36. Jantung kedua.

1967 Kata

Tetaplah diam, sebab aku tempatmu bermalam. Janganlah pergi agar raga ini tak perlu mati. *** Malam, sekitar pukul delapan saat lagi-lagi turun hujan. Elsa mengenakan sweater serta celana panjang, wajah gadis itu terlihat sembap setelah menangisi kehidupannya, sekali lagi, atau mungkin besok-besok siap ia lanjutkan untuk air mata yang lebih banyak. Tadi Elsa sudah meminta Satria agar menjemputnya meski sudah malam seperti ini, kalau gadis itu sedang baik-baik saja ia lebih memilih beristirahat—mumpung hawa dingin menyergap. Namun, berkat perdebatannya dengan Mentari, atmosfer di rumah terasa panas sekalipun efek turun hujan menyerang—ditambah AC kamar yang sengaja menyala. Elsa tak peduli lagi jika wanita itu melarangnya pergi sekarang, yang Elsa butuh hanya tenang, ia juga memiliki

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN