Abi membuka matanya. Ada Fani dalam dekapan. Abi mengingat apa yang terjadi tadi subuh. Betapa agresif istrinya, meminta lebih dulu untuk bercinta. Abi tak menyangka Fani yang lembut bisa bersikap seperti itu. Abi berpikir apakah Fani ketularan Zia, ataukah memang warisan dari kedua orang tuanya. Abi menjangkau ponsel di atas meja. Ternyata sudah setengah enam.
"Fani bangun." Abi mengecup kening Fani. Mereka harus cepat bangun dan mandi untuk salat subuh.
"Fani." Abi memanggil lagi karena Fani belum bergerak juga.
"Ehm." Fani membuka mata.
"Jam berapa?" Fani bertanya dengan mata yang terlihat masih mengantuk.
"Setengah enam. Kita harus mandi dan salat subuh." Abi minta Fanny untuk segera bangun.
"Badanku sakit semua. Gara-gara leher unta?" Fani memegang pinggang nya. Badan Abi y
