Zombie 47 - Nothing Spesial
Zombie tidak terlihat berkeliaran sepanjang perjalanan Xavier dan teman-temannya menuju arah Utara kota Floxan. Mungkin sudah saatnya mereka berputar balik. Besok mereka akan melakukan perjalanan lagi menuju arah yang berbeda. Semoga saja hasilnya tidak nihil seperti sekarang ini. Xavier benar-benar membutuhkan Zombie hidup. Kalau sampai besok mereka tidak menemukan Zombie hidup juga. Berarti mereka harus ke kota Hellena. Di sana banyak kawanan Zombie yang berkeliaran.
Xavier berdecak sebal karena tidak mendapatkan Zombie. Mereka putar balik menuju rumah sakit Amehra. Mereka memang beruntung mendapatkan tempat yang lebih layak di rumah sakit Amehra. Namun, semuanya tidak berjalan dengan lancar. Mereka harus diuji lagi. Karena tidak menemukan Zombie hidup untuk di jadikan sampel. Dulu mereka memang menghindari Zombie. Karena mereka berbahaya, tapi sekarang mereka justru mencarinya untuk sampel penelitian mereka.
Di kota Floxan ternyata tidak terlalu banyak Zombie yang masih hidup. Warganya sangat berani untuk membunuh Zombie yang berkeliaran di sekitar mereka. Apa mungki karena kota Floxan memiliki tentara yang sangat kuat. Sehingga tidak akan ada kawanan Zombie sampai berlusin-lusin atau bahkan berratusan Zombie.
"Sial! Tidak ada zombie sama sekali!" Rutuk Xavier lagi. Waktu terus berjalan, perjalanan kali ini hanya membuang-buang waktu saja. Tidak ada yang spesial, karena mereka tidak mendapat apa yang mereka mau. Kesal? Pastinya, sudah seharian mereka mencari Zombie. Namun, yang ada hanya mayat Zombie yang berserakan di mana-mana.
"Sepertinya tentara kota Floxan yang membasmi kawanan Zombie yang berkeliaran," terka Jessica.
"Pastinya, gue lihat kemarin di rumah sakit Amehra. Mayor Ramzi sangat gigih mengerahkan pasukannya untuk membasmi Zombie. Kalau saja kota Floxan dan Hellena mempunyai tentara yang kuat seperti kota Floxan. Gue yakin tidak akan terlalu banyak yang akan menjadi zombie," komentar Layla.
"Ya, mereka mempunyai cukup orang dan persenjataan. Sepertinya kita harus ke kota Hellena besok. Kalau kita mencari Zombie ke arah berbeda di kota Floxan. Pastinya hasilnya akan nihil lagi seperti ini," dukung Xavier.
"Setidaknya kita tidak pulang dengan tangan kosong. Kita masih bisa berkontribusi untuk orang-orang di rumah sakit Amehra," ujar Gerland.
Mereka memang tadi sempat menggeledah bebeapa tempat. Untuk mencari persedian makanan. Mereka mendapatkan cukup banyak sayur dan buah-buahan. Mungkin dulunya itu adalah toko sayur mayur dan buah-buahan. Karena sangat banyak sayur mayur dan buah-buahan di dalam kulkasnya. Kalau yang di tata di luar kulkas. Pastinya sudah berbau busuk. Karena wabah ini sudah berjalan hampir empat bulan. Untungnya masih ada yang di dalam kulkas. Mungkin dulu ada penghuninya yang merawat tempat tersebut. Namun, sepertinya hancur oleh kawanan Zombie.
Jessica sudah memikirkan akan di buat apa buah-buahan yang mereka dapatkan. Meskipun Jessica terlihat tomboi, tapi dulu dia sering mengolah buah-buah dan sayur mayur. Karena menurutnya bagus untuk kesehatan. Selain itu, ibu dan ayah adalah seorang ahli gizi. Sanagt penting bagi Jessica untuk menjaga makanan tetap bergizi seuai AKG.
Buah adalah kelompok makanan sehat yang mengandung vitamin, nutrisi, serat, dan air. Namun, ketika cara mengolahnya tidak tepat, kandungan nutrisi yang didapat ketika memakannya jadi tidak optimal. Apalagi, buah-buahan sering kali mengandung bakteri dan pestisida yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Jadi, bagaimana cara mengolah buah yang tepat?
