Sebuah Kebohongan Baru

1784 Kata

Semalaman aku tidur di sebelah Mas Ardan. Rasanya begitu nyaman, tidur Bersama suami sendiri. Mungkin ini yang dari dulu ingin aku rasakan dan ingin aku jalani. Namun, perasaan nyaman itu juga terganggu dengan hubungan kami yang mulai renggang. Mengingat perjanjian tentang perceraian kami yang mungkin bisa terjadi jika aku hamil. Sampai pagi ini, dia juga terus mengikuti aku ke mana pun pergi. Ke dapur, ke depan rumah, ke ruang tamu, bahkan ke kamar Evan. Anakku itu sampai kebingungan karena melihat kami berdua yang bersamaan terus. Mungkin yang ada di benaknya, mengapa Ayah begitu dekat dengan Mama? “Hari ini aku mau ada pertemuan. Kamu ikut aku, ya?” Mas Ardan yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya, berdiri di belakangku yang sedang melipat baju di kamar. “Kamu ikut aku dan temani ak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN