Sebuah pemandangan yang sangat indah tersaji di ruang makan keluarga Narawangsa. Suara cekikikan dari seorang bocah laki-laki, karena senang mendapat cubit kecil dari sosok seorang wanita yang disebutnya dengan ‘Mama’. Rania tengah menemani Jesse makan malam, lebih tepatnya makan sore karena memang belum jadwalnya makan malam. Bocah ini mengeluh lapar kepada Rania, sehingga dengan senang hati wanita itu menyuapi makanan si anak sambung. “Enak nggak masakan Aunty eh Mama?” Rania masih sering lupa dengan menyebut dirinya Mama. Jesse mengangguk cepat, “Jesse mau makan tiap hari.” “Ya harus makan tiap hari, kalau nggak makan nanti kamu sakit dong,” sahut Rania sambil mengusap kepala anaknya. Bocah itu menggeleng mendengar penjelasan Rania, “Makan ini, makanan Mama.” “Oh maksudnya Jesse ma