Plak! Sebuah tamparan yang cukup keras melayang, mengenai pipi Arya hingga berubah menjadi merah warnanya. Wanita itu menatapnya dengan mata yang memerah. Suara gemeretuk giginya pun sampai terdengar cukup kuat. Wanita itu benar-benar marah pada putra kesayangannya. "Kurang ajar!" Wanita itu mengumpati anaknya, mungkin ini untuk yang pertama kalinya ia semarah itu pada putra bungsunya. "Kenapa Mama tiba-tiba menampar Arya? Apa salah Arya, Ma?" protes pria itu seraya memegangi sebelah pipinya yang terasa perih dan panas. "Kamu masih berani bertanya kenapa?" Sofia memelototkan matanya. "Harusnya Mama curiga saat Pak Rustam bilang ada temanmu yang mengambil mobil. Cih! Ternyata hanya akal-akalanmu saja." "Ma-af, Ma. Tapi Arya punya alasan tersendiri mengapa Arya melakukan ini. Arya terpa