Episode 3

1686 Kata
Galaksi menghentikan mobilnya sesuai dengan aba-aba yang diberikan oleh Ibell. Ternyata Mbok Darmi telah berdiri di teras. Menunggu kepulangan Ibell. Wajah tuanya penuh dengan kecemasan akan nasib mereka ke depannya. "Neng, kita sebaiknya mulai harus nyari kontrakan baru. Mbok takut besok-besok mereka bakalan ngerusuhin si Eneng lagi. Mbok khawatir Eneng nanti diapa-apain lagi sama mereka. Eneng 'kan sekarang udah besar. Bahaya kalau dekat-dekat mereka." Dalam kebingungan yang sama, Ibell menatap Mbok Darmi dengan pandangan penuh kengerian. Satu-persatu kenangan mereka yang pernah diseret keluar dari dalam rumah, dan dibentak-bentak agar melunasi hutang-hutang ibunya mulai bermunculan semua dalam benaknya. Ibell ketakutan dan mulai gemetaran tidak terkendali. Ibell mempunyai kebiasaan gemetaran hebat, kalau sedang dalam keadaan panik luar biasa atau pun ketakutan. Karena di saat itu benaknya seakan diserbu oleh ratusan monster yang keluar dari kolong tempat tidurnya, seakan-akan memakannya. Itu semua terjadi karena dulu mommynya selalu menakut-nakutinya yang tidak bisa tidur, sementara mommynya sudah tidak sabar ingin dugem dengan teman-temannya yang sudah menunggu di mobil. Mommynya mengarang cerita, bahwa di bawah kolong tempat tidurnya ada segerombolan monster yang tinggal di sana. Apabila ia nakal dan tidak mau tidur, maka mereka semua akan keluar dan beramai-ramai menyantapnya sebagai menu makan malam. Sewaktu kecil biasanya ia akan langsung berkeringat dingin dan ketakutan, yang malah membuatnya semakin tidak bisa tidur. "Neng... Neng... udah nggak apa-apa, Neng. Nggak ada monster di sini. Monsternya sudah pergi. Udah Neng!Udah ya? Lihat Mbok Neng, Lihat Mbok!" Mbok Darmi memeluk anak majikannya sambil terus saja berusaha mengarahkan wajah Ibell agar menghadap padanya. "Ampunnnn! Ampun! Tolong jangan makan Ibel. Ampunnn!" Ibell yang masih saja terbawa ilusi masa lalu, terus berjongkok sambil membenamkan wajah di antara lututnya. Mencoba meredam kengerian yang mulai merasuki jiwanya. Dia takut! Galaksi Andromeda sejenak terpana memandang keadaan putri ompongnya. Dia bukanlah orang yang gampang baper terhadap sesuatu ataupun seseorang. Teman-teman kampusnya malah menjulukinya raja tega, karena berkali-kali menolak pernyataan cinta ataupun komitmen yang ditawarkan oleh para kakak kelas maupun adik kelasnya. Tetapi kalau sekedar ena ena just for fun dengan mereka semua, Galaksi oke-oke saja, asalkan sesuai dengan seleranya. Lo dapet enaknya, gue juga dapat mengosongkan kantong s****a. Juga dengan satu syarat, no commitment. Ya, ia memang sebejat itu! Tapi kali ini entah mengapa, untuk pertama kalinya, ia  ingin memeluk seorang perempuan tanpa modus untuk menidurinya, atau bisa saja belum. Pelukan yang ingin diberikannya kali ini adalah murni pelukan untuk, apa ya? Ia sendiri pun susah untuk menjabarkannya. Sedikit rasa nyaman mungkin. Ternyata ia masih punya hati juga, setelah sebelumnya sangat tidak mempercayai mulut manis berbisa dari mahkluk yang berjenis kelamin sama dengan ibunya. "Neng sadar Neng!! Lihat Mbok Neng! Ini Mbok Darmi Neng." "Oh Mbok Darmi. Maaf ya tadi Ibell agak kacau pikirannya. Hehehe..Mbok gini cantik mana mungkin jadi monster ya Mbok ya?kalau Mbok jadi monster nanti Ibell sama siapa? Hehehe..." Ibell yang mulai tersadar pun segera memeluk erat siMboknya seakan-akan takut ditinggal. "Ibell hanya punya siMbok. Ibell cuma punya siMbok." Ibell berguman berulang-ulang mencoba meyakinkan dirinya sendiri dalam pelukan penuh kasih dari pembantu rumah tangganya. "Bagaimana kalau Ibell dan Mbok Darmi sementara tinggal dirumah saya saja dulu. Mau?" Galaksi berjongkok disamping Ibell yang masih memeluk erat Mbok nya diteras rumah. "Aden ini siapa ya? Koq rasa-rasanya Mbok pernah lihat. Tapi dimana ya? Sek sek sek, ini Den Galaksi majikan kecilnya Mang Dadang toh? Yang dulu suka beli kue-kue nya siMbok?" "Hahahah..Iya Mbok. Wah siMbok langsung inget. Nggak kayak seseorang, harus dikasih clue berkali-kali dulu baru inget." Galaksi melirik Ibell yang terlihat malu dan serba salah karena telah memperlihatkan kelemahannya tanpa sengaja. "Ehh latalaaa Den Bagus sudah dewasa sekarang ya?nguanteng lagi. Apa kabar Mang Dadang Den? Masih jadi supirnya Den Bagus ndak?" "Mang Dadang sudah pensiun sekarang Mbok. Kasihan sudah tua masak disuruh kerja terus. Sekarang beliau sudah kembali kedesa, berkumpul dengan anak cucunya dan membuka warung kecil-kecilan disana. Tawaran Saya bagaimana Mbok? Mau tinggal sementara dirumah saya sebelