21

1520 Kata
Akhirnya jam pulang sekolah telah tiba. Nando mengantarkan Lula sampai ke rumahnya dengan aman. Ya meskipun Leon juga ikut bersama dengan mereka yang mana jika Nando tidak bisa mengantarkan Lula masih ada Leon yang satu arah tentunya dengan Lula. Namun tetap saja Nando ingin mengantarkan Lula karena bisa saja ini merupakan hari terakhirnya. Semoga, hari ini nggak jadi hari terakhir gua buat nganterin Lo ya Lula. Gue bener-bener sayang sama lo dan nggak mau kehilangan lo. Tapi gue juga nggak bisa ngebiarin lo nantinya akan terancam karena Lo ada di dekat gua Lula. Gua janji kalo gua bakalan selalu jagain Lo dan ga akan biarin Lo terseret dengan semua hal yang bisa aja nyakitin Lo. Batin Nando sekarang ini. "Nando kamu harusnya ga perlu anterin aku. Lagi pula aku bisa jalan sendiri sama Bang Leon kok." ujar Lula di tengah perjalanan mereka itu. "Ga papa kok Lula. Gua emang mau nganterin Lo aja hari ini. Emangnya ga boleh nganterin pacar sendiri?" tanya Nando yang membuat Lula tersipu. Ya, memang Lula belum terbiasa dengan semua ini. Ia sangat mudah tuk tersipu kala Nando mengatakan hal yang manis kepada dirinya. Maklum saja, ini pertama kalinya ia benar-benar di terima oleh lelaki dengan apa adanya. Mungkin dirinya memang sudah beberapa kali berpacaran, tapi tetap saja Nando yang paling membuat Lula tak mampu berpaling ke siapa pun itu. "Nando, terimakasih ya. Lula senang banget karena Nando hadir di hidup Lula. Rasanya Lula jadi semakin hidup sekarang." ujar Lula tersebut. "Iya Lula. Lo ga perlu berterimakasih sama gua karena gua yang harusnya berterimakasih sama Lo. Lo udah mau nerima gua di hidup lo meskipun Lo tahu kalo hidup gua hancur kayak gini." ujar Nando sembari mengusap lembut tangan Lula yang kini berada di genggamannya itu. Tuhan, tolong jangan jadikan genggaman tangan ini menjadi genggaman terakhir untuk Lula. Batin Nando sembari melihat genggaman tangan itu. "Oh hai, ketemu lagi kita ya." ujar Alden yang baru saja terlihat oleh mereka. Sebenarnya tadi Nando dan Leon yang sudah melihatnya lebih dahulu tapi mereka berdua sama-sama tidak ada yang mau melihat dan tak mau menyapa Alden karena mereka sangat menghindari keberadaan Alden itu. Namun, seperti sudah tahu bahwa Nandi dan Leon menghindari dirinya, kini Alden justru mendekati mereka. Ia malah senang jika ada orang yang takut akan kehadiran dirinya. Ia pun kini telah tersenyum kepada mereka. Tentu saja yang membalas senyumannya hanya Lula saja karena Leon dan Nando sudah mengetahui bahwa Alden itu berbahaya bagi mereka bertiga. "Oh hai Alden, ya we meet again. Kali ini gua sama Nando dan Bang Leon juga. And you still alone?" tanya Lula kepada Alden tersebut yang membuat Alden kini tersenyum, tapi senyuman itu bagi Nando dan Leon adalah ancaman. Mereka tahu akal busuk dari Alden jadi mereka akan berhati-hati. Alden memang tidak bisa dipercaya tapi karena Lula memang sangat polos jadinya Lola mudah untuk dibodohi dan dibohongi oleh Alden yang dari covernya memang sangat mencerminkan seseorang yang baik dan berteman pada siapa saja. Namun jika sudah mengetahui dalamnya dari Alden, mungkin tak akan ada yang mau berteman dengan Alden karena Alden memang terlalu licik untuk jadi seseorang yang baik. "Ya as you see, gua sendiri lagi. Emangnya Lo mau nemenin gua nih?" tanya Alden yang hanya dianggap Lula sebagai candaan saja sekarang. "Hahaha bercanda aja ya Lo." jawab Lula sembari tertawa lebar. Lula masih bisa tertawa selebar ini, sementara Leon dan Nando tidak bisa melakukannya karena mereka tahu siapa Alden dan apa tujuan Alden mendekati Lula. Tentunya itu bukan lah tujuan yang baik mengingat Alden benar-benar meresahkan mereka. Mereka menjadi berpikiran bagaimana jika suatu saat nanti Lula pergi tanpa mereka dan bertemu dengan Alden. Entah lah apa yang akan dilakukan oleh Alden tersebut. "Hati-hati loh, jangan keseringan ketawa. Nanti lupa caranya nangis bingung lagi Lo." ujar Alden yang mana di setiap perkataannya mengandung hal tersirat yang Nando sudah tahu apa yang dimaksudkan oleh Lula tersebut. Jadinya sekarang ini ia meminta kepada Lula untuk segera pergi dari sana. "Lula, ayo. Di luar dingin nanti lo sakit." ujar Nando yang hanya mampu mengatakan dua kata itu karena saat ini dirinya sedang sangat kesal. Jadinya ia tak mau banyak bicara. Auww so sweet banget lo sama Lula ya Nando. Ya tapi so sorry karena hari ini akan jadi hari terakhir lo bisa so sweet ke Lula. Karena besok lo harus merubah semuanya ke Mentari. Mentari yang seharusnya mendapatkan apa pun itu dari lo. Dia yang harusnya bisa dicintai sama lo Nando. Lo salah orang selama ini buat dicintai karena itu gua bakalan bantu lo buat kembali ke tempat lo yang seharusnya dan itu ada di Mentari, adik kesayangan gua. Batin Alden dengan seringaiannya yang pasti membuat Nando dan Leon semakin kesal kepada dirinya juga. "Ya udah kalo gitu duluan ya Alden." ujar Lula kepada Alden tersebut. Tampak Alden mengangguk sebagai jawaban dari Lula. Namun tak hanya anggukan saja yang kini ia keluarkan, tapi ia juga mengatakan hal yang membuat Nando merasa sangat kesal. Ia tak bisa membayangkan bagaimana jika Lula nanti akan timbul pertanyaan dari apa yang dikatakan oleh Alden itu. "Yapp hati-hati ya Lula. See you Nando!" ujar Alden mengatakan hal itu dengan jelas yang membuat Nando merasa kesal kepada Alden juga. Untung saja Lula tidak terlalu mendengarnya jadi ia tidak membahas hal itu. Kini mereka bertiga melanjutkan perjalanan mereka menuju ke rumah Lula. “Lo lagi beruntung aja Nando karena Lula ga denger perkataan gua yang terakhir tadi. Kalo dia denger, mungkin kuping lo bakalan panas terus menerus ditanta sama Lula. Dan mungkin juga hari terakhir lo bersama dengan Lula akan menjadi hari terakhir yang penuh dengan pertanyaan yang ga akan bisa lo jawab.” ujar Alden tersebut. Sementara itu, Alden melihat mereka dengan pandangan yang meremehkan. Ia berjanji bahwa sebentar lagi ia akan bisa membuat Nando sepenuhnya menjadi milik Mentari. Karena Nando tidak cocok dengan Lula. "I just want to make my sister happy. Sorry Lula, if her happy make you tears. Salah Lo sendiri yang tiba-tiba aja datang langsung bisa macarin Nando. Padahal Nando terkenal dingin banget sama cewek sampai Mentari aja ga berani buat deketin Nando duluan padahal dia udah suka sama Nando dari dulu. Bahkan sebelum Lo ada di kehidupan Nando Mentari udah ada, Lula. Jadi jangan salahin gua kalo nantinya Lo bakalan terdepak." ujar Alden. Setelah puas melihat mereka, saat ini Alden pun memutuskan untuk pergi ke basecampnya. Ia tadi memang akan pergi ke basecamp tapi kebetulan sekali bertemu dengan tiga orang yang sekarang ini sedang berada di ambang kehancuran. Jadinya ia mendekati mereka bertiga. Sementara Nando, Lula dan Leon melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Lula dan Leon. Diperjalanan Nando benar-benar menahan emosinya karena setiap bertemu dengan Alden rasanya ia ingin menghabisi Alden, tapi ia tidak bisa melakukannya apa lagi jika ia ada di depan Lula. Namun memang Alden, baginya sudah sangat keterlaluan. Bagaimana bisa Alden mengatakan hal seperti tadi yang penuh dengan makna tersirat di dalamnya? Argh, andai saja tadi mereka tidak bertemu dengan Alden pasti Nando tidak akan merenung seperti ini. Kini ia kembali mulai kepikiran sekaligus ketakutan jika hal ini merupakan hari terakhir dirinya bisa bertemu dan bersama dengan Lula. Ia benar-benar takut jika hal ini akan terjadi. Gimana kalau ini beneran hari terakhir gua buat menikmati hidup gua di dunia ini? Ga, Lo ga boleh bilang gitu Nando. Lo harus bisa kalahin Alden sama orang-orang kampungnya itu. Lo ga boleh kalah karena saat ini aja Lo baru memulai hidup baru dengan keberadaan Lula di samping Lo. Lo harus tetap hidup sama Lula dan kejar bahagia Lo. Batin Nando tersebut. "Nah udah sampai deh. Makasih ya Nando, kamu mau mampir?" tanya Lula menawari Nando untuk mampir dan Nando menggelengkan kepala. "Sama-sama Lula, kalau begitu gua pamit dulu ya. Next time aja gua mampirnya. Leon, jagain Lula ya." ujar Nando dan Lula mengangguk. Next time dan semoga masih ada waktu buat itu ya La. Gua sangat berharap waktu gua sama Lo masih banyak buat melakukan hal-hal yang kita sukai, gua mau selamanya dengan Lo Lula. Batin Nando yang kini sudah berpamitan. Ia pun juga sudah pergi keluar dari depan rumah Lula ini. Nando akan langsung pergi ke basecamp Genk Lion karena semua teman-temannya sudah ada disana. Apa pun yang terjadi nanti, ia harus memenangkan tawuran hari ini. Ia tak mau mati hari ini jadi ia harus bertahan agar dirinya bisa hidup bahagia bersama dengan Lula. Ya, ia bisa melakukannya. Lagi pula teman-temannya juga tidak akan pernah membiarkan Genk Lion kalah dari Genk Alden karena tidak ada sejarahnya Genk Lion bisa terkalahkan. Mereka akan berusaha sekuat tenaga nanti. Nando kini masih berjalan menuju ke basecamp Genk Lion, ia juga tadi melihat handphonenya dan ternyata Rick mengabari dirinya bahwa Rick sudah ada di basecamp dan disana sudah ada beberapa teman yang lainnya juga. Ada banyak, Rick tadi mengirimi dirinya sebuah foto berisikan anggota Genk Lion. Akhirnya setelah berjalan cukup lama, Nando sampai juga ke basecampnya. Ia melihat banyak sekali yang berkumpul disini. Sepertinya semua anggota diminta untuk bergabung karena biasanya juga tidak sebanyak ini mereka datangnya. Nando kini cukup tenang tapi ia juga tetap harus bersiap-siap untuk nanti. Tak hanya dirinya saja tapi mereka semua yang ada disana pun juga bersiap-siap untuk apa yang akan mereka lakukan nanti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN