Seberkas cahaya menyinari wajah Andini. Matanya perlahan-lahan terbuka lebar dan melihat sekitarnya. Saat ini dia sedang terbaring di atas bangsal dengan mengenakan baju rumah sakit.
CEKLEK
Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka lebar, terlihat Bastian datang menghampirinya dan berdiri tepat di sampingnya.
"Apa kamu sudah gila Andini? kenapa kamu mau bunuh diri? apa kamu tidak memikirkan bagaimana reputasiku jika kamu tiba-tiba mati karena bunuh diri. Pikirkan papamu Andini, aku baru saja menaruh saham di perusahaannya yang hampir saja bangkrut. Jika kamu berusaha untuk bunuh diri lagi maka aku akan menarik sahamku dan membuat keluargamu hancur, " ancam Bastian tidak main-main.
"Kamu b******n mas, jika kamu membenciku maka hancurkan saja aku. Kenapa kamu harus membawa-bawa keluargaku, " umpat Andini sudah tidak tahan lagi dengan sikap semena-mena suaminya.
"Kamu bisa mengumpat juga rupanya, aku akan memberi pelajaran pada mulutmu itu nanti, " geram Bastian marah.
Andini tersenyum miring, " Apa yang akan kau lakukan pada mulut jalangku ini mas? apa kamu ingin aku menghisap milikmu yang menjijikkan itu. Baiklah bukalah celanamu, aku akan melakukan apa yang kamu mau dengan senang hati mulai sekarang. Aku akan menjadi jalangmu, Andini yang lemah sudah mati kemarin. Yang kamu lihat sekarang bukanlah Andini yang tidak bisa kamu injak dengan sesuka hati!! "
Bastian mencengkram dagu Andini dengan kasar, " Beraninya kamu menantangku!! "
Andini sama sekali tidak terintimidasi dengan perlakuan kasar Bastian kali ini. Dia dengan berani meraba-raba celana Bastian dan meremas pelan kejantanannya, " Kamu mau aku melayanimu disini juga mas? baiklah ayo sentuh aku disini. Aku juga merindukan kejantananmu yang besar ini. Akan kubuktikan goyanganku tidak kalah enak dari goyangan adikku. "
Bastian sangat marah karena Andini sudah mulai menunjukkan perlawanannya. Dia melepaskan cengkramannya dari dagu Andini, " Kamu sudah berani melawanku Andini. Lihat saja nanti seberapa tahan kamu mempertahankan kesombonganmu. Aku akan membuatmu menangis darah! lihat saja nanti! "
Setelah mengatakan itu Bastian pergi begitu saja meninggalkan Andini sendirian di dalam ruangannya. Andini sejak tadi menahan dirinya untuk tidak menangis di depan Bastian. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan suaminya itu lagi.
"Mulai saat ini aku akan mengikuti permainanmu mas. Aku tidak akan membiarkan dirimu menginjak-injak harga diriku sebagai istrimu, " batinnya sambil mengepalkan tangannya.
***
Bastian meminum anggur yang dituangkan oleh pasangan wanitanya malam ini. Dia sangat marah karena Andini sudah berani menantang dirinya. Sudah satu minggu ini dia tidak pulang kerumah dan memilih tidur di apartemen pribadinya.
"Hei Bastian kenapa kamu hanya duduk diam dan minum saja? apa ada sesuatu hal yang mengganggu pikiranmu? " tanya Brandon teman Bastian.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya pusing mikirin kerjaan, " jawab Bastian enggan membahas masalah rumah tangganya. Baru saja Bastian ingin menenggak minumannya, dia terpaku melihat Andini berada di tempat ini.
"Loh bukannya itu istrimu Bastian? " tunjuk Brandon.
Andini terlihat seolah-olah tidak mengenalnya dan duduk di kursi bar dengan mengenakan gaun mini yang seksi berwarna hitam. Punggung mulus terlihat jelas ditutupi oleh rambut panjangnya yang bergelombang. Bahkan dandanannya juga terlihat menor tidak seperti biasanya. Padahal selama ini Andini bukanlah wanita yang suka berdandan.
"Wanita itu.. apa yang dia lakukan disini?! " Bastian menyudahi minumnya lalu bangkit dari duduknya untuk menghampiri istrinya itu.
Andini baru saja ingin meminum anggurnya, tapi Bastian malah lebih dulu mengambil minumannya.
"Apa yang kamu lakukan disini?! cepat pulang! " usir Bastian.
Andini tersenyum dengan santai di depan suaminya dan membelai dadanya," Aku hanya ingin minum mas. Kenapa kamu harus marah-marah?"
Bastian meraih tangannya agar berhenti menyentuhnya, " Jangan main-main denganku Andini! ayo pulang sekarang!! "
"Aku tidak mau pulang, kalau kamu mau duduk bersama dengan teman-temanmu silahkan saja. Aku tidak akan mengganggumu. "
"Kamu sangat keras kepala, baiklah jika itu maumu Andini ayo ikut aku sekarang! " Bastian menarik tangan Andini dan membawanya duduk bersama teman-temannya.
"Woah istrimu benar-benar cantik Bastian. Ayo duduk disini, " sambut Brandon sambil menepuk sofa di sampingnya. Andini tanpa canggung mendaratkan pantatnya di samping Brandon. Sedangkan Bastian hanya bisa memperhatikannya dengan tatapan tajam. Dia ingin lihat apakah Andini akan betah berlama-lama di tempat ini.
"Sayang apa itu istrimu? " tanya teman kencan wanitanya cemburu saat melihat Andini duduk di tengah mereka.
"Iya tidak apa-apa kamu tidak perlu cemas, " jawab Bastian seraya memberikan kecupan di bibir teman kencan wanitanya.
"Wah wah suamiku, apa ini selera wanitamu? aku pikir teman kencanmu itu lebih cantik atau lebih montok dariku, " sindir Andini.
Wanita teman kencan Bastian langsung marah tidak terima fisiknya diejek oleh Andini, " Apa katamu?! kalau aku jelek kenapa suamimu bisa berselingkuh? itu artinya kamu itu tidak bisa memuaskan suamimu! benar kan sayang? "
Bastian merangkul pinggang wanitanya dan berkata, " Benar, kamu tidak perlu mengambil hati perkataannya sayang. Dia hanya cemburu padamu. Dia memang cantik tapi sayang dia tidak selincah dirimu saat berada di atas ranjang. Bercinta dengannya sangat membosankan. "
Andini meminum anggurnya dan berkata, " Benarkah begitu suamiku? maaf karena aku sudah mengecewakanmu. Untuk membuktikan apakah benar bercinta denganku membosankan atau tidak, aku perlu pengakuan dari pria lain yang ada disini. Siapa diantara kalian yang mau menghabiskan malam bersamaku? "
Bastian bertambah meradang saat mendengar perkataan Andini yang seolah-olah sedang menantangnya. Tanpa babibu lagi dia langsung bangkit dari duduknya dan menarik tangan Andini dari sana.
"Mas! lepaskan! kenapa kamu kasar sekali sih mas!! "
"Ayo pulang!! "
Bastian terus menarik tangannya dan membawanya keluar dari club malam. Setelah itu dia mendorong tubuh Andini dengan kasar di belakang mobilnya.
"Kamu sudah membuatku sangat marah. Berani sekali kamu bertingkah seperti seorang p*****r di depan teman-temanku!! kamu mau merusak reputasiku hah?! " teriak Bastian marah.
"Aku memang pelacurmu mas, apa kamu lupa? " tanya Andini sengaja membuat Bastian bertambah marah padanya.
"Jalang sialan! sini kamu!!" Bastian masuk ke dalam mobil dan merobek gaun yang dipakai oleh Andini saat ini hingga menyisakan dalamannya saja. Setelah itu tanpa melakukan pemanasan Bastian langsung melesakkan kejantanannya ke dalam milik Andini yang masih mengering tanpa penuh perasaan.
JLEB
Andini menahan rasa sakit di saat Bastian menghujam dirinya. Dia mencoba menikmati percintaan yang menyakitkan ini. Dia tidak akan membuat Bastian merasa puas setelah berhasil menyakiti dirinya.
"Ahh nikmat banget mas ayo lebih dalam lagi, " desahnya membuat Bastian semakin marah.
"Diam kamu jalang sialan! " maki Bastian sambil mencekik leher Andini tanpa menghentikan laju pinggulnya. Wajah Andini semakin membiru karena hampir kehilangan pasokan oksigennya. Setelah beberapa detik akhirnya Bastian melepas cekikannya. Andini langsung meraup nafas sebanyak-banyaknya lalu tertawa terbahak-bahak di depan Bastian.
"Ahahaha cuma begini saja kemampuanmu mas? " ejek Andini.
"Wanita jalang ini mulutnya tidak pernah berhenti untuk mengoceh! " untuk pertama kalinya Bastian mencium bibir Andini. Ini bukanlah ciuman melainkan siksaan. Tiada kelembutan saat bibir pria itu bersentuhan dengan bibirnya. Andini meringis saat merasakan gigitan di bibirnya dan menyisakan rasa asin di dalamnya. Tapi dia membalas ciuman Bastian tak kalah bergairahnya.
Situasi semakin memanas sampai akhirnya Bastian menyudahi ciuman dan melepaskan penyatuan mereka berdua.
CUIH
Bastian meludahi wajah Andini dengan hinanya lalu mendorong tubuhnya ke jalanan. Padahal baju yang dikenakan oleh Andini terlihat compang camping karena perbuatannya, "Semoga ada orang yang memperkosamu di jalanan Andini! aku sangat membencimu!! "
Setelah mengatakan itu dia pergi begitu saja meninggalkan Andini di jalanan.
"Mas jangan tinggalkan aku disini mas!! " teriak Andini sambil mengejarnya. Tapi sayangnya mobil yang dibawa oleh Bastian sudah melaju dengan cepat meninggalkannya. Rasa takut tiba-tiba melandanya. Bagaimana kalau ada orang jahat yang akan memperkosanya disini? tas miliknya ada di mobil Bastian jadi dia tidak bisa memesan taksi untuk pulang.
Tin tin tin
Sebuah mobil mengklasonnya dari belakang. Apa yang dia takutkan akhirnya terjadi. Saat dia menoleh ke belakang, dia melihat seorang pria turun dari mobil tersebut dan berjalan mendekat kearahnya.