bc

JAVIER ANDREA (Cinta Satu Malam ~ INDONESIA)

book_age18+
3.5K
IKUTI
33.2K
BACA
contract marriage
arranged marriage
arrogant
badboy
goodgirl
CEO
drama
like
intro-logo
Uraian

✅ SUDAH TAMAT ✅

Pernikahan Javier dan Andrea memang hanya sebatas Kesepakatan, Andrea sedang hamil anak Javier, karena itu mereka menikah, Menikah dengan sebuah Perjanjian, Javier akan menceraikan Andrea ketika Andrea Melahirkan anaknya, hubungan mereka pun di ikat dalam sebuah pernikahan karena Sebuah kesalahan.

Kesalahan cinta semalam mereka,

Menghabiskan malam di sebuah hotel tanpa sadar karena Mabuk.

chap-preview
Pratinjau gratis
BAB 1
"Andrea!" panggil Carolyne. "Iya, Mom?" "Kamu kenapa, Sayang? Kenapa kamu kelihatannya resah? Apa karena kehamilanmu?" Carolyne mengelus dagu Andrea. "Iya, Mom, aku merasa makin berat saja," jawab Andrea. "Begitulah hamil, Nak, semakin hari semakin berat dan menyesakkan" Andrea memang hamil anak Javier, walaupun mereka sebenarnya tak akur dan tak saling mencintai, tapi Andrea hamil anak Javier karena sebuah kesalahan. *** Flashback ON Ketika terbangun, Andrea membuka pejaman matanya dan melihat langit-langit kamar dengan samar, Andrea mengucek-ngucek matanya lalu memposisikan dirinya dengan duduk. Andrea melihat tubuhnya yang sedang telanjang di balik selimut, Andrea sadar dan membulatkan matanya penuh karena heran, kenapa dia berakhir di sini tanpa pakaian ketika semalam ia bersama teman temannya. Andrea menyusuri setiap sudut kamar dengan ujung matanya. Siapa yang melakukan ini padanya? Jam sudah menunjukkan pukul empat subuh, artinya ia harus cepat pulang sebelum Adams menyadari kepergiannya, tapi bagaimana dengan tubuhnya? Siapa pria b******k yang melakukan itu padanya? Andrea mengacak-ngacak rambutnya gusar, ia bingung siapa yang membuatnya seperti ini, kenapa dia di sini dan apa yang terjadi? Semalam ia di renggut? Itu terlihat dari darah yang bernoda di sprei putih. Andrea menitikkan air matanya, akibat perbuatannya ia menerima ini, tapi siapa dia? Andrea melihat sekopor uang di sofabed dekat ranjang hotel, terlihat berisi uang karena kopor itu terbuka lebar. Andrea beranjak dan memakai baju handuknya dan mendekati uang itu, ia bisa saja mendapatkan petunjuk siapa pria yang sudah membuatnya seperti ini lewat kopor itu. * Andrea masuk ke dalam rumah diam-diam dan berjinjit pelan, dan kopor berisi uang yang ia bawa dari hotel, ia taruh di dekat nakas ruang tamu, ia bisa mengambilnya setelah aman, seperti biasa Andrea terkejut melihat kakaknya sedang berdiri di depannya dengan memalang jalannya. "Kakak?" "Dari mana kamu?" tanya Adams mulai kesal. Jeny memberi kode kepada Andrea jika Adams tau jika dia pergi. Dia tak bisa melindungi Andrea lagi karena Adams tau bagaimana adiknya. "Kak, maafkan aku, aku__" "Sudah, ya, Andrea, kau sudah membuatku setiap hari stress karena ulahmu, aku hanya berusaha menjagamu, apa kau tak bisa melepas dunia malammu itu, Haa? Kenapa selalu saja membuatku stress dan kesal, Andrea?" Andrea hanya menunduk karena memang mengakui kesalahannya. ia hanya bisa menunduk ketika Adams sedang menunjukkan kemarahannya. "Sayang, sudahlah." Jeny mencoba menghentikan suaminya. "Kau juga, kenapa mengizinkannya keluar? Dia itu perempuan, aku melarangnya karena dia perempuan dan dia adikku, Kenapa kalian berdua selalu saja membuatku Kesal, HAAAA?!" Andrea masih setia berdiri tanpa Bbrgerak sedikit pun di tempatnya. "Dan, kau, Andrea, jika kau tak lagi mau mendengarkanku dan tak mau mengikuti peraturanku, lebih baik kau pergi dari rumah ini, daripada membuatku stress. Ibu dan ayah sudah tiada, Andrea, kau adalah tanggung jawabku, aku hanya melarang dan menyuruhmu berhenti. Kenapa sangat susah kau lakukan Andrea? JAWAB!" Bentak Adams dengan nada bicara yang lebih tinggi dan penuh penekanan. "Sayang, Cloe nanti bangun, kecilkan volume suaramu, ini masih subuh," ujar Jeny. "Kalian hanya membuatku stress setiap hari," ujar Adams dengan berjalan meninggalkan adik dan istrinya yang membuatnya kesal Jeny menghampiri Andrea yang sedang tertegun. "Kamu yang sabar, ya, jangan dengarkan kata Adams ketika dia menyuruhmu pergi, dia hanya khawatir, kekhawatirannya itu membuatnya jadi marah," ujar Jeny "Iya, Kak. Jika aku pergi, aku juga mau tinggal di mana." "Syukurlah, masuklah ke kamarmu, istirahatlah, kita bicara pagi nanti ya, ini masih subuh kau pasti butuh rehat," ujar Jeny menepuk pundak adik iparnya dan berjalan meninggalkan Andrea yang sedang tertegun. Untung saja masih ada Jeny yang mendukungnya ketika Adams memarahinya. Andrea langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya, ia menyimpan koper berisi uang yang sudah membuatnya kehilangan benteng pertahanannya itu di sampingnya. Andrea menggeleng-gelengkan kepalanya dan membuat rambutnya berantakan, sesekali ia melihat koper berisi uang itu. Ada apa ini? Ya tuhan, kenapa begini? Siapa yang sudah merenggutku? Gumam Andrea dengan menitikkan air mata. Apa ini semua balasan karena aku tak mendengarkan Kakak? Suara ponselnya terdengar. "Hallo, Natalie?" "Apa kau pulang dengan aman?" "Natalie, katakan padaku, kenapa aku bisa berakhir di sebuah kamar hotel?" "Apa kau lupa?" "Apa yang terjadi?" "Kau pergi bersama seorang pria kaya." "Siapa dia?" "Aku tak tau siapa dia, tapi setelah membawamu pergi, pria itu malah pergi meninggalkan hotel." "Apa kau melihat wajahnya?" "Iya." "Kau tau dia tinggal dimana?" "Mana aku tau, Ndrea,. Ada apa? Apa sesuatu terjadi?" "Sesuatu yang tak terduga terjadi, Nat, tapi aku akan memberitahumu nanti," ujar Andrea. "Baiklah, kau beristirahatlah, besok kita akan ke club lagi." "Tapi, Nat__" "Ada apa?" "Untuk sementara aku tak akan clubbing lagi, aku tak mau membuat Kakakku jantungan dan makin pusing karenaku." "Jadi kau akan berhenti?" "Miras sudah membuatku tidak sadar, sebaiknya aku menghindarinya untuk sementara waktu." "Baiklah." "Kamu bisa pergi tanpaku." "Aku juga bakal di rumah sementara waktu." "Besok kau bisa ke rumahku." "Aku tidak mau, jangan sampai kak Adams memarahiku, Andrea." "Aku yang akan ke rumahmu." "Baiklah, aku tunggu, sampai nanti" Andrea mengakhiri telpon dengan helaan napasnya. *** Seorang pria sedang duduk di kursi kerjanya menghadap jendela kaca di depannya, menatap dengan kosong gedung pencakar langit yang kini jadi sunset. Siapa dia, dia adalah Javier Liam Max. Pria berusia 26 tahun, yang terbilang cukup mampu dan mandiri, melebihi tampan dan jalan hidupnya begitu mudah. Setelah kejadian panas itu, Javier mulai merasa ada yang salah dengan kejadian sewaktu di hotel. Suara pintu ruangannya terbuka membuatnya sadar dari lamunannya. "Javier!" "Apa kau sudah mengurus wanita itu, Jack?" tanya Javier. "Aku tak tau apa ini benar, tapi aku sudah menaruh koper berisi uang di kamar itu, sekarang ceritakan padaku, kenapa kau sampai berakhir di kamar hotel bersama seorang wanita?" tanya Jack. "Aku juga tak tau, Jack, yang pasti aku terbangun dan melihat diriku bersama seorang wanita di kamar hotel, aku merasa Ranno menjebakku." "Ranno memang b******k, aku akan membalas perbuatannya, tapi, Jav, apa kau tau siapa wanita itu?" "Memangnya siapa dia?" "Dia Andrea Marinska Wood, putri dari Tuan Wood yang meninggal karena kecelakaan." "Anak dari Tuan Wood? Bukannya anak Tuan Wood adalah Adams dan dia bekerja di sebuah perusahaan tekstil?" "Itu anak sulungnya, Jav, Andrea adalah putri bungsunya." "Apa kau yakin wanita itu akan diam? Hanya dengan sebuah koper berisi uang?" "Aku tak bilang yakin, tapi setidaknya ini bisa menutupi masalah ini beberapa saat." "Baiklah." "Mommy menyuruhmu pulang, Javier, kita akan malam bersama calon istrimu," ujar Jack. "Kenapa Mommy masih saja sibuk mencarikanku jodoh?" "Itu karena Mommy ingin kamu cepat menikah dan kau akan terkejut melihat siapa wanita yang di undang Mommy makan malam." "Siapa dia?" "Katie Wilson." "Apa?" "Ya, Mommy mengundang Katie." "Ya tuhan, Mommy kenapa jadi sangat tak masuk akal sih" "Apa yang tak masuk akal, Javier?" "Mengundang Katie." "Katie 'kan wanita, dia cantik, tentu saja masuk akal jika Mommy mengundangnya." "Tapi Katie adalah sahabat kita." "Walaupun begitu, Katie tetap seorang wanita." "Tapi aku tak pernah melihatnya sebagai seorang wanita." "Aishhh...kenapa Mommy tak pernah berhenti," sambung Javier "Kau kan tau Mommy," tawa Jack. "Kau juga, kapan menikah?" "Aku akan memikirkannya nanti, lagian kamu duluan saja, kamu kan Kakak jadi kakak duluan, ya, 'kan?" "Kau saja tak berpikir untuk menikah secepatnya, apalagi aku." "Turuti saja perkataan Mommy, lagian Mommy hanya ingin yang terbaik buat kamu." Javier menggeleng-gelengkan kepalanya.  BERSAMBUNG

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Pernikahan Sementara

read
334.4K
bc

Bestfriend, I Love You

read
203.4K
bc

Kalista: Maafkan Aku yang Tak Lagi Suci, Mas!

read
194.9K
bc

LOVE ME

read
773.7K
bc

Kali Kedua ( Banyu - Rara )

read
227.0K
bc

Bite My Lower Lip (Indonesia)

read
109.3K
bc

My Tomorrow

read
168.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook