" cukup pah... papah tega menampar putriku.... aku masih berbaik hati tidak mengusir anak haram mu ini... tapi beraninya kamu menyakiti putriku... sekarang juga kalian keluar dari rumah ku " teriak Bu Hilda yang begitu marah
" haha.... kau itu bodoh sekali Hilda... rumah ini setengah nya adalah milik ku dan seharusnya yang pergi dari rumah ini adalah kalian " pak Bram menunjukkan siapa dirinya
" apa maksud mu pah???? " tanya Bu Hilda
" kau pikir aku bodoh.... tapi ternyata yang bodoh itu adalah kau... bukan kah kau yang dulu membuat kuasa rumah ini atas namaku.... lebih baik didik baik-baik putrimu yang kurang ajar ini... jangan pernah sekali kali kalian mengusir Sinta... " ucap pak Bram yang keluar meninggalkan mereka
sebuah senyum sinis terlihat di wajah Sinta...
" kalian memang pantas mendapatkan nya... kita lihat saja kedepannya kalian akan lebih menderita " ucap Sinta dalam hati
" Susan... kamu gak papa kan sayang... " ucap Bu Hilda yang memeluk Susan
" Susan gak papa mah... " jawab Susan yang menghapus air matanya
" ya sudah sekarang kamu selesai kan sarapannya .. kamu harus berangkat ke kampus " ucap Bu Hilda
" Susan gak laper mah.... Susan berangkat dulu ya mah " ucap Susan yang mencium tangan ibu nya
" ia sayang.... hati-hati ya " ucap Bu Hilda
" ia mah... " Susan pergi meninggalkan Bu Hilda di ruang makan
" mah... Sinta mohon maaf... " ucap Sinta yang berpura-pura baik pada Bu Hilda
" sudah lah... saya tidak peduli " Bu Hilda kembali ke kamarnya
" dasar orang orang bodoh " ucap Sinta dalam hati dan kemudian dia kembali duduk menikmati sarapan nya
Susan kembali ke kampus dan dia kembali mendengar kan gosip anak-anak yang membicarakan keluarga nya... dia hanya diam menahan kesal
" Hei cantik " sapa Bagas
" eh kamu sayang... " ucap Susan yang kaget
" kenapa pacarku yang cantik ini pagi-pagi udah lesu gini??? sampai di sapa pun kaget gitu " tanya Bagas
" enggak... aku lagi ada masalah aja di rumah " jawab Susan
" yuk ikut aku " ucap Bagas
" kemana??? kan bentar lagi kelas di mulai " tanya Susan
" buat apa sih kita belajar.... gak belajar juga kita ini pewaris perusahaan dan anak orang kaya... jadi buat apa belajar... lebih baik kita senang senang " ucap Bagas
" ya udah deh aku nurut sama kamu sayang " Susan mengikuti kemauan Bagas
Bagas membawa Susan ke sebuah bar
" sayang... kenapa kamu ngajak aku ke sini??? " tanya Susan
" kamu kan tadi bilang kalau kamu lagi ada masalah... aku sengaja ngajak kamu kesini buat menghibur kamu... " jawab Bagas yang terus menyentuh tangan Susan
" tapi aku takut gas... " ucap Susan
" ngapain takut.. kamu kan kesini sama aku dan aku ini pacar kamu dan sebentar lagi kita akan bertunangan " ucap Bagas
" i-ia sih.... tapi aku kurang suka tempat kaya gini " ucap Susan
" kenapa ??? kamu gak mau jalan sama aku ke sini " tanya Bagas
" bu-bukan gitu gas... aku takut " ucap Susan
" kamu gak usah takut sayang kan ada aku... jadi aku jamin gak akan ada yang berani sama kamu ... jadi diem ya di sini temenin aku " ucap Bagas yang terus membelai Susan
" ia deh... tapi aku ada yang pengen aku bicarakan sama kamu gas " ucap Susan yang setengah ragu
" katakan saja sayang... " ucap Bagas
" kemari pas aku pulang ke rumah papah sudah membawa anak haram nya ke rumah dan pagi ini mamah dan papah bertengkar lagi... aku harus gimana gas ??? " tanya Susan
" itu kan masalah orang tua kamu sayang... kamu gak usah ikut campur... selama anak haram papah kamu itu tidak menggangu kamu ya buat apa kamu harus takut " jawab Bagas
" kamu benar gas... sepertinya dia gak berani sama aku " ucap Susan
" terus apa yang kamu takutkan???? sudah lah pokoknya hari ini kita senang-senang saja di sini " ucap Bagas yang mengacungkan tangan nya untuk memesan minuman
Susan terbawa suasana dia mabuk karena Bagas mengajak nya minum minuman beralkohol... hingga dia tertidur
" sayang.... " sapa Sinta yang baru datang menghampiri setelah melihat Susan terkapar
" akhirnya kamu berani juga menghampiri... " ucap Bagas yang membelai lembut tubuh Sinta
" aku masih harus waspada pada anak ini... tapi sepertinya dia sudah tak sadarkan diri " ucap Sinta yang melihat miris pada Susan
" sudah lah aku tak peduli pada wanita ini... aku hanya butuh kehangatanmu sekarang... ayo kita lakukan... aku sudah memesan kamar di atas " ucap Bagas yang terus mengecup leher Sinta
" ayo... aku juga merindukan kehangatan mu sayang " Sinta mencium bibir Bagas dengan penuh gairah
" ayo... " ucap Bagas
Bagas dan Sinta berhubungan intim di sebuah kamar di bar itu... karena mereka memang sudah langganan di sana...
permainan mereka begitu panas... Sinta dan Bagas begitu menikmati nya...
sedang Susan dia tertidur karena mabuk...
" nona... ini sudah sore... sebentar lagi akan banyak pelanggan kami... bangun nona " ucap pelayan di bar itu yang membangunkan Susan
" siapa sih... aku mau tidur jangan ganggu... " ucap susan yang mabuk
" nona.. lebih baik anda pulang sebelum banyak pelanggan lain datang... " ucap pelayan itu
" pacar saya.... di mana pacar saya??? " tanya Susan
" dia pergi dengan temannya... " ucap pelayan. itu
" hubungi dia.... suruh dia kembali " ucap Susan
" tapi saya tidak punya no nya nona " ucap pelayan itu
" ini.... di ponsel saya ada nomor nya " ucap Susan yang masih dalam keadaan mabuk
pelayan itu menghubungi Bagas
" hallo tua ... pacar anda mabuk berat tolong anda segera kemari " ucap pelayan itu
" hadeh.... bawa dia kesalah satu kamar di bar ini.... saya masih belum selesai " jawab Bagas yang masih berada di atas tubuh Sinta dan menikmati tubuh Sinta dengan penuh gairah
" baik tuan " jawab pelayan itu dan kemudian pelayan itu membawa Susan ke salah satu kamar di bar itu
Bagas dan Sinta masih terus melanjutkan persetubuhan mereka...
" sayang.... kamu harus membantu aku " ucap Sinta
" dengan senang hati... apapun permintaan kamu pasti akan ku kabulkan " ucap Bagas
" aku dan mamah akan menyingkirkan mamah nya Susan... tolong kamu bawa Susan untuk beberapa hari kedepan agar kami bisa segera menyingkirkan wanita itu " ucap Sinta
" dengan senang hati... itu urusan yang sangat gampang bagiku... " ucap Bagas
" kamu memang yang terbaik " Sinta menyerang balik tubuh Bagas ..
" sekarang kamu sudah ahli ya.... " ucap Bagas
" tentu saja... kan kamu yang ngajarin " ucap Sinta yang menikmati setiap permainan mereka
" tapi apa yang akan kamu lakukan pada Bu Hilda???? " tanya Bagas
" aku dan mamah berencana membuat nya celaka di rumah itu... dan dengan bantuan beberapa pelayan yang mendukung kami... kami berdua akan melakukan rencana itu " jawab Sinta
" ternyata selain cantik dan menggoda kamu sangat pintar " punji Bagas pada Sinta
" Harus... karena dunia tidak akan berani pada kita jika kita kuat dan berkuasa " ucap Sinta
" aku bangga padamu sayang... jadi biarkanlah hari ini aku menikmati mu dengan sepenuh hati sebelum aku pergi menbawa gadis bodoh itu.... " ucap bagas