3

1687 Kata
Pikir ku sudah tidak waras. Entah apa yang merasuki ku, aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Meniti tiap senti dari wajahnya. Tampan. 1 kata itu, sudah bisa mendeskripsikannya. Bagaskara memejamkan matanya, mengecup bibirku lalu memelukku lebih erat dengan bibir yang masih menempel. Tubuhku enggan bergerak, aku tidak ingin menghentikannya. Matanya terpejam, namun aku tetap merasa dia menatapku. Dia terkekeh pelan, lalu membuka matanya. membuat jarak diantara wajah kami, yang sebelumnya tidak ada. "aku bingung mau ngomong apa" ucapnya, aku pun ikut bingung. Ia lalu bangun dari tidurnya dan melepas seragamnya, dihadapanku. Akal sehatku meminta untuk berpaling dari tubuhnya, tapi aku tidak melakukan itu. Semua mengalir begitu saja. Aku menatapnya lekat lekat. Kurasa ini bukan lagi tatap biasa. Ia menatap ku sambil tersenyum juga, lalu melempar pakaiannya sembarang. Tubuhku terasa panas. Bagaskara mendekatiku, terus mendekat sampai aku bisa merasakan nafasnya menerpa wajahku. Aku mengusap bahu kokohnya. Tubuhnya sangat atletis, jauh berbeda dengan Bagaskara 2 tahun lalu. Dia mendekat ke arah samping, menjilat telingaku. Sungguh, tubuhku terasa begitu panas sekarang. Masih mencoba meyakinkan kalau ini bukan mimpi. Apa ini benar Bagaskara? Aku masih belum menyangka hal ini akan terjadi. Dia masih dalam posisinya diatas tubuhku, menciumi wajahku dari ujung ke ujung. Aku memejamkan wajahku dan menikmati kecupannya. Kurasa setan h***y sedang merasuki kami berdua. Aku terkejut saat dia sedikit menekan bagian bawahnya ke tubuhku. Aku merasakan sesuatu yang keras. Oh tidak, dia sudah naik? kurasa ini tidak akan berakhir begitu saja. Dia berhenti sejenak, menjauhkan wajahnya sedikit lalu menatap bibirku, dan tiba tiba mencium dengan kasar dan penuh nafsu. aku cukup terkejut dengan perlakuannya ini, dilain sisi juga sangat menikmati sensai ini. Dia melumat bibirku kasar, sesekali menggigitnya pelan. Aku melenguh, merasakan sakit dan nikmat bersamaan. Aku mengusap lehernya, lalu menekannya agar menciumku lebih dalam. Cukup lama dia memainkan lidahku dan menjelajahi bibirku, tangannya pindah ke dadaku. Dia meremas payudaraku dengan kuat. Aku terkejut sekaligus teringat akan sentuhan yang sama. Apa Bagaskara yang menyentuhku pagi tadi? Aku mengabaikan itu dan kembali fokus dengan pria diatasku ini. Dia membuka kancing seragamku satu per satu, hingga menyisakan buah dadaku yang sudah terpampang jelas dimatanya. Dia pun melepaskan tautan di bibir kami, ganti menatap kedua payudaraku. aku mengikuti pandangannya sambil menggigit bibirku. Entah rasanya aku benar benar menjadi liar. Aku meremas payudaraku sendiri, lalu menatap wajahnya. Dia pun menatap mataku, sedikit tersenyum dan kembali menciumi bibirku. "kamu sangat menggoda sayang" bisiknya di sela sela cumbu. tangannnya yang satu lagi, menggantikan tanganku yang sebelumnya sedang meremasi payudaraku. Dia meremas kuat payudaraku. mmmphhh... shhh.. shhh... ahhh... desahku pelan. Perlahan dia melepaskan tautan bibir kami, lalu turun ke p******a kananku. Dia menciuminya, lalu menjilati putingku. Sesekali menggigitnya pelan. Aku meremas rambutnya pelan. mmhh... akkhhh... shhh.... desahanku membuatnya semakin semangat bermain dengan payudaraku. Tanganku mulai menjelajahi tubuhnya, hei rasanya ini seperti mimpi. Bagaimana bisa, aku sedang beradegan panas dengan teman masa kecilku sendiri? ini gila. Tapi, walaupun ini hanya mimpi, ini akan menjadi mimpi terindah yang pernah aku alami. gerakan tanganku terhenti pada gundukan keras di bawah tubuhnya. Tanganku memaksa masuk ke dalam celananya. Aku menyentuhnya. Aku merasakan kontolnya yang tegang. oh demi neptunus, aku tidak bisa berhenti sekarang. Ku buka kancing celananya selagi ia masih sibuk dengan payudaraku. Kami sangat terburu buru, tidak sabar ingin segera mencapai intinya. Dia bangun sejenak, membantuku melepas celananya. setelah selesai dengan itu, dia kembali menindihku dan mencium bibirku. Ku peluk lehernya dan mengikuti permainan lidahnya. Tangannya bergerak turun, dari pipiku, ke payudaraku lalu ke perut. Dia meraba perutku, membuatku sedikit geli. Lalu menyingkap rokku, dan menyentuh paha bagian dalamku. Aku spontan melebarkan pahaku. Memberikan akses kepadanya untuk menyentuh lebih jauh. Masih tetap menciumi bibirku, dia melepaskan rok dan pakaian dalamku. Cukup mudah baginya melakukan hal itu, dia bahkan tidak melepaskan tautan di bibir kami. Kini, tidak ada sehelai benang pun yang melekat pada tubuh kami. Aku mendorongnya pelan, sudah hampir kehabisan nafas. Aku menghirup nafas sebanyak banyaknya. Dia memandangku dengan tatapan yang belum pernah aku lihat. Apakah dia benar benar kerasukan setan h***y? Dia beranjak dari kasur ku. Hati ku sedikit mencelos, karena berfikir dia akan mengakhirinya sampai disini. Ini bahkan belum separuh adegan dan dia sudah berhenti? Dia berjalan ke arah tirai dan membukanya lebar. Aku melihat ke luar, ternyata langit sudah mulai gelap. Berganti menatap jam, pukul 7 malam. Tiba tiba lampu kamarku mati, hanya tersisa lampu tidur yang remang remang. Lampu itu cukup untuk melihat Bagaskara yang berdiri di pinggir kasur, masih dengan k****l nya yang tegang. Jantungku berdegup kencang melihatnya dengan posisi seperti itu. mungkin, jika ini adalah situasi yang berbeda, aku akan melemparnya dengan bantal karena mematikan lampu. Tapi ini situasi yang berbeda. Bibirku terlalu kaku untuk berucap, tidak ada hal yang bisa mendeskripsikan betapa aku merasa puas dan h***y sekarang. Dia mendekatiku, naik ke atas kasur dan langsung menindihku lagi. Mencium bibirku sembari tangannya yang lain meremas payudaraku. Tanganku tidak ingin diam, terus mengusap tubuhnya sampai ke bagian yang sudah tegang sedari tadi. Aku mengusapnya pelan dan mengocoknya. shhh.. ahh.. gantarii... desahnya di sela sela ciuman kami. Aku mengocok kontolnya lebih cepat, dan memperdalam ciumannya. bagaskaraa... mhhh.... slurppp.. ahhh.. ahhh.... Dia melepaskan tautan bibir kami dan merebahkan dirinya di kasur. setengah duduk. Aku langsung menegerti, dia ingin aku memblowjob kontolnya. Aku mengambil posisi, dengan sedikit menunggingkan pantatku. Menciumi k****l nya, menjilatinya dari ujung, memainkan lidahku di k****l nya. Aku memasukkan k****l nya dalam. Mulutku terasa penuh dan sesak, tapi ini menyenangkan. Akhirnya aku tau,apa yang bintang bintang porno itu rasakan saat mem bj pasangannya. ahhh... sayangg... enak sayang.. ahhh terus sayang teruss... Aku mengeluar masukkan k****l nya dengan tempo yang cukup cepat. Kontolnya yang besar dan panjang itu semakin mengeras, aku terus memompa bibirku disana sambil menatapnya nakal. Tangannya menjambak rambutku dan sedikit menekannya. Peluhnya mulai turun, wajahnya benar benar menampakkan rasa nikmat. gantarii... sayangghh ahhh... shhh ahhh.. aku mau keluar sayangghh ahhh... ahhh... Benar. k****l nya itu semakin keras. aku mempercepat tempo nya, tak lama dia mencapai puncak. pejunya keluar di dalam mulutku, entah dorongan dari mana, aku menjilati kontolnya dan menghisap habis semua pejunya. Rasanya sedikit asin? Aku tidak terlalu memperdulikannya. Dia lalu menarik leherku kembali menciumi bibirku, tangannya bergerak ke bagian bawahku. Dia membalikkan posisi berada diatasku. Dia mengusap memekku dan memasukkan 2 jari nya. Aku spontan menahan tangannya, dia melepaskan tautan di bibir kami. Aku menatapnya tidak tahan, ingin segera dimasukinya "aku mau langsung ke intinya, Bagaskara" aku menunduk malu. Dimana Gantari yang selalu dominan? sial kenapa aku jadi begini sekarang. Rasanya, aku benar benar membutuhkan Bagaskara. Dia terkekeh pelan, terdengar seksi di telingaku. Dia kembali menindihku dan mencium bibirku, aku memeluk lehernya dan ikut bermain dengan lidahnya. Perlahan dia menggesekkan kepala k****l nya di m***k ku. ahh... mhhh... Dia melepaskan tautan bibir kami untuk kesekian kalinya. Dia menatapku lekat dengan nafas yang sedikit ngos ngosan. "Gantari, kamu yakin mau ngelakuin ini sama aku? kamu masih perawan" Aku menatapnya, hei apa sekarang adalah waktu yang tepat menanyakan itu? sudah sejauh ini, bahkan aku tidak akan berenti sejak pertama dia menyentuhku sore tadi. Aku menarik lehernya dan mengecup bibirnya sekali "aku tidak bisa berhenti Bagaskara" ucapku sambil mengusap bahunya. Dia tersenyum, "setelah ini aku tidak akan pernah berhenti Gantari, kamu miliku" Dia kembali menyerang bibirku, dan mulai memasukkan k****l nya ke dalam m***k ku. Rasanya sakit aku memekik pelan, dia melakukannya dengan lembut sampai semua k****l nya masuk kedalam m***k ku. aakkhh... ahh.. mhhh.... Dia tidak menggerakkannya, menunggu aku beradaptasi dengan suasana baru ini. Menetralisir rasa sakitku dengan mencium bibrku dalam. Setelah diam cukup lama, dia mulai menggerakan pinggulnya, menghujam tubuhku pelan. Dengan bibir yang masih menempel di bibirku, dia terus menggerakan pinggulnya, mengeluar masukkan k****l nya ke dalam m***k ku. aahh... ahh sayanghhh... Aku meremas rambutnya kuat, dia memperdalam ciumannya sambil mempercepat genjottannya. Gantarii... ahhh... sayanghhh ahhh... Aku menggigit bibirnya pelan dan terus bermain dengan lidahnya. aahh... terus sayanghh.. genjot teruss ahhh.... Bagaskaraa ahhh... mhhhh... sayangghhh.. ahh.. shhh... ahh.. aku entot in kamu... ahh.. ahhh.. aku entot m***k kamu... ahhh mhhhh... enakhhh sayanghhh ahhh ahhhh... shhh ahhh sayangg ahhh... cintaku.. ahhh... Gantariii Dia mempercepat temponya, bibir kami sudah tidak saling tertaut lagi. Kontolnya menghujamku begitu dalam, kamarku dipenuhi desahan dan suara tubuh yang bersentuhan. Begitu nyaring sampai aku tidak sadar telah berulang kali mendesahkan namanya. Aku memegang bahunya erat, genjotannya di tubuhku semakin cepat, dia hendak sampai ke puncaknya. ahhh ahhh sayangg aku mau keluar.. mhh ahhh... mphhh ahhh aku jugahh ahhh... keluarinhh di dalem sayanghhh ahhh... Dia menghujam m***k ku brutal, jauh lebih cepat dari sebelumnya. Aku masih tidak menyangka dia seperkasa ini. Aku memekik tertahan, ini sakit dan nikmat. benar benar nikmat. Aku merasakan rahimku menghangat, kami keluar bersama. Dia mencium bibirku sambil mengeluarkan semua pejunya dirahimku, lalu melepaskan tautannya dan merebahkan diri disampingku. Kami berdua dibanjiri peluh, aku menolehkan kepalaku sembari mengatur nafas. Kudapati dia juga sedang memandangku penuh dengan senyumnya. Aku bangun dan menindihnya. Aku masih ingin bermain. Dia tidak keberatan, kurasa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Aku mencumbu bibirnya dan pindah menjilati telinganya. Lalu aku menduduki kontolnya, menggesek gesekkannya dengan memekku. Ku gerakkan pinggulku ke depan belakang. Bagaskara memejamkan matanya, meremas pinggulku. Aku membawa tangannya ke payudaraku, untuk meremasnya. Dia melakukannya. Aku sedikit berdiri dan memasukkan k****l nya ke m***k ku. Ya aku akan mempraktekkan posisi women on top. Haha, aku pernah mencobanya, m********i dengan guling. Kini, aku akan mencobanya langsung dengan pria dihadapanku ini. Awalnya aku cukup kesulitan karena k****l nya memenuhi m***k ku. Keras dan besar, tentu cukup sulit memompanya. Terlebih ini pertama kali aku melakukannya. Cukup lama, akhirnya aku bisa beradaptasi. Aku menggoyangkan pinggulku, mempompa k****l nya dalam. ahhh sayangghh... sejak kapan kamu nakal seperti ini ahhh... Dia mendesah sambil menggenggam tanganku. Aku tidak menjawabnya, dan terus menggerakkan pinggulku. Aku menutup mataku, benar benar menikmati sensai seks ini. ahh ahhh Bagaskaraa... ahhhh... yeahh.. ahhh... fuckhh.. Aku terus menggerakkan pinggulku diatasnya, menikmati tiap desahannya. Malam ini, menjadi malam terpanjang yang pernah aku rasakan. Entah berapa kali kami melakukannya, dan entah berapa kali dia menghujani rahimku, aku tidak mengingatnya. Kami melakukannya semalam penuh. Satu hal yang kini aku tau, Bagaskara juga menyukai hubungan intim dengan durasi yang panjang. Banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya, esok saat matahari naik aku akan menanyakannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN