CINTA SEGITIGA BERUJUNG MAUT

Bab 1 "Will you marry me?" ucap seorang pemuda bersujud di depan seorang wanita. "Iya, aku mau," ucap ku dengan perasaan bahagia. "Terima kasih, aku akan membuat mu bahagia di sisa umur hidup ku," ucap nya langsung memeluk ku setelah menerima lamaran nya. Pernikahan kami pun terjadi dengan acara sederhana, yang hanya di hadirin keluarga besar dan teman terdekat saja.Semua orang terlihat bahagia, dan begitu pula dengan kami sudah lama menanti kan hal ini. "Maaf ya, saat ini aku belum bisa memberi mu rumah tempat tinggal yang bagus," Ucap Billy. "Aku bahagia asal bersama mu, harta kita bisa cari bersama, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang itu ya," ucap ku tersenyum bahagia. Kami pergi menuju rumah yang akan kami tempati berdua untuk memulai awal kehidupan ku bersama Billy, sebuah rumah minimalis yang telah kami beli sebelum pernikahan.Dengan hati bahagia aku memasuki rumah tersebut. Malam pertama ku akan segera di mulai malam ini, aku duduk di atas tempat tidur menunggu kedatangan Billy yang sedang berada di toilet, jantung ku berdegup kencang membayangkan malam pertama ku bersama nya. Tak berapa lama, Billy keluar dari toilet dengan mengenakan handuk putih yang hanya menutupi separuh badan nya. jantung ku semakin berdegup kencang saat dia perlahan mendekati ku. "Apa kau siap?" tanya nya pada ku. Aku hanya pasrah mengangguk menjawab pertanyaan nya, aku juga sudah tak sabar menantikan malam pertama ini dengannya. Billy mulai menciumi pipi ku, perlahan turun menyentuh bibir atas ku, dengan kecupan hangat dia mencumbu ku berkali-kali, aku pun membalas ciuman nya,Sampai akhirnya kami berdua merasa basah. Aku membuka baju ku dengan nafas yang menggebu, tak ada lagi yang menutupi badan ku, tubuh ku terbuka dengan jelas di hadapan Billy. dengan cepat dia mencumbu bibir ku sangat ganas, ciuman itu turun menyentuh p******a ku, lalu turun ke pusat ku, perlahan dia memainkan bagian sensitif ku, aku mendesah merasakan kenikmatan yang fantastis, semakin aku mendesah, semakin cepat pula dia memainkan bagian sensitif ku, aku semakin hanyut merasakan kenikmatan itu. "Cepat lah mas, aku sudah tak tahan lagi, langsung saja, jangan hanya memainkan nya," rintih ku dengan desahan nafas. Billy tetap bermain dengan area kewanitaan ku."Cepat lah, jangan terlalu lama sayang, aku sudah tidak tahan lagi, cepat masukkan," paksa ku pada nya dengan tubuh ku yang menggeliat-geliat di atas tempat tidur. Billy mulai memasukkan senjata nya pada ku, Bagian intim terasa sakit saat dia memasukkan senjata nya pada ku, tapi aku tidak memedulikan semua itu, aku merasakan kenikmatan yang sempurna, dengan nafas yang menggebu aku berkata" Ah.. yeah.. lebih kencang lagi Billy, ih.. ah... ini sangat nikmat. Billy mengguncang nya dengan sangat kuat, sesekali dia meremas p******a ku, aku menatap wajah nya dengan penuh nafsu. aku menangkap kepala Billy dan mencium bibir nya berkali-kali. sampai pada akhirnya aku merasakan suatu kenikmatan yang tak pernah ku rasakan, ada kepuasan dan rasa bahagia, aku terkulai lemas di atas tempat tidur dengan nafas turun naik, aku menatap Billy dengan penuh cinta, sampai akhirnya kami pun tertidur pulas. **** Matahari bersinar terang, memasuki sela-sela gorden kamar, aku terbangun dari tidur ku. Aku melihat Billy yang masih tertidur pulas, aku bahagia saat ini dia sudah menjadi suami ku. Aku pun berjalan menuju dapur untuk menyiapkan kan sarapan pertama nya bersama ku. Setelah semua selesai, aku kembali ke kamar dan membangun kan Billy untuk segera bangun, lalu sarapan bersama. "Sayang, ayo lah bangun, aku sudah masak untuk kamu," ucap ku membelai lembut rambut nya. "Baiklah sayang, aku akan mandi dulu, aku juga harus bekerja hari ini," ucap nya sembari mengecup kening ku. Aku menunggu nya di meja makan, sebuah pelukan datang dari belakang, dan mencium pipiku. aku mencintaimu sayang. "Ayo makan lah," ucap ku pada nya. Kami sarapan bersama dengan perasaan bahagia, sesekali Billy melontarkan pujian tentang masakan ku hari ini, dia merasa senang mempunyai istri seperti ku, setelah habis menyantap makanan, dia pun pergi pamit pada ku untuk segera berangkat kerja "Rik, aku pergi dulu ya," "Kamu ga bisa libur, kita kan masih pengantin baru?" ucap ku meminta nya untuk tetap bersama ku hari ini. "Aku harus giat bekerja sayang, agar aku bisa membahagiakan kamu dan keluarga kita nanti." ucap nya sambil memeluk ku. "Hati-hati ya mas," ucap ku dengan tatapan sedih. "Aku akan segera pulang, tunggu aku ya," Pamit Billy mencium kening ku. Aku pun masuk kedalam rumah dan beberes membersihkan rumah, lalu memasak untuk makanan Billy. Sesekali aku tersenyum membayangkan yang terjadi saat malam pertama kami, aku tak menyangka ternyata diri ku seagresif itu saat berada di tempat tidur. *** Aku duduk bersama Billy di ruang tamu, aku berpikir untuk membantu Billy menghasilkan uang tambahan, agar aku tidak terlalu merepotkan nya. "Mas gimana kalau aku jualan kue? buat bantu ekonomi keluarga kita?" pinta ku. "Gak usah aku masih mampu buat membiayai kebutuhan kamu," ucap nya menatap ku serius. "Aku hanya ingin bantu kamu, sebelum kita punya anak," Rengek ku bertingkah seperti anak kecil. "kamu yakin? memang nya nanti kamu gak capek?" "Aku cuma bikin kue aja, nanti aku akan titip kan ke tetangga yang jualan, itung-itung buat nambahin pemasukan keuangan kita," ucap ku meyakinkan nya. "Yaudah terserah kamu aja, aku nurut asal kamu bahagia," ucap nya tersenyum menatap ku. "Terima kasih mas." Ucap ku sambil memeluk nya. Keesokan pagi nya semua berjalan normal seperti biasa, Billy berangkat kerja dan aku memulai dagangan ku untuk berjualan kue. keluarga kami sangat akur dan bahagia. Semua kami lewati bersama susah dan senang.Sampai tiba masa nya aku pun Hamil anak pertama kami. "Huek, huek, kok aku pusing, mual kayak gini ya?" "Rika, Rika, kamu dimana ?" teriak Billy dengan kegirangan. "Ada apa mas?" "Aku punya kabar bahagia, Aku diangkat jadi direktur perusahaan," ucap nya dengan wajah kegirangan. "Benarkah," ucap ku dengan bahagia. "Huek, huek, huek," aku pun berlari menuju toilet, mual ini sangat membuat tubuh ku lemah. "Ada apa? kamu sakit?" "Gak tau mas, dari tadi aku muntah dan pusing." "Jangan, jangan, kamu hamil?" ucap nya penuh semangat. Aku hanya tersenyum dan memutuskan untuk pergi ke dokter memeriksakan kesehatan ku. "Selamat ya, ibu hamil" ucap dokter pada ku. "Benarkah dok?" Ucap ku dengan wajah bahagia, akhirnya aku menjadi seorang ibu. Billy dan aku merasa sangat bahagia, lengkap sudah kebahagiaan kami, kebahagiaan pun menghampiri keluarga kami setiap tahun nya. Aku dan Billy pindah kerumah yang lebih mewah, ekonomi kami semakin membaik tiap tahunnya. Billy juga sudah berhasil membuka sebuah perusahaan milik kami sendiri.Berkat kerja keras nya selama bertahun-tahun, sebagai buruh pabrik. Sekarang menjadi pengusaha yang sukses. Dan juga kehadiran putri kami yang cantik dan mengemas kan. Seperti kata pepatah lelaki akan di uji jika sudah memiliki segala nya. Masalah pun bermula di dalam keluarga bahagia itu. Bersambung ... Lanjut baca ya ? cerita penuh air mata happy reading ?