Cuci sebelum dikonsumsi. Meski terlihat bersih dan dikemas baik, selalu ada kemungkinan buah atau sayur terkontaminasi bakteri, kotoran, atau pestisida. Cucilah di bawah air mengalir. Jangan gunakan sabun, deterjen, pemutih, atau bahan kimia pembersih lainnya. Sabun pencuci buah atau sayur belum tentu lebih baik daripada air mengalir.
Bahkan buah dan sayuran dengan kulit, seperti pisang atau jeruk, harus dicuci untuk menghilangkan bakteri, pestisida, atau serangga. Namun, merendam buah dan sayuran bukanlah ide yang baik. Air dapat melarutkan sejumlah nutrisi penting, seperti vitamin C. Setelah dicuci, ditiriskan di saringan agar mengering. Saat siap dimakan, pindahkan ke mangkuk atau peralatan makan yang bersih. Jauhkan dari makanan-makanan lain yang mungkin mengandung bakteri yang bisa mengontaminasi ulang seperti telur mentah, daging, atau daging ayam.
Dikonsumsi dalam bentuk potongan. Dikutip dari Times of india, ahli gizi dan gaya hidup, Karishma Chawla, mengatakan cara terbaik menikmati buah adalah dengan menjadikannya potongan. Memang jus buah nikmat dan sering dianggap sehat, tapi jus buah mengandung gula yang tinggi yang dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi dan lonjakan insulin yang mengakibatkan peningkatan persentase lemak dalam tubuh dan penambahan berat badan. Jus buah dapat dikonsumsi setelah olahraga berat untuk mengisi kembali tubuh dengan nutrisi yang diperlukan dan gula alami.
Boleh dimasak. Pakar makanan Guy Crosby mengatakan ada bukti bahwa memasak berdampak negatif terhadap kandungan nutrisi makanan. Namun, bukan berarti buah yang dimasak tidak bernutrisi. Apakah buah lebih sehat jika dimakan saat dimasak atau mentah bergantung pada beberapa faktor, seperti metode memasak, jenis produk, dan nutrisi spesifik di dalamnya. Vitamin B dan C, serta senyawa dan bahan kimia lain yang disebut fitonutrien dalam buah larut dalam air. Memasak dengan cara merebus dapat menghilangkan nutrisi tersebut, terutama saat air rebusannya. Jadi, pilih cara tepat memasaknya.
Mengukus sebenarnya adalah salah satu cara terbaik untuk menyiapkan buah dan sayuran, karena vitamin tidak bersentuhan langsung dengan air. Memotong produk menjadi potongan besar (atau memasaknya utuh) juga dapat mengurangi hilangnya nutrisi dengan membatasi luas permukaan. Sebagai aturan, cobalah untuk meminimalkan waktu, suhu dan jumlah air yang digunakan saat memasak buah dan sayuran.
Dibuat jadi camilan kering. Buah kering seperti kismis atau raisins sering kali mengandung serat lebih tinggi dibandingkan dengan buah segar. Jadi, buah kering bisa dijadikan camilan sekaligus sumber energi instan. Tapi hati-hati pada gulanya, jadi pastikan untuk mengontrol porsi.
Buah beku untuk smoothies. Buah-buahan beku sering kali dibekukan di ladang sehingga nutrisinya terkunci sejak awal. Kadang-kadang buah beku bahkan lebih sehat daripada produk segar yang dikirim ke seluruh negeri. Buah-buahan beku nikmat dibuat jadi smoothies atau muffin. Karena semua orang butuh makan buah lebih banyak, pilihlah cara mengolah buah yang paling disukai.
Cara yang baik menikmati sayuran yakni dengan memasaknya terlebih dahulu. Namun, cara memasak sayuran yang salah justru bisa menghilangkan sejumlah vitamin dan mengubah kualitas gizinya. Maka itu, Anda perlu tahu cara mengolah sayuran yang benar.
Sayuran kaya akan vitamin B kompleks dan C. Sayangnya, keduanya merupakan vitamin larut air yang mudah hilang selama proses pemasakan. Cara memasak sayuran yang benar bisa membantu mencegah hal ini.
Cara memasak sayuran agar zat gizinya tidak hilang. Proses pengolahan sayuran sudah dimulai sejak kita membersihkan sayuran yang hendak dimasak. Setelah itu, kita perlu memotong sayuran dalam ukuran yang sama agar tingkat kematangannya merata. Selanjutnya, kita akan memilih metode memasak berdasarkan masakan yang akan kita buat. Entah mengukus, merebus, atau menumis, setiap teknik memiliki pengaruh masing-masing terhadap kualitas gizi sayuran.
Tips memasak sayuran agar zat gizi di dalamnya tidak hilang yang bisa kita terapkan. Cuci sayuran dengan air mengalir. Sebelum mulai memasak, kita perlu mencuci sayuran dengan benar terlebih dahulu. Langkah ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri, kuman, maupun sisa pestisida pada sayuran yang dapat merugikan kesehatan.
Cucilah sayuran dengan air mengalir, bukan dengan merendamnya. Merendam sayuran hanya akan menghilangkan vitamin B kompleks dan vitamin C yang larut air. Gunakan pula air bersuhu suam-suam kuku, sebab suhu panas bisa merusak vitamin C.
Potong sayuran dalam bentuk yang besar. Semakin kecil potongan sayuran, semakin banyak zat gizi yang akan hilang saat proses masak. Pastikan kita memotong sayuran dalam bentuk yang cukup besar. Jika sayuran tersebut berukuran kecil, kita pun bisa memasaknya dalam kondisi utuh. Lantas, bagaimana jika kita tidak suka potongan sayuran yang besar? Tenang saja, kita dapat memotong sayuran menjadi kecil-kecil setelah memasaknya. Bila sayuran sudah matang, kandungan zat gizinya tidak akan hilang.
Perhatikan waktu, suhu, dan air saat memasak sayuran. Cara memasak sayur yang benar yaitu dengan memerhatikan waktu, suhu, dan jumlah air yang kita gunakan. Waktu memasak yang terlalu lama dan suhu yang terlalu tinggi dapat menghilangkan kandungan vitamin B1 dan vitamin B3 sebanyak 60%. Selain itu, vitamin C pada sayuran dapat rusak bila terlalu lama terkena air. Untuk mengatasi hal ini, cobalah mengolah sayuran dengan cara dikukus. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa teknik ini bisa menjaga kandungan vitamin C sebesar 80%.
Pilih metode memasak yang sesuai. Metode atau cara memasak juga menentukan banyaknya zat gizi yang hilang. Setiap jenis hidangan mempunyai cara memasak tersendiri, tapi ada baiknya kita memilih cara yang mempertahankan lebih banyak kandungan gizi sayuran. Dengan memilih cara memasak sayuran yang tepat, kita bisa mendapatkan zat gizi dalam jumlah yang optimal. Di bawah ini beberapa metode terbaik untuk memasak sayur-mayur.
Mengukus. Ini merupakan cara memasak sayuran yang paling baik, khususnya untuk sayuran yang mengandung vitamin larut air. Teknik memasak dengan cara mengukus tidak memakai banyak air sehingga vitamin B kompleks dan vitamin C tidak akan banyak larut. Selain itu, teknik mengukus menghasilkan panas sedang. Suhu ini tidak menyebabkan gosong, tidak banyak merusak vitamin, dan tidak menghilangkan banyak cairan. Teknik ini cocok untuk memasak wortel, kembang kol, dan sayuran berdaun hijau lainnya.
Memanggang daging sudah biasa, tapi pernahkah memanggang sayuran di atas bara api? Teknik memasak yang satu ini bisa mempertahankan warna, rasa, dan bentuk sayuran. Bahkan, teknik memanggang juga lebih sehat dibandingkan teknik lainnya. Sayuran untuk dipanggang sebaiknya bertekstur cukup padat, seperti asparagus, labu, buncis, wortel, atau bawang bombai. Olesi sayuran dengan minyak, lalu panggang di atas bara api hingga matang. Jangan lupa, sisihkan bagian sayuran yang hangus.
Menumis. Teknik memasak yang satu ini cocok untuk kita yang tidak suka sayuran. Menumis menggunakan sedikit minyak serta bumbu-bumbu yang akan membuat sayuran terasa lebih gurih. Teknik ini juga bisa mempertahankan warna, rasa, dan nilai gizi sayuran. Hampir semua jenis sayuran bisa kita tumis. Akan tetapi, hati-hati jika kita menumis sayuran berdaun hijau. Sayuran berdaun lebih cepat layu, jadi tumislah sebentar saja untuk mempertahankan teksturnya.
Merebus. Ini termasuk cara memasak sayuran paling umum. Teknik merebus tergolong mudah, cepat, dan serbaguna. Kita pun bisa menggunakan teknik ini untuk mengolah berbagai jenis sayuran, mulai dari yang berbentuk umbi hingga dedaunan. Namun, teknik merebus memiliki satu kekurangan. Kita akan menggunakan banyak air dan suhu tinggi yang konstan. Padahal, suhu tinggi dapat merusak kualitas vitamin dan air bisa melarutkannya. Alhasil, kandungan gizi sayuran lebih banyak berkurang.
Memasak dengan microwave. Microwave tidak hanya berguna untuk memanaskan sisa makanan, tapi juga memasak sayuran. Walaupun microwave memiliki suhu tinggi, waktu memasak dengan alat ini biasanya lebih singkat sehingga tidak banyak zat gizi yang terbuang. Beberapa penelitian menemukan bahwa memasak dengan microwave merupakan cara terbaik untuk mempertahankan kandungan antioksidan dan vitamin. Dibandingkan cara lain, jumlah vitamin yang hilang umumnya tidak lebih dari 20 – 30%.
Ada beragam cara memasak sayuran, tetapi banyak di antaranya justru menghilangkan zat gizi penting. Jika selama ini Anda mengolah sayur dengan cara yang salah, inilah saatnya mengubah kebiasaan demi mendapatkan asupan zat gizi yang optimal. Memahami Fungsi Angka Kebutuhan Gizi (AKG) bagi Kesehatan. Selain menyantap makanan bergizi seimbang, salah satu hal yang perlu kita lakukan untuk menjaga kesehatan adalah mengetahui kebutuhan gizi dalam sehari. Acuan yang dapat kita gunakan dalam hal ini adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Kita mungkin sudah pernah menjumpai istilah Angka Kecukupan Gizi pada kemasan makanan atau minuman. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan AKG dan bagaimana cara menghitungnya?
Apa itu kebutuhan gizi? Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang dibutuhkan oleh setiap individu, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia. Kebutuhan gizi setiap orang ditentukan oleh banyak faktor, yakni usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Selain itu, tingkat aktivitas fisik termasuk dalam faktor kebutuhan gizi yang diperlukan setiap orang. Belum lagi bila ada kondisi medis atau penyakit tertentu. Kesemuanya menentukan banyaknya zat gizi yang kita butuhkan. Kebutuhan gizi bersifat sangat spesifik untuk satu individu. Bahkan, anak kembar pun bisa memiliki kebutuhan gizi yang berbeda jika keduanya memiliki tingkat aktivitas fisik, berat badan, dan tinggi badan yang berbeda.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu untuk hidup sehat.
Karakteristik tersebut juga sama dengan faktor yang menentukan kebutuhan gizi, yaitu berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis. Hanya saja, AKG merupakan kecukupan rata-rata gizi sehari bagi hampir semua orang sehat di suatu negara.
Itu artinya AKG digunakan sebagai patokan zat gizi rata-rata yang diperlukan oleh suatu kelompok orang. Patokan ini tidak menggambarkan berapa kebutuhan gizi satu individu tertentu saja.
Contohnya, pada AKG tercantum bahwa kebutuhan protein pria berusia 19 – 29 tahun yaitu 63 gram. Ini berarti rata-rata pria dengan usia tersebut membutuhkan asupan protein sebanyak 63 gram dalam satu hari.
Namun, jika kita menghitung kebutuhan protein berdasarkan rumus, hasilnya mungkin berbeda. Sekalipun Anda merupakan seorang pria berusia 19 – 29 tahun, kebutuhan protein Anda bisa lebih atau kurang. AKG biasanya lebih sering digunakan sebagai patokan dalam perumusan acuan label gizi. Kita akan menemukan acuan ini pada kemasan makanan dalam tabel informasi gizi atau nutrition facts.
Cara menghitung gizi yang kita perlukan. Pernahkah kita menghitung kebutuhan kalori? Jika ya, ini merupakan langkah pertama untuk mengetahui kebutuhan gizi. Jenis zat gizi yang perlu kita hitung terbagi menjadi zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro atau makronutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Jenis zat gizi yang termasuk dalam kelompok ini yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.
Sementara itu, zat gizi mikro atau mikronutrien yaitu zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil. Jenis zat gizi ini mencakup vitamin dan mineral. Kendati dibutuhkan dalam jumlah kecil, zat gizi mikro memiliki fungsi penting dalam berbagai sistem tubuh. Kebutuhan kalori menggambarkan besarnya energi yang kita butuhkan dalam sehari. Namun, angka ini tidak menunjukkan seberapa banyak kebutuhan karbohidrat, protein, atau zat gizi lainnya. Untuk mengetahuinya, Anda perlu menghitung kebutuhan gizi.
Langkah pertama yakni menghitung kebutuhan kalori (energi). Anda bisa menggunakan rumus Harris-Benedict atau Kalkulator Kebutuhan Kalori. Keduanya sama-sama memakai data tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, usia, dan tingkat aktivitas fisik. Setelah mengetahui seberapa besar kebutuhan kalori harian kita, lanjutkan dengan menghitung kebutuhan gizi makro dan mikro.
Kebutuhan gizi makro. Jenis zat gizi makro yang perlu kita hitung kebutuhannya yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Setiap zat gizi makro mempunyai persentase tertentu dari total kebutuhan kalori kita. Berikut penjabarannya. Kebutuhan protein adalah sebesar 10 – 15% dari kebutuhan kalori total. Setelah menemukan besarnya kalori untuk protein, ubahlah ke dalam gram. Protein sebanyak 1 gram setara dengan 4 kalori.
Kebutuhan lemak adalah sebesar 10 – 25% dari kebutuhan kalori total. Lemak sebanyak 1 gram setara dengan 9 kalori. Kebutuhan karbohidrat adalah sebesar 60 – 75% dari kebutuhan kalori total. Karbohidrat sebanyak 1 gram setara dengan 4 kalori. Contohnya, kebutuhan energi kita menurut hasil perhitungan Kalkulator Kebutuhan Kalori yaitu 2.000 kalori. Dengan demikian, kebutuhan zat gizi makro kita adalah sebagai berikut.
Kebutuhan protein: 15% x 2.000 kalori = 300 kalori. Ubah menjadi gram dengan cara membagi 300 dengan 4. Hasilnya, kita membutuhkan 75 gram protein.
Kebutuhan lemak: 20% x 2.000 kalori = 400 kalori. Ubah menjadi gram dengan cara membagi 400 dengan 9. Hasilnya, kita membutuhkan 44 gram lemak.
Kebutuhan karbohidrat: 65% x 2.000 kalori = 1300 kalori. Ubah menjadi gram dengan cara membagi 1.300 dengan 4. Hasilnya, kita membutuhkan 325 gram karbohidrat.
Kesimpulannya, kebutuhan energi kita dalam satu hari yaitu 2.000 kalori. Sementara itu, kebutuhan karbohidrat Anda dalam satu hari adalah 325 gram, protein 75 gram, dan lemak 44 gram.
Zat gizi mikro yaitu zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Kelompok ini terdiri dari berbagai macam vitamin dan mineral. Contoh zat gizi mikro antara lain kalsium, natrium, zat besi, kalium, yodium, vitamin, magnesium, dan fosfor. Kebutuhan gizi mikro tidak bisa diperkirakan dengan rumus seperti halnya kebutuhan gizi makro, melainkan cukup dilihat berdasarkan kecukupannya saja.
Hal tersebut dikarenakan jumlah zat gizi mikro sangat kecil, jenisnya banyak, dan biasanya kebutuhannya relatif sama untuk setiap kelompok umur. Kecukupan zat gizi mikro dapat dilihat pada tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Cara mencukupi asupan gizi. Kondisi tubuh kita akan terus berubah seiring tahap kehidupan. Dengan mencukupi kebutuhan gizi, kita menjaga tubuh tetap sehat sehingga siap menghadapi berbagai perubahan tersebut.
Beberapa tips umum yang bisa kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Menyantap makanan yang beraneka ragam. Memilih makanan alami, bukan hasil pemrosesan. Menyeimbangkan jumlah kalori yang masuk dan keluar. Makan lebih banyak sayur dan buah-buahan. Mengonsumsi beragam sumber protein. Minum setidaknya 2,5 L air setiap hari. Membatasi konsumsi makanan tinggi garam atau lemak trans seperti junk food. AKG merupakan acuan rata-rata yang dapat kita gunakan ketika menghitung kebutuhan gizi. Dengan mengikuti acuan ini, kita bisa mengetahui banyaknya energi dan zat gizi lain yang tubuh kita butuhkan untuk tetap hidup sehat.