Bab 9 : California

1030 Kata
Kejutan. Semua orang punya cara sendiri memberi kejutan. Sejak kejadian di dapur, Seavey Sean dan Ayana Rosselyn menjalani hari-hari menyenangkan bersama. Seavey sering memberikan kejutan tak terduga untuk Ayana. Belakangan ini lelaki itu sangat manis memperlakukan Ayana. "Kemana kita akan pergi?" "Ke tempat yang menyenangkan!" "Tempat mana pun akan menyenangkan asal ada dirimu. Bersamamu sudah membahagiakanku. Di rumah sudah cukup bila ada kamu dan Wynter!" "Benarkah?" Ayana langsung menganggukkan kepalanya. Sejujurnya, Ayana begitu penasaran ke mana Seavey akan membawanya. Mobil mereka melaju menuju bandara. Ayana yakin mereka pasti akan keluar dari New York. Tapi tidak tahu akan ke mana. "Aku tidak pernah bohong. Apalagi kepada kekasihku." Rasanya sedikit malu mengakui mereka sudah pacaran. Seavey menatap Ayana sembari menampilkan senyum bahagianya. Ayana kau sangat cantik apa pun yang terjadi. Kaulah satu-satunya wanita yang menerobos pertahanan egoku. Kau yang terbaik. Dering ponsel Seavey membuat kebersamaan mereka harus terganggu. Seavey minta maaf akan hal itu. Ayana bilang tidak apa-apa. "Dengan Mr. Sean. Siapa? ... oh kau? Kenapa lagi? ... Biarkan saja, aku sama sekali tidak takut... Aku sedang sibuk, jadi jangan hubungi aku lagi." Ayana tidak tahu pasti apa yang dibicarakan Seavey dengan si penelepon. Ayana menduga ada masalah lagi yang terjadi. "Siapa yang menelepon?" "Daniel," jawab Seavey santai. Seolah bukan masalah serius. "Dia hanya membicarakan omong kosong. Jangan terlalu dipikirkan, fokus saja dengan kencan kita." lanjutnya sembari menambah kecepatan ferrari miliknya. Ayana membatu. Menikmati perjalanan ke bandara. "California? Apa yang kita lakukan di sana?" Ayana terkejut saat Seavey mengatakannya di dalam jet private miliknya. "Kenapa dengan California? Apa kau bermasalah dengan negara itu?" tanya Seavey. Ayana menghela napas panjang. "Bukan begitu, Sea. Aku hanya bertanya." Ayana menyadari bahwa ia tak seharusnya bertanya. Seavey adalah tipe orang yang selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. "Aku merasa harus berkencan di California. Di sana pemandangannya bagus. Sangat cocok untuk berkencan." Bagus, Sea. Menjawab pertanyaan dengan jawaban pasti jauh lebih baik ketimbng kau memutar-mutar percakapan. "Dan juga. Aku ingin melakukan banyak kegiatan aktif supaya denganmu." Ada keinginan untuk hidup bahagia di dalam kalimat Seavey. Membuat Ayana merasa tenang. Ayana melempar senyum. Menyandarkan kepalanya di pundak Seavey. "Awan di luar sangat indah. Bisakah kau memutar lagu despacito, Sea?" Selera Ayana sedikit aneh. Mengapa harus memutar lagu saat melakukan perjalanan udara? Seavey menyalakan televisi kecil di depannya. Kemudian memutar video klip despacito. "Mengapa harus lagu despacito? Musik Martin garrix, Coldplay, dan Bruno Mars juga bagus." Seavey bertanya sambil mengelus rambut hitam milik Ayana. "Berkat lagu despacito, akhirnya kau jadi milikku." kata Ayana jujur. Seavey tertawa kecil. Ia tidak berkomentar banyak lagi karena Ayana mengajaknya melihat pemandangan di atas awan. *** Menyewa hotel mewah, makan makanan berkelas. Semua fasilitas mengagumkan itu diberikan Seavey saat berada di California. Ayana jadi merasa tidak enak hati menerima semua pelayanan itu. Romantis? Oke, memang romantis. Tapi bukan itu yang dimaui Ayana. Dia bukan tipe perempuan yang gila harta. "Kau tidak harus mengeluarkan uang banyak demi aku, Sea. Fakta bahwa kita berpacaran tak merubah aku sebagai agen pembersih di rumahmu." Ayana merendah membuat Seavey mengangkat alisnya. Pria itu sangat bingung dengan reaksi Ayana. "Apa maksudmu, Ayana. Aku tidak mengerti." sela Seavey. Ayana melipat bibirnya. Menggenggam tangan Seavey seraya berujar, "Aku begitu menghargai uang. Aku hidup di dalam keluarga sederhana. Aku selalu tidak enak saat orang lain memberikan fasilitas gratis padaku. Aku tidak bisa berhutang budi." tutur Ayana. Seavey merasa tak sependapat dengan Ayana. "Aku pacarmu. Hartaku adalah hartamu juga. Tubuhku adalah tubuhmu juga. Lalu apa yang salah, Ayana?" Seavey kelihatannya tidak nyaman dengan situasi ini. "Aku tidak berniat menyinggungmu, Sea. Aku ingin menjalin hubungan yang sederhana nan romantis bukan hubungan mewah seperti ini. Aku selalu ingat di mana kelasku berada. Sejak lahir aku bukanlah putri raja, hanya gadis biasa yang tiba-tiba jatuh hati dengan pangeran." Pribahasa yang bagus Ayana. Kau sudah membuat Seavey kehabisan kata-kata. Seavey mencium tangan Ayana. "Baiklah, kejadian seperti ini tak akan terulang lagi." bisiknya. Ayana mengangguk, Seavey memang pria pengertian yang pernah ia temui. Dulu Justin tak pernah sebaik ini padanya. Justin lebih banyak menuntut dari pada memberi. Satu jam kemudian, Seavey mengajak Ayana berkeliling di kota Los Angeles. Kali ini, Seavey bertekad agar Ayana tidak kecewa lagi. Tekad itu terwujud saat mereka sampai di Redwood Forest. Ayana benar-benar mengagumi hutan merah itu. Seperti melihat surga lain. Surga yang ia rindukan. "Wow, mengagumkan. Baru kali ini aku melihat pohon sebesar ini!" komentar Ayana. Hutan Amerika sangat jauh berbeda dengan hutan Singapura. Di Pulau sentosa akrab dengan laut dan pantai-pantai. Ditambah lagi, Ayana terbiasa hidup di pantai kuta Bali saar ia kecil. Jadi, baginya melihat pohon seperti melihat dunia yang berbeda. "Kau suka tempat ini?" tanya Seavey sambil memeluk Ayana dari belakang. Ayana mengiakannya. "Aku bangga punya pacar sepertimu. Selera alam-mu sangat bagus, Sea." ucap Ayana sambil mengangkat dua jempolnya. Seavey merasa tubuhnya seperti dibakar saat menyaksikan betapa menakjubkannya kecantikan Ayana. Seavey melepas kaosnya di hutan itu. "Ya Tuhan, apa yang kau lakukan, Sea? Apa kau berniat melakukannya di sini? Kau gila kalau kau berpikir seperti itu." Seavey malah tergelak. Pikiranmu terlalu kotor, Ayana! Seavey hanya merasa gerah, kau tahu? Jadilah perempuan baik. "Sekarang sedang hujan. Apa kau tidak merasakannya?" Seavey menaruh kaosnya di kepala Ayana. Aku hanya tidak ingin kau kehujanan lalu sakit, Ayana. Aku rela kehujanan demi dirimu. Agar kau tidak merasakan namanya sakit. Ayana bahkan tidak berpikir Seavey akan melakukan hal itu di tengah gerimisnya hujan. Ayana sempat berpikir mereka akan hujan-hujanan di hutan itu. Seperti ... film bollywood. "Ini hanya gerimis. Bagaimana kalau kau sakit?" Ayana tidak tega. Kasian Seavey, bagaimana pun romantisnya pria itu. Bagaimana kalau dia sakit? Ayana tidak sanggup kehilangan Seavey. "Tidak apa-apa. Asal kau sehat dan merawatku nanti." balas Seavey sambil sumringah. Ayana memukul lengan pria itu. Mengejarnya di bawah hujan sambil terbahak-bahak. "Dasar pria tampan! Itu namanya kau merepotkanku!" teriak Ayana. Aku tidak mengatakan sejujurnya. Aku ikhlas merawatmu kalau kau sakit, Sea. Aku sayang kamu! "Aku suka merepotkan pacarku! Aku mencintaimu, Ayana!" Seavey berseru sekencang-kencangnya. Menjadikan pipi Ayana merona semerah-merah apel. "Aku juga mencintai bosku. Seavey yang hyper s*x, hyper handsome, pria sombong yang selalu tidak peka. Seavey milikku! Siapa pun perempuan di luar sana, jangan coba-coba merebutnya atau aku... merebutnya kembali." Ayana balas berteriak. Seavey sumringah. Dia mendekati Ayana dan menggilas bibirnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN