Chapter 9: Ke Hotel

1270 Kata
Andrew bekerja dengan cepat. Dia segera mengirimkan data mengenai identitas wanita yang mendampingi Hendi Wicaksana. Wanita itu adalah Head of Secretary yang membawahi sejumlah sekretaris lainnya untuk membantu tugas Hendi Wicaksana. Emilia Sanjaya.   Dia berkantor di lantai 25 yang memiliki kunci khusus dan tidak sembarang orang bisa masuk ke lantai tersebut. Emilia juga memegang akses ke laptop dan login yang digunakan oleh Hendi Wicaksana.   “Kirim orang untuk bisa mengorek keterangan dari Emilia dan cari tahu apa yang sedang mereka lakukan di sana,” perintah Chan singkat.   “Oke, Amour meluncur ke lokasi,” jawab Andrew singkat. Amour adalah code name untuk Aaron. Dia memang cocok dalam tugas yang berkaitan dengan penaklukan wanita seksi.   Chan tersenyum puas. Dia sekarang fokus dengan tugasnya di kantor. Sejauh ini dia berhasil mendapatkan sejumlah list email karyawan kantor sehingga memudahkannya untuk mentarget salah satu dari mereka untuk mendapatkan email phising.   Target pertama untuk mendapatkan email phising ini adalah Chris. Chan ingin mengetahui data-data dan temuan yang sejauh ini dimiliki oleh internal audit. Sepertinya Chris bukan orang yang terlalu mengerti teknologi, sehingga sepertinya umpan email phising ini kemungkinan besar berhasil.   Dengan IP address yang sudah disamarkan, Andrew mengirimkan email phising ke email Chris berupa notifikasi bahwa akunnya telah diretas dan dia perlu mengklik link diemail untuk mengaktifkan karantina virus.   Padahal, email notifikasi itu justru email phising, yang bila diklik, akan memberikan akses bagi Andrew untuk bisa mengakses laptop milik Chris dan mendapatkan seluruh login serta password dia secara tidak terdeteksi.   Hanya tiga puluh menit dari email phising dikirimkan, Andrew mengirim pesan kepada Chan.   [Cacing dimakan ikan. Digger sudah masuk ke dalam kolam.]   Chan tersenyum. Andrew memang bekerja dengan cepat. Chan meminta Andrew untuk mengambil data dan menganalisis isi temuan dalam dua tahun terakhir. Digger adalah code name untuk Jason.   *** Aaron tiba di hotel siang hari dan memesan kamar di lantai yang sama dengan Hendi Wicaksana. Dengan bantuan Jason, kamera pengawas di hotel itu sudah dihack sehingga Aaron bisa bebas beraksi.   Setelah menaruh tas, Aaron berkeliling dan minta diantar untuk melihat-lihat ruang meeting dengan alasan keperluan bisnis. Sales Officer hotel dengan senang hati menemani Aaron untuk melihat-lihat. Di ruang Cendana, petugas banquet sedang bersiap-siap.   “Ukuran ruangan ini pas sekali. Interiornya juga bagus. Ruangan ini ada yang sewa hari ini?” tanya Aaron sambil menyusuri beberapa furnitur di dalam ruangan untuk mencari titik yang tepat untuk menaruh alat penyadap dan mini camera.   “Iya, ruangan ini dipakai mulai jam 6 sore nanti hingga jam 9 malam,” jawab Sales Officer hotel.   “Apakah di ruangan ini bisa disediakan makan malam di dalam ruangan?” tanya Aaron berbasa-basi. Dia sudah menemukan tempat yang tepat untuk menaruh alat penyadap. Dia menghalangi pandangan staf hotel dengan punggungnya, berpura-pura mengagumi interior ruangan.   “Bisa tapi kena biaya khusus untuk makan malam,” kata Sales Officer hotel.   “Kalau begitu saya ingin proposal penawaran untuk ruangan ini beserta menu makanan yang bisa dipilih. Saya akan ajukan ke manajemen untuk dipertimbangkan,” kata Aaron tersenyum puas. Dia sudah selesai memasang penyadap dan mini kamera tanpa ketahuan.   “Baik, sore ini akan segera saya email,” kata Sales Officer hotel.   Aaron bersalaman lalu berpisah dengan Sales Officer hotel.   “Aaron, mereka sedang di ruang fitness. Ini saat yang tepat untuk meluncur ke kamar,” kata Jason dari saluran komunikasi.   “Oke, aku menuju ke sana.”   Aaron menyuap salah satu petugas room service yang bertugas membersihkan kamar di lantai tersebut. Dia memberi orang itu banyak uang untuk tutup mulut. Dengan senang hati dia meminjamkan Aaron untuk memiliki kartu aksesnya.   Dengan mudah Aaron menyusup dan memasang alat penyadap serta mini kamera di kamar Emilia dan Hendi. Dia tidak berhasil menemukan ponsel maupun laptop. Sepertinya keduanya cukup berhati-hati.   Target selanjutnya. Emilia Sanjaya.   Aaron menyusul turun ke ruang fitness dan melihat Emilia dan Hendi masih berada di sana. Dia bertemu Hendi di loker pria. Hendi baru selesai mandi dan sedang mengambil barang-barang dari loker. Aaron tidak melihat ada laptop di loker Hendi. Kemungkinan, Hendi tidak membawa laptop untuk pertemuan kali ini, karena di kamarnya pun tidak ditemukan adanya laptop.   Aaron menyimpan pakaiannya di loker dan masuk dengan pakaian olahraga yang minim sehingga otot-ototnya terlihat dengan jelas dari depan maupun dari samping. Dia mencari Emilia dan menemukannya sedang berlari di treadmill.   Aaron dengan sengaja berlari di treadmill di sebelah Emilia. Dengan santai dia mulai berlari di sebelah Emilia sambil melirik dengan tatapan menggoda. Tidak butuh waktu lama bagi Aaron untuk mendapatkan undangan dari Emilia ke dalam kamarnya.   Jemari Aaron sangat lihai mengelus area sensitive Emilia. Aaron membuat Emilia mengerang nikmat sambil melengkungkan tubuhnya menikmati sensasi menggelitik yang diciptakan oleh jemari dan lidah Aaron.   “Aaaah… Amour lagi… aakh… ya disituuu… ah…. Aaah…” desah Emilia berkali-kali dengan nikmat.   Aaron membuat Emilia menikmati puncak gairah berkali-kali sampai puas. Baru kali ini Emilia merasakan sensasi yang lebih nikmat dibandingkan permainannya dengan pria lain. Aaron memang ahli membuat wanita ketagihan.   Sesuai dugaan Aaron, Emilia membawa laptop bersamanya dan menyimpan di loker ruang fitness. Emilia mengambil laptop bersamanya ketika keluar dari area fitness.   Aaron sengaja membiarkan Emilia mandi terlebih dahulu. Ketika wanita itu mandi, Aaron menyalakan laptop Emilia dan menjalankan brute force attack untuk mendapatkan login dan password. Setelah menyambungkan laptop itu dengan wifi hotel, Aaron membiarkan Jason mengakses laptop itu.   “Amour, I’m in. Let’s diggin’,” kata Jason.   Aaron mendengar suara shower dimatikan.   “Dia datang,” kata Aaron singkat.   “Oke, aku bisa lanjutkan nanti,” sahut Jason.   Aaron buru-buru mematikan laptop dan menaruhnya kembali ke tempat semula. Dia mengambil vodka dari dalam minibar dan menyesapnya perlahan.   Emilia membuka pintu kamar mandi dan Aaron memandangnya sambil menyesap vodkanya.   “Hi, babe. Siap untuk ronde selanjutnya?” goda Aaron.   “Aku harus bersiap-siap untuk meeting,” kata Emiila, namun tangan dan bibir Aaron sudah menjelajahi tubuhnya. Handuk kimononya sudah tergeletak di lantai.   “Sebentar saja, sayang,” desah Aaron di telinga Emilia dengan nada seksi.   “Aaah… aaah… tapi… aaakh…” Emilia ingin menolak namun tubuhnya merespon sentuhan Aaron dengan erangan nikmat.   “Suaramu menggoda sayang…” bisik Aaron makin gencar menjelajahi tubuh Emilia.   Emilia melengkungkan tubuhnya sambil mengerang semakin keras, dan memasrahkan dirinya dalam belaian Aaron yang membawanya melayang.   ***   Hari itu Yuri rapat sampai malam. Chan sudah mengirim pesan pada Yuri untuk minta maaf, namun tidak dibalas.   Chan menunggu Yuri sampai jam 7 malam namun sepertinya rapat Yuri masih belum selesai. Chan terpaksa pulang duluan.   Di apartemen, Andrew sudah menunggunya dengan laporan.   “Mereka rapat tertutup. Hanya pertemuan bisnis biasa. Penyadap sudah dipasang di ruang meeting Cendana dan kamar 1035, juga di kamar Emilia. Aaron juga sudah berhasil mendapatkan login dan password laptop Emilia. Jason sudah berhasil mengakses laptop Emilia. Kamu ingin mendengarkan rekaman pertemuan bisnis yang sedang berlangsung?” tanya Andrew.   Chan mengangguk. Dia duduk dan ikut mendengarkan rapat yang terjadi di ruang meeting Cendana. Tidak ada informasi menarik. Itu hanyalah rapat perkenalan dengan makan malam untuk kemungkinan investasi.   “Jangan lepaskan Emilia. Pastikan dia terjerat pesona Aaron. Mungkin dia memegang banyak data dan akses penting yang bisa kita gunakan,” kata Chan.   Jason tertawa terbahak-bahak.   “Tidak usah khawatir. Kalau urusan wanita, Aaron jagonya. Emilia sudah ketagihan tidur dengan Aaron. Kamu ingin lihat rekamannya?” tanya Jason tertawa-tawa.   “Tidak usah. Simpan saja rekaman itu. Suatu saat pasti berguna,” kata Chan nyengir lebar.   “Aaron benar-benar hebat di ranjang. Tidak heran wanita tergila-gila padanya. Dia pandai membuat wanita b*******h. Mau lihat adegan ranjang mereka, Bos? Bunyinya seperti… aaah… aaah… lagi…. Amour… aaaah… aaah…”   Chan tertawa sambil mengibaskan tangannya ke arah Jason.   “Aaron hebat memasang sudut kamera. Lihatlah! Kamera ini tidak menyorot wajahnya. Hanya wajah Emilia saja yang terlihat. Dia juga tidak masuk dalam kamera ketika mengutak atik laptop. All clean!” sahut Jason.   “Jadi kita sudah berhasil meretas laptop Emilia?” tanya Chan.   “Sudah beres, Bos. Hanya saja tadi koneksi internet terputus karena Emilia selesai mandi. Nanti begitu dia tersambung dengan internet, akan kukuras semua data yang ada di sana,” jawab Jason percaya diri.   “Progress yang bagus,” kata Chan menyeringai puas.   “Dengan senang hati,” jawab Jason menyeringai senang.  *** Bantu Author masukin ke library MY SEXY IT GUY (ENGLISH) buat lomba, makasih ya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN