Setelah selesai makan malam, Rain mengajak Aira untuk mengobrol di ruang tengah. Rain menanyakan tentang bagaimana sekolah Aira. Rain juga membicarakan tentang rencananya yang akan memasukkan Aira ke universitas terbaik di Jakarta. “Kalau Aira sih terserah sama Om aja. Aira bisa kuliah di kampus manapun. Selain itu, Bagas juga ingin satu kampus sama Aira.” “O gitu, kalau boleh Om tahu, bagaimana hubungan kamu sama Bagas? Apa kalian masih berteman, atau malah sudah ada peningkatan?” goda Rain. “Apain sih, Om. Bagas itu hanya teman Aira, nggak lebih.” Rain lalu merangkul bahu Aira. “Sayang, sekarangkan usia kamu sudah 17 tahun, kamu juga sudah dewasa. Apa kamu tidak ingin mempunyai pacar? Apa tidak ada seseorang yang menarik hati kamu?” Aira menggelengkan kepalanya. “Aira ingin foku