Kenyataan Pahit

1978 Kata

Bukan karena aku menginginkan informasi jebakan yang Mas Ardan siapkan. Aku ikut dengannya karena dia yang memaksa agar aku ikut dengan berbagai macam ancamannya. Mana mungkin aku berani menolaknya kalau seperti itu? Akhirnya aku ikuti saja keinginannya dan sekarang di sini aku. Bukan di rumah Zahir, tetapi di sebuah butik. “Pilih aja yang mana pun kamu mau! Nanti aku yang bayar,” katanya. Memang karena niatku yang tidak ingin membuat Mas Ardan senang, aku akhirnya hanya berkeliling butik sambil melihat-lihat apa saja yang ada di sana. Mungkin sekitar lima belas menit aku berkeliling, Mas Ardan juga tampak tidak peduli. Buktinya dia meninggalkanku di butik sendirian sementara dia di luar butik, entah apa yang dia lakukan. Namun, ternyata kesenanganku tidak bersambung lama. Dihentikan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN