PROLOG

364 Kata
Malika yang menganggap dirinya dibesarkan sepenuh hati seperti kecap manis di iklan TV, nyatanya harus berhadapan dengan hal tak terduga. Sepulang kerja part time dari sebuah supermarket yang ada di kota, dia harus mengalami hal di luar nalar. Bagaimana tidak? Dia dinikahkan dengan pria yang sama sekali belum dikenalnya. Bahkan belum pernah ditemuinya seumur hidup! Parahnya lagi, pria tersebut ternyata adalah seorang duda beranak satu! Memberontak? Tentu saja, tapi Malika hanya bisa mengatakan sedikit saja, karena dia takut menyakiti perasaan ibunya. "Sah?!" tanya penghulu dengan nada tegas. "Sah!!!” teriak para saksi di sana. Malika hanya bisa mengedip-edipkan matanya. Bingung dan merasa aneh, tapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Ketika penghulu menyuruhnya untuk mencium tangan pria yang kini sudah berstatus sebagai suami, Malika akhirnya terpaksa melakukannya juga! Dia bahkan sudah mirip seperti manekin tanpa nyawa! Digerakkan oleh seseorang tanpa kemauannya! *** Malam telah tiba, kini adalah waktu sakral bagi pengantin baru untuk bercocok tanam setelah akad berlangsung. Seperti tadi siang, Malika hanya diam saja tidak tahu harus melakukan apa. Tentu saja, tanpa persiapan, tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya, dan secara tiba-tiba dia sudah berstatus sebagai istri dari seseorang. Rivaldi, suami Malika mendekati istrinya yang sedang melamun. Bukan karena melamun apa yang harus dia lakukan saat bercocok tanam, pun bukan memikirkan apakah dia di atas atau dibawah. Bukan! Dia melamun karena takut! Hei! Itu adalah hal yang sangat wajar, bukan? Malika memang sudah berumur dua puluh lima tahun. Dia suka membaca buku dewasa dan menonton hmm... 'itu'. Tapi tetap saja, membaca dan melakukannya secara langsung itu sangatlah berbeda! "Ampun, Om.... Dedek belum siap." Reflek Malika, mengatakan itu saat Rivaldi menyentuh pundaknya untuk menyadarkannya dari lamunan. "Anu! Maksudku, pelan-pelan aja, ya, Om? Pemanasan dulu, Om. Kata di buku, namanya foreplay." Malika meracau tidak jelas. "Pelan-pelan, ya, Om. Dedek masih virgin,” lanjutnya semakin gugup. Entah apa yang ada di pikiran Malika hingga meracau seperti itu. Rivaldi menyahut, "Sama, saya juga." "Hah?" Malika bingung dengan apa yang dikatakan oleh suaminya. "Saya juga masih perjaka,” ucapnya lagi. "Hah?" Malika mengulangi ucapannya. Kini, dia merasa bahwa Rivaldi sedang membual. Bagaimana tidak, pria itu duda dan memiliki satu putri yang cantik, lalu kenapa Rivaldi mengatakan dia itu masih perjaka?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN