Sejak saat itu. Fenia mulai bertekad untuk kembali mendekati sang pujaan hati, meskipun sikap Marvin masih sedingin kutup utara tetap saja. Fenia akan berusaha untuk mengejar sosok yang selama bertahun-tahun sudah ia sukai. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu, membuat Marvin yang sejak tadi duduk terdiam seketika mendongakkan kepalanya. Di sana sudah berdiri sosok Fenia yang tengah memasang wajah super imut dan cerianya. "Selamat pagi, Kak Marvin?" Fenia dengan senyuman manisnya melangkah ke arah meja Marvin. Lain dengan sosok Marvin yang masih diam dan sibuk menatap dirinya tanpa ada niatan untuk berbicara sepatah katapun. "Kak Ma...!!! Ucapan Fenia langsung terhenti. "Untuk apa kau datang kesini? Bukankah kau disini untuk bekerja bukan bermain-main," Wajah Marvin menunjukkan ketida
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari