan yang tidak enak dari yang lainnya. Lain kali elo harus menunggu dulu sebelum bertindak kayak gini lagi. Linda pasti akan sangat membenci elo. Karena elo tidak memberikan waktu sampai dia benar-benar siap," ujar Xaveir kemudian meninggalkan Mark.
Mark masih mematung di tempatnya. Rasanya semua yang dia lakukan tidak pernah ada yang benar. Niat baiknya malah dinilai tidak baik. "Gue enggak salah kok, gue melakukan hal itu buat melindungi yang lainnya. Terserah Linda mau benci sama gue atau gimanapun. Yang jelas gue pengen menghentikan penyebaran virus zombie itu dari tangan Linda," oceh Mark sendirian.
"Yang elo lakukan udah bener kok. Tadinya malah gue yang mau melakukannya. Hanya saja gue kurang berani," cetus Gerland.
"Elo kesini cuma mau menghibur gue kan? Enggak perlu. Gue enggak perlu di hibur," tolak Mark secara halus.
"Kepedean banget sih. Lagian gue juga bukan badut. Elo tahu, kalau aja tadi elo enggak berani melakukan hal itu. Mungkin gue yang maju buat memotong tangannya Linda. Sudah cukup banyak orang yang menjadi zombie. Gue juga enggak mau Linda jadi zombie dan membahayakan kita semua," jelas Gerland.
"Tapi nyatanya gue yang bertindak bukan," timpal Mark..
"Good job! Udah nanti juga mereka akan paham apa yang elo lakukan. Jangan mikir yang macam-macam. Yang sekarang kita pikirkan adalah mencari tempat yang aman. Aman untuk kita semua, gitu," Gerland memberikan semangat pada Mark.
Malam ini akan menjadi malam yang panjang. Niatnya cari tempat dan mendirikan tenda itu, mereka ingin beristirahat tanpa gangguan Zombie. Namun, Zombie malah merenggut satu nyawa anggota mereka. Dan membuat Linda harus kehilangan satu tangannya. Xavier meminta agar yang lainnya tetap di tendanya masing-masing. Kali mau ada yang buang air. Xavier sendiri yang akan mengantar mereka. Xavier berjanji hanya mengantar saja. Karena Xavier bukan tipe lelaki yang suka mengintip, perempuan yang sedang buang air kecil. Apa untungnya juga? Itu hanya mengotori matanya saja.