Samuel Pritchard

672 Kata
Hartley dan Inspektur Thornton berjalan menuju pagar kediaman keluarga Netherbridge tepat ketika pagar tersebut mulai terbuka. Tampak dua petugas polisi pria yang masih muda membantu membuka pagar yang kokoh dan megah itu. Seorang pria tua berbadan tinggi kurus yang sepertinya sudah dari tadi berada disitu kemudian menyambut kedatangan mereka. “Selamat pagi, perkenalkan saya Samuel Pritchard kepala pelayan disini. Anda berduakah petugas kepolisian yang akan melakukan penyelidikan lebih lanjut hari ini seperti yang dikatakan Komisaris Sinclair?, ujar Samuel Pritchard sambil sedikit terbatuk - batuk dan menutupi mulutnya dengan tangan kirinya. Setelah batuknya usai dia mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan. “Inspektur Thornton, dan ini”, ujar Inspektur Thornton sembari menjabat tangan Samuel Pritchard, namun perkataannya terpotong oleh kata - kata Hartley. “Hartley, asistennya," ujar Hartley dan dengan segera menjabat tangan Samuel Pritchard setelah Inspektur Thornton. Pria kurus dengan rambut yang sudah putih itu menyambut keduanya dengan senyuman yang hangat. Wajahnya cukup memiliki keriput namun tetap menunjukan ekspresi serius dan penuh pertimbangan walau dalam senyuman hangatnya itu. Matanya terkesan sayu namun tetap menunjukan kehati-hatian yang matang. Garis-garis kerutan di sekitar matanya seolah menceritakan kisah perjalanan hidupnya yang panjang dan penuh dengan pengalaman. Namun begitu, penampilannya cukup berwibawa dengan pakaian yang dikenakannya yaitu setelan pelayan yang rapi dan terawat. “Baiklah, Inspektur dan Miss Hartley, saya akan mengantarkan anda berdua kedalam. Silahkan ikuti saya.” Inspektur Thornton dan Hartley mengikuti jalan setapak batu yang indah, menuju pintu masuk utama Puri Netherbridge. Sesampainya di depan pintu utama, semakin terlihat ukiran - ukiran megah pada pintu besar tersebut. Samuel Pritchard membuka pintu tersebut dan kemudian mempersilahkan mereka berdua masuk. Mereka kini sudah sampai di dalam ruang tamu yang luas. Cahaya alami yang menembus jendela - jendela besar memenuhi ruangan tersebut dan menyoroti furnitur-furnitur antik yang tersebar di sekelilingnya. Hal itu membuat suasana klasik semakin terasa di kediaman keluarga Netherbridge itu. “Silahkan duduk inspektur dan Miss Hartley," Samuel Pritchard mempersilahkan mereka berdua duduk pada sofa kulit yang nyaman. “Saya akan menyiapkan teh dan memberitahukan kepada Lady dan Lord Harrington bahwa kalian berdua sudah datang.” “Maaf, Mr. Pritchard," sela Inspektur Thornton. “Sebelum itu saya ingin menanyakan sesuatu pada anda. Saya harap anda tidak keberatan untuk meluangkan waktu sejenak.” “Oh, tentu saja inspektur. Saya, tidak keberatan," jawab Samuel Pritchard dengan sedikit terkejut. “Baiklah, Mr. Pritchard. Apa yang anda lakukan saat malam kejadian? Tepatnya apa yang anda lakukan sekitar pukul delapan hingga sembilan malam? Maaf, ini hanya pembicaraan santai. Anda, tidak perlu khawatir tentunya." Samuel Pritchard diam sejenak setelah terbatuk - batuk beberapa kali, baru kemudian menjawab pertanyaan Inspektur Thornton. “Maaf, inspektur," ujar Samuel Pritchard khawatir bila tamu yang datang ini akan terganggu oleh batuknya. “Saya, tengah menyelesaikan catatan dan tugas-tugas administratif lainnya di ruang pelayan yang berhadapan langsung dengan dapur, inspektur. Setelah itu saya sempat berada di dapur sejenak untuk minum segelas air saat pelayan lain –Alice Pemberton –menyiapkan kudapan malam untuk Sir Reginald. Sir Reginald selalu menikmati biskuit dan s**u hangat saat membaca sebelum tidur, inspektur. Kemudian saya kembali ke kamar saya yang tidak jauh dari ruang para pelayan. Saya baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres ketika mendengar teriakan Alice Pemberton yang terdengar berasal dari ruang baca. Saat itu saya segera bergegas ke sana dan menemukan Sir Reginald tertelungkup diatas meja dengan keadaan berlumuran darah. Dia sudah meninggal saat itu akibat tusukan pisau di jantungnya.” “Berarti, bukan anda yang menemukan jenazahnya pertama kali?, tanya Inspektur Thornton. “Seperti itulah, inspektur.” “Baiklah. Saya pikir cukup untuk sekarang, Mr. Pritchard. Maaf, bila mungkin membuat anda tidak nyaman.” “Tidak sama sekali, inspektur. Baiklah, kalau begitu saya mohon diri," Samuel Pritchard mengangguk hormat lalu beranjak dari ruang tamu. “Inspektur, sembari menunggu boleh aku melihat foto keadaan tempat ditemukannya korban?" pinta Hartley. “Tentu saja, Miss Hartley. Sebentar," Inspektur Thornton membuka kopernya, mengambil sebuah folder, dan mengeluarkan beberapa foto tempat ditemukannya korban. Hartley menerima foto - foto tersebut dan mulai memperhatikan foto - foto tersebut satu - persatu dengan seksama.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN