Chapter thirty three : Monster from Emperors unity

3432 Kata
 Pada Chapter sebelumnya, dikisahkan bahwa di daerah perbatasan Kerajaan Nexus, sedang terjadi pertempuran sengit antara pasukan Gold one melawan pasukan penjaga benteng Kerajaan Nexus, pertempuran tersebut berlangsung begitu sengit sampai-sampai benteng pertahanan Kerajaan Nexus hampir hancur.  Namun, dengan adanya kehadiran dari Kesatria Agung Tomb Hayes, maka benteng Kerajaan Nexus masih bisa bertahan, Kesatria agung Tomb Hayes rupanya memiliki kekuatan untuk mengendalikan elemen bumi, sehingga dengan mudah dia bisa melemparkan balik batu-batu besar dari pasukan musuh, dan hal itu menyebabkan pasukan musuh jadi kelabakan hingga tak berkutik.  Kesatria agung Tomb hayes muncul ke tengah-tengah area pertempuran antara dua kubu, dengan membawa sebuah pedang besar berwarna hijau kebiruan, yang dia simpan di belakang punggungnya. Sambil berjalan dengan santai, dia menghantam dan menghajar satu persatu anggota pasukan musuh yang mencoba untuk mendekatinya.  Mereka semua tampaknya tak berkutik melawan kekuatan besar yang dimiliki oleh sang Kesatria agung dari Kerajaan Nexus tersebut. Namun semakin lama, jumlah para prajurit Kerajaan Gold one yang datang menyerbu sang Kesatria agung, rupanya semakin bertambah banyak, dan mereka bermunculan dari segala arah.  Maka Tanpa banyak bicara, Kesatria agung Tomb langsung menarik pedangnya, lalu dia menancapkan pedangnya ke tanah, dan seketika itu juga, terjadilah sebuah gempa bumi yang cukup hebat di sekitar area pertempuran tersebut. Namun gempa bumi itu hanya terpusat pada kerumunan pasukan Gold one saja, yang berada di sekitar Kesatria Tomb.  Tanah di sekitar mereka bergetar dan terus berguncang dengan begitu kuatnya, hingga menyebabkan Pasukan Gold one jadi kesulitan untuk berdiri dan sebagian besar dari mereka jatuh tersungkur, karena permukaan tanah tempat mereka berpijak terus bergoyang tak henti-henti. Lalu semakin lama guncangan hebat tersebut bahkan sampai membuat kendaraan-kendaraan ketapel mereka jadi tidak dapat berdiri dengan stabil, sehingga beberapa kendaraan ketapel itu banyak yang terguling sampai hancur, akibat terombang-ambing oleh permukaan tanah. Seluruh Pasukan Gold one benar-benar dibuat panik serta kerepotan oleh gempa bumi yang dihasilkan dari pedang Kesatria agung Tomb tersebut, sehingga mereka semua jadi kalang kabut dibuatnya.  Gempa yang diciptakan oleh Kesatria Tomb itu, semakin lama menjadi semakin kuat hingga menyebabkan kehancuran di area tempat berkumpulnya para Prajurit Gold one. Sampai-sampai menyebabkan retakan-retakan besar pada permukaan tanah tempat mereka berpijak, dan hal itu membuat para Prajurit Gold one beserta seluruh perlengkapan perang mereka berjatuhan ke dalam tanah yang amblas, sehingga mereka semua jadi tertimbun oleh gundukan tanah dalam jumlah yang cukup besar itu.  Para Prajurit Nexus yang menyaksikan hal tersebut, mulai bersorak kegirangan, karena mereka tengah menyaksikan para musuh yang telah dibabat habis oleh Kesatria agung Tomb dengan kekuatan gempa buminya. Sehingga pasukan Gold one akhirnya memutuskan untuk mundur dan berlarian meninggalkan area pertempuran tersebut. Maka dengan begitu, kemenangan berhasil diraih oleh pihak dari Kerajaan Nexus. Berkat bantuan dari Kesatria agung Tomb hayes yang hadir dan melancarkan serangan gempa bumi dahsyat terhadap Pasukan Gold one, maka pihak dari Kerajaan Nexus akhirnya dapat memukul mundur pasukan lawan secara telak.  Mereka semua bersorak-sorai tanpa henti sambil memuji Kesatria agung Tomb, yang masih sedang berdiri dengan gagahnya, di tengah area pertempuran yang sebelumnya sangat dipenuhi oleh kekacauan serta kesemrawutan. Lalu setelah mencabut pedangnya dari permukaan tanah yang ada di dekatnya, Kesatria agung Tomb segera dihampiri oleh seluruh Prajurit Nexus yang jumlahnya sangat banyak sekali disana, mereka berbondong-bondong memberikan pujian kepada sang Kesatria agung. Menghadapi situasi tersebut, Kesatria Tomb hanya tersenyum saja, namun karena Kesatria Tomb selalu gugup ketika menerima pujian, maka Kesatria agung Tomb mulai mengucurkan keringat dingin di seluruh wajahnya, karena saking banyaknya pujian yang diterima olehnya saat itu.  Namun tak lama kemudian, perayaan kemenangan mereka itu ternyata tidak berlangsung lama. Sorak sorai mereka berhenti seketika karena adanya kehadiran dari sosok misterius, yang datang secara tiba-tiba dengan sangat mengejutkan. Semua orang yang ada disana merasa kaget dikarenakan kemunculan sosok misterius tersebut seperti meteor yang jatuh dari langit lalu menghantam tanah dengan sangat keras, hingga membuat area di sekitarnya jadi hancur seketika.  Para Prajurit Nexus yang masih dilanda perasaan terkejut, kemudian dibuat panik ketika sosok misterius itu mulai berjalan ke arah mereka, atau lebih tepatnya ke arah Kesatria agung Tomb hayes yang sedang berada bersama dengan mereka. Sehingga para Prajurit itu mulai mundur sedikit-demi sedikit karena panik sekaligus takut.  Sekilas, postur tubuh mahluk itu terlihat seperti manusia, tapi jika diperhatikan lagi, mahluk itu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan kekar dibandingkan dengan manusia normal, ditambah dengan anggota tubuhnya yang terlihat sangat mengerikan, sehingga memberikan kesan yang sangat berbahaya bagi orang-orang yang melihatnya. Kulitnya yang berwarna abu-abu seperti kulit gajah, tangan kirinya berupa capit kepiting yang sangat besar, tangan kanannya berupa semacam tentakel 4 cabang, dan mulutnya juga ditutupi oleh semacam tentakel, sedangkan matanya berwarna kuning dengan tatapan tajam serta mengancam.  Sepertinya mahluk itu berasal dari tempat lain yang tidak jauh dari area pertempuran ini, dia melompat dengan kekuatan tinggi, lalu mendarat tepat disana untuk mengagetkan semua orang yang tadinya sedang bersorak sorai tersebut, termasuk sang Kesatria agung Tomb. Mahluk itu langsung menatap Kesatria agung Tomb dengan nafsu membunuh, maka seketika itu juga suasana di sana mulai berubah lagi menjadi semakin mencekam.  “I-itu .. I- itu kan?!” Ujar salah satu Prajurit Nexus yang ada disana.  Kemudian, Kesatria agung Tomb, melanjutkan perkataan dari Prajurit tersebut. “Tak salah lagi, itu memang dia, salah satu anggota Emperors unity ... Hebi.” Ucap Kesatria agung Tomb.  Daftar Anggota Emperors unity : 1. Gold one 2. Merliana 3. Heatless 4. Hebi 5. Night crow 6. Grim claw 7. Stellan flaur  Hebi hanya menggeram saja sambil terus memperhatikan mereka semua, seperti sedang menahan emosi yang meluap-luap. Lalu Kesatria Tomb mulai melanjutkan perkataannya lagi.  “Sial sekali kita hari ini.” Ucap Kesatria Tomb.  “Mengapa anda berbicara seperti itu?” Tanya salah satu Prajurit Nexus yang ada disana, sambil merasa panik.  “Seperti yang dikatakan oleh rumor selama ini, Hebi adalah anggota Emperors unity yang paling pendiam dan paling jarang sekali kelihatan. Maka jika Hebi sampai menunjukan sosoknya kepada kita seperti sekarang ini ... Itu artinya kita sedang berada dalam masalah yang sangat serius." Jawab Kesatria agung Tomb.  "Tapi bukankah jika sosok Hebi jarang kelihatan, itu artinya tidak ada orang yang tahu mengenai ciri-cirinya ... Jadi mungkin saja mahluk yang sedang berada di hadapan kita saat ini bukanlah Hebi." Ucap salah satu Prajurit.  "Dia sama persis seperti ciri-ciri yang selalu dikatakan oleh orang yang pernah melihat sosoknya, yakni tubuh besar, tangan capit, dan mulut berumbai. Tidak salah lagi, dia ini pasti adalah Hebi." Kata Kesatria agung Tomb menjelaskan.  “La- lalu bagaimana sekarang?” Seluruh Prajurti mulai merasa ketakutan.  “Kita lawan saja bersama-sama dengan Kesatria agung.”  “Bodoh, kita hanya akan menghambat Kesatria agung saja.” Para Prajurit berdebat dengan satu sama lain.  “Kalian pergilah dari sini ... Larilah sejauh mungkin yang kalian bisa, dan jangan lihat ke belakang.” Ucap Kesatria Tomb dengan nada sedikit berbisik.  “Apa?! Tidak mungkin.” Para Prajurit Nexus merasa khawatir setelah mendengar ucapan dari sang Kesatria agung tersebut, karena mereka tidak mungkin membiarkan sang Kesatria agung menghadapi mahluk itu sendirian. Tapi setelah Kesatria agung Tomb mendesak mereka, maka mereka semua memutuskan untuk segera mundur secara perlahan, lalu pergi meninggalkan Kesatria Tomb sendirian disana bersama Hebi.  Kemudian Kesatria Tomb mulai berbicara kepada Hebi. “Kau Hebi kan? Apa tujuanmu datang kemari? ... Apakah kau datang untuk membantu pasukan dari kawanmu, Gold one?” Tanya Kesatria Tomb kepada Hebi.  Sambil terus menatap Kesatria agung Tomb dengan sorotan mata tajam, Hebi mulai mengeluarkan kalimat dari mulutnya. “Grrr ... Aku tidak mempunyai urusan dengan Gold one, aku tidak mau menerima perintah darinya atau dari siapapun, aku hanya menerima perintah dari Tuan Darkros saja ... Perintah terakhir dari Tuan Darkros adalah, aku harus mengurus dan membesarkan anak-anakku yang berharga ... Tapi kenapa kalian para manusia selalu saja berisik sekali? Kenapa kalian selalu mengganggu tidur anak-anakku?” Ucap Hebi dengan nada bicara yang penuh amarah.  “Anak-anakmu? ... Jadi kau punya anak? Bagaimana maksudnya?” Tanya Kesatria Tomb sambil merasa bingung, karena dia tidak mengerti tentang bagaimana caranya Hebi bisa mempunyai anak.  “Aku ini jantan, aku ini betina. Yang manapun bukan masalah ... Yang penting sekarang ini aku harus menjaga anak-anakku, tapi kalian semua para manusia selalu saja mencari masalah denganku dan anak-anakku ... Bahkan dulu, ketika salah satu anakku pergi dan mengamuk di daerah barat, kalian para manusia malah membunuhnya. Kenapa? Kenapa? Kenapa kalian para manusia selalu macam-macam denganku dan anak-anakku?!!!” Teriak Hebi yang melampiaskan amarahnya, sambil meraung, hingga menyebabkan permukaan tanah yang ada disekitarnya bergetar, bahkan tubuh Kesatria Tomb juga sampai terdorong ke belakang. Saking kuatnya gelombang dari raungan Hebi tersebut.  Lalu Kesatria Tomb berbicara di dalam benaknya. (“Sepertinya Hebi memiliki sarang yang tidak jauh dari area pertempuran ini, sehingga dia selalu merasa terganggu oleh suara-suara bising dari kekacauan yang terjadi di tempat ini. Dan puncaknya, ketika aku menimbulkan gempa bumi tadi. Hal itu membuat keberadaan Hebi menjadi semakin terganggu ... Tapi aku lebih terkejut lagi ketika dia bilang bahwa dia memiliki anak-anak. Ditambah lagi bahwa salah satu anaknya pernah mengamuk di daerah barat, apa mungkin anaknya itu adalah mahluk besar berjuluk ‘Monster Grood’ yang sempat menghebohkan Negeri Azhuloth sekitar 10 tahun yang lalu?”) Ucap Kesatria Tomb di dalam benaknya, sambil menyilangkan lengan kiri untuk menutupi wajahnya dari serpihan batu, sekaligus untuk bertahan dari gelombang raungan Hebi.  Tampaknya Kesatria agung Tomb tidak akan membiarkan keadaan tersebut berlangsung cukup lama, dia memutuskan untuk mulai memberikan perlawanan terhadap Hebi, karena memang itulah yang Hebi inginkan. Hebi ingin membuat perhitungan dengan orang yang sudah membuat kegaduhan di dekat sarangnya tersebut, maka dari itu dia datang secara langsung kesana, walau harus meninggalkan dulu sejenak anak-anaknya (Yang berupa benih-benih monster Grood) Di sarangnya.  Tanpa banyak bicara lagi, Kesatria Tomb langsung mengangkat pedangnya, dan mengarahkan ujung pedang tersebut kepada Hebi. Lalu tiba-tiba permukaan tanah disekitar Kesatria Tomb mulai bergetar hebat dan terbelah, setelah itu gundukan-gundukan tanah terangkat ke atas menjadi bongkahan tanah yang melayang di atas kepala Kesatria Tomb dan siap untuk dilemparkan.  Lalu bongkahan-bongkahan tanah berukuran besar tersebut, tiba-tiba langsung melesat menuju ke arah Hebi secara bersamaan, hingga menyebabkan kehancuran yang sangat hebat di tempat Hebi sedang berada, dan seketika itu pula raungan Hebi jadi berhenti, karena tubuhnya dihujani oleh bongkahan-bongkahan tanah besar yang menghantam dirinya sekaligus memporak-porandakan area di sekelilingnya. Jika manusia biasa, pasti sudah mati saat terkena serangan seperti itu, tapi lain halnya dengan Hebi.  Hebi masih tetap berdiri dengan tegak tanpa terluka sedikitpun, walaupun dirinya telah terkena secara langsung oleh hantaman hebat, sedangkan area di sekitar Hebi terlihat sudah benar-benar hancur tak karuan. Kesatria Tomb yang melihat bahwa musuhnya itu tidak terpengaruh oleh serangan darinya, merasa kaget sekaligus tidak percaya. Tapi dia mencoba untuk meyakinkan dirinya kembali bahwa lawan yang sedang dihadapinya itu memanglah bukan lawan biasa, dia adalah salah satu anggota Emperors unity yang juga mendapat julukan sebagai mahluk terkuat di Negeri Azhuloth. Tapi pastinya ada suatu cara untuk bisa mengalahkan mahluk yang katanya benar-benar sangat kuat tersebut.  Namun tiba-tiba, tanpa memberi peringatan apapun. Hebi langsung melesat ke arah Kesatria Tomb dengan kecepatan yang sangat tinggi, bahkan bekas tempatnya berpijak pun sampai hancur oleh pergerakan dari Hebi yang sangat dahsyat tersebut. Kemudian dia segera mengayunkan tangan capitnya yang berukuran cukup besar itu, ke arah kepala dari Kesatria Tomb. Hebi berniat untuk mencapit dan menghancurkan tulang tengkorak Kesatria agung Tomb. Namun secara cepat juga, Kesatria agung Tomb langsung menahan hantaman dari capit Hebi itu menggunakan pedangnya.  Benturan dari capit dan pedang tersebut, menghasilkan gelombang yang cukup kuat hingga membuat permukaan tanah di sekitar mereka jadi retak, bahkan tempat Kesatria Tomb sedang berpijak pun sampai remuk dan hancur akibat dari hantaman capit Hebi tersebut. Maka kemudian, Kesatria Tomb segera mengibaskan pedangnya, supaya tubuh Hebi terdorong ke belakang lalu menjauh darinya.  “Hmm ... Kau adalah orang yang sangat kuat, sampai-sampai bisa menahan serangan dari capitku, bahkan kau juga bisa mendorong tubuhku dengan menggunakan pedangmu itu. Sudah lama aku tidak melawan orang sekuat dirimu yang bisa menahan serangan dariku seperti itu.” Kata Hebi kepada Kesatria Tomb.  “Tolong, jangan memuji diriku.” Ucap Kesatria Tomb.  “Takkan kubiarkan orang kuat sepertimu hidup, kau tidak akan kubiarkan pergi dari tempat ini.” Ujar Hebi sambil melancarkan serangan selanjutnya.  Segera setelah mengatakan hal itu, Hebi langsung menjulurkan tangan tentakelnya, yang memanjang dengan cepat menuju ke arah Kesatria Tomb. Lalu Kesatria Tomb yang tidak sempat menghindarinya, seketika mendapat lilitan dari tangan tentakel tersebut pada sekujur tubuhnya, tak hanya itu saja, tangan tentakel Hebi juga memberikan cengkraman yang sangat kuat terhadap tubuh Kesatria Tomb, dan rasanya tentu saja sangat menyakitkan, seperti buah lemon yang sedang diremas oleh tangan.  Tapi Kesatria Tomb tidak akan hanya berdiam diri saja menerima hal itu, dia segera berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat melepaskan diri dari lilitan tersebut, hingga lilitannya renggang, kemudian saat tangan tentakel Hebi yang melilit tubuhnya sudah menjadi agak longgar, maka Kesatria Tomb segera mengayunkan pedangnya ke atas dengan sangat kuat untuk menebas lilitan tersebut, hingga tangan tentakel Hebi jadi terputus.  Setelah itu, Kesatria Tomb segera melompat setinggi-tingginya, hingga dia jadi berada tepat di atas Hebi, selanjutnya dia berniat untuk menghunuskan pedangnya kepada Hebi yang berada tepat di bawahnya. Hebi tahu bahwa kekuatan yang dimiliki oleh pedang Kesatria Tomb memiliki kekuatan yang cukup berbahaya bagi dirinya, sehingga Hebi jadi sangat mewaspadainya. Karena sepertinya pedang tersebut memiliki kekuatan yang benar-benar dahsyat, sekaligus sangat mempengaruhi peningkatan kekuatan serta kemampuan dari Kesatria agung Tomb, yang menjadi semakin kuat.  Tidak seperti hantaman-hantaman dari bongkahan batu yang diterima oleh Hebi tadi, hal seperti itu tidak akan berpengaruh terhadap tubuhnya, tapi jika kepalanya sampai tertebas oleh pedang milik Kesatria aung Tomb, maka tamatlah riwayatnya.  Maka dengan sigap, Hebi segera menghindari serangan tebasan yang mengarah tepat ke kepalanya itu. Namun sepertinya Hebi tidak akan sempat untuk dapat menghindarinya, dikarenakan kecepatan serta jarak dari tebasan itu yang sudah sangat dekat dengan tubuhnya.  Maka dari itu, Hebi memilih untuk mengorbankan tangan kanannya, sebagai pengganti supaya kepalanya tidak terkena oleh tebasan yang mematikan itu. Hanya dengan sedikit menggeserkan tubuhnya saja, Hebi membiarkan tangan kanannya putus terkena tebasan pedang dari Kesatria Tomb, supaya dia bisa membawa anggota tubuhnya yang lain untuk menjauh dari Kesatria Tomb. Tebasan dari pedang tersebut bahkan sampai menimbulkan retakan besar terhadap permukaan tanah, tempat Hebi berpijak barusan. Sedangkan Hebi yang sudah berguling menjauhi Kesatria Tomb, segera berusaha untuk dapat berdiri kembali, dengan keadaan tangannya yang sudah putus sebelah. Lalu tiba-tiba sesuatu yang mengejutkan terjadi, Hebi ternyata dapat menumbuhkan tangannya kembali, sehingga tangan tentakel yang tadinya sudah dipotong oleh Kesatria Tomb itu, kini berganti menjadi tangan tentakel yang baru.  Kesatria Tomb yang melihat bahwa Hebi dapat menumbuhkan kembali bagian tubuh yang sudah dipotong, mulai merasa khawatir dengan pertarungan yang harus dijalaninya itu. Karena harapan supaya dapat mengalahkan mahluk terkuat di Negeri Azhuloth itu, rasanya semakin tidak mungkin terjadi. Tetapi Kesatria Tomb tidak akan menyerah begitu saja, dia akan terus berjuang menghadapi Hebi, dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang dia miliki untuk dapat mengalahkan lawannya itu, yang merupakan mahluk terkuat di negeri Azhuloth.  Beberapa saat kemudian, Hebi segera berlari menuju ke arah Kesatria Tomb lagi, begitupun juga sebaliknya, Kesatria Tomb segera berlari menuju ke arah Hebi, sambil menyiapkan pedangnya untuk dihunuskan ke tubuh lawannya. Sedangkan Hebi menyiapkan capitnya untuk dia cengkramkan pada tubuh lawannya. Mereka berdua benar-benar melangsungkan pertarungan yang sangat sengit dan brutal disana, karena mereka berdua adalah sosok yang sama-sama memiliki kekuatan dahsyat. Kesatria agung Tomb hayes bertarung melawan Hebi secara habis-habisan, pertarungan mereka berdua diwarnai oleh kehancuran serta kerusakan besar pada seluruh tempat itu, yang dampaknya benar-benar fatal dan tak main-main.  Sementara itu, di Kota Togu, atau lebih tepatnya di Balai kota Togu. Dengan suasana ramai diluarnya karena dipenuhi oleh banyak orang yang sudah mengantar sang Juara ke dalam Balai kota. Sebelumnya Dragon telah diarak dari Stadion Amritzer sampai ke Balai kota tersebut. Kedatangan Dragon disana ialah untuk mengambil hadiah yang sudah dipersiapkan bagi sang Juara, yakni uang sebesar 500 keping emas, dan surat undangan jamuan makan di dalam Istana Kerajaan Nexus.  Saat ini, Dragon sedang duduk berhadapan dengan sang Walikota di meja kantornya, tubuh Dragon terlihat dalam keadaan dibalut oleh perban, yang menutupi setiap luka di tubuhnya. Luka-luka tersebut dia dapatkan dari pertarungannya melawan Gill yang telah berhasil dia menangkan. Sebelumnya bahkan seluruh tulang yang ada di dalam tubuh Dragon serasa remuk saat dia berada di arena pertandingan, namun kondisinya yang sekarang sepertinya sudah lebih membaik, dikarenakan penyembuhan dari Melinda, yang menggunakan seluruh tenaganya untuk membuat kondisi Dragon menjadi hampir pulih kembali.  Sehingga kini Dragon bisa langsung hadir di Balai kota, tanpa harus menjalani masa perawatan yang lama terlebih dahulu. Di meja ruang kantor tersebut, juga ada sekantung uang yang telah disiapkan untuk diambil oleh sang Juara sah dari Turnamen Kota Togu. Tak hanya itu, Dragon dan Walikota juga melakukan perbincangan ringan di dalam ruangan tersebut. Dragon terlihat sedikit gugup karena dia masih tidak menyangka bahwa dirinya yang hanyalah orang biasa, saat ini bisa duduk di dalam ruang kerja pribadi sang Walikota.  Lalu saat serah terima uang tersebut telah selesai dilaksanakan, sang Walikota juga menambahkan beberapa informasi kepada Dragon. “Selamat ya nak Dragon. Karena kau telah berhasil menjadi Juara, dan berhak untuk mendapatkan semua hadiah ini ... Oh iya, mengenai jamuan makan di Istana Nexus yang juga berhak kau dapatkan, sebentar lagi akan ada perwakilan dari Ibukota Kerajaan Nexus yang akan datang untuk menemuimu disini. Nama mereka adalah Gard dan Riple, mereka berdua merupakan Pemimpin dan Wakil Pemimpin dari Pasukan Polisi Ibukota Kerajaan Nexus ... Besok, selama seharian penuh mereka berdua akan mengantar dan menemanimu, dari mulai berangkat menuju ke Istana, sampai kau pulang nanti.” Kata sang Walikota menjelaskan.  “Oh, ya ... Baiklah.” Ucap Dragon sambil melongo.  Tiba-tiba mereka dibuat sedikit kaget, atas kehadiran dari dua orang yang akan menemani Dragon ke Istana Kerajaan Nexus besok.  “Oh, ini dia ... Ternyata kalian berdua sudah datang.” Ujar Walikota kepada dua orang yang baru saja memasuki ruangan tersebut. Mereka berdua adalah Gard dan Riple.  Dragon tampak sedikit terpaku saat melihat kedatangan mereka berdua, yang satu adalah seorang pria berseragam putih dan berambut klimis, namanya adalah Gard. Dan yang satunya lagi adalah pria bertubuh sedikit lebih tinggi, berseragam hitam serta memiliki gaya rambut yang berdiri dengan kacamata hitam yang menutupi matanya, namanya adalah Riple. Mereka berdua adalah orang yang akan mengantar serta menemani Dragon selama seharian penuh untuk menghadiri jamuan makan di dalam Istana Nexus besok.  “Selamat atas kemenangan anda, Tuan Dragon. Perkenalkan ... Namaku adalah Gard Hoston, panggil saja aku Gard. Dan ini adalah Wakilku yang bernama Sains Riple, anda bisa memanggilnya Riple saja, dia orangnya tidak terlalu banyak bicara, jadi jika dia tidak menjawab pertanyaan dari anda, mohon jangan tersinggung ya ... Seperti yang sudah Walikota katakan, mulai sekarang dan selama seharian penuh besok, kami berdua akan selalu berada di dekat anda, untuk menemani serta membantu anda, jadi mohon kerjasamanya ya.” Ucap Gard kepada Dragon.  “Ba- baiklah, jika memang harus seperti itu ... Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?” Tanya Dragon.  “Pulang ke rumah, mandi, lalu tidur ... Setelah itu, besok kami akan menemanimu ke Bank untuk menitipkan uangmu disana bila perlu, lalu pada siang hari kita akan berangkat menuju ke Istana Kerajaan Nexus.”  “Tidak, aku tidak akan menitipkan uang ini di Bank, rencananya aku akan memberikan semua uang ini pada seseorang.” Ucap Dragon.  “Oh, anda baik sekali, catat itu Riple.” Kata Gard yang kemudian menyuruh Riple untuk mencatatnya, dan tanpa banyak bicara Riple langsung mengeluarkan buku dan pena untuk mencatat hal tersebut.  “Kenapa dia mencatatnya?” Tanya Dragon.  “Oh, ini bukan apa-apa. Ini hanya untuk catatan pribadi kami saja ... Karena kami sangat suka mencatat hal-hal penting.” Jawab Gard  Lalu Dragon tersenyum, dan dia berkata dalam benaknya. (“Haduuh, aku bertemu dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan aneh lagi.”)  “Besok, selama seharian penuh kami akan selalu berada di dekat anda, untuk menemani serta membantu anda tentunya jadi jika ada yang anda butuhkan, jangan sungkan untuk memintanya pada kami berdua, Oke.” Ucap Gard.  Lalu Dragon berbicara di dalam benaknya, (“Bukan hanya menemani, tapi lebih tepatnya tugas mereka berdua juga adalah untuk mengawasiku“). Ucap Dragon dalam benaknya, kemudian Dragon segera menanggapi perkataan dari Gard yang barusan, “Oke kalau begitu, ayo pergi.” Ajak Dragon kepada mereka berdua, sambil berdiri dari kursinya.  “Tapi sebelum itu ... Kami mohon, serahkan semua senjata yang anda miliki kepada kami.” Pinta Gard kepada Dragon.  Kemudian, Dragon sempat tertegun ketika mendengar perkataan itu. Dia tidak menyangka bahwa senjatanya harus diambil darinya jika dia ingin memasuki Istana Nexus. Jika dia menyerahkan semua senjatanya, maka bagaimana caranya dia bisa mencuri bola Aporion di dalam Istana Nexus nanti. Hal itu membuat Dragon mulai merasa kebingungan.  Lalu Gard mulai berbicara lagi kepada Dragon dengan tatapan serius, yang sedikit menakutkan. “Bagaimanapun juga, kami merupakan Pemimpin dan Wakil Pemimpin dari Pasukan penjaga benteng Kerajaan ... Tugas kami adalah menjaga ketat keamanan di Ibukota Kerajaan Nexus, terutama keamanan sang Raja. Maka dari itu, kami tidak bisa membiarkan ada sedikitpun ancaman bagi sang Raja. Jadi kumohon supaya anda mengerti dengan permintaan yang kami ajukan, kami harap anda dapat memaklumi permintaan tersebut.” Ucap Gard sambil tersenyum kepada Dragon. Lalu Setelah Gard mengatakan hal tersebut, maka mau tidak mau Dragon harus menyerahkan semua senjatanya, dan itu artinya bertambah lagi tugas baginya, selain harus mencuri bola Aporion, Dragon juga harus memikirkan nasib dari senjata-senjatanya. Lalu bagaimana caranya supaya Dragon bisa selamat dalam menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi nanti? Apakah Dragon akan berhasil menjalankan misinya dan kembali dengan selamat kepada Stellan Flaur? Semua itu akan segera terjawab pada Chapter-chapter selanjutnya. Terus ikuti kisah Journey of the Dragon ya.  Berlanjut ke Chapter 34
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN