"Saya dulu ya yang ngomong?" bak kerbau dicucuk hidungnya, Syifa langsung menganggukkan kepalanya dan kembali memperhatikan pria di depannya. **** "Saya ngga tau sejak kapan merasakan hal ini. Dan yang saya rasakan itu berbeda dengan apa yang dulu pernah saya rasakan dengan mendiang istri saya. Syif, saya bertanya dari lubuk hati saya yang paling dalam, apa kamu mau jadi bagian di hidup saya? Yang kelak akan menemani saya di hari tua, melihat anak-anak kita ketika dewasa sampai maut memisahkan. Saya tau, saya bukan pria yang masih bujang. Saya sadar itu, tapi apa salah seorang duda mau hidup dengan seorang wanita yang statusnya masih single?" Syia hanya bisa menjawab dengan gelengan kepalanya. "Maka dari itu, izinkan saya buat masuk di kehidupan kamu. Saya ngga bercanda atau membual ket