Bab 15

1117 Kata

Kak Fajar meletakkan mangga yang sudah dikupasnya atas meja. Ia lalu menyusul duduk di sampingku. Hari minggu ini aku habiskan di kontrakan Kak Fajar, karena Adit pergi ... bersama Irma. Naura sendiri lebih suka dengan kesepiannya sembari menonton televisi, jadi ya ... di sinilah aku. Mencomot satu persatu mangga yang sudah dipotong-potong oleh Kak Fajar. "Pelan-pelan makannya!" tegur Kak Fajar, yang aku tanggapi dengan lirikan sekilas. "Seriusan ... seger banget abis makan ini." Aku tetap melanjutkan kegiatan. Suara televisi yang sama sekali tidak menarik perhatian menjadi satu-satunya sumber suara, karena aku atau Kak Fajar masing-masing diam hingga bermenit-menit lamanya. "Naura juga sering ngidam kayak kamu, Nissa?" Pertanyaan Kak Fajar membuat tanganku yang akan mengambil satu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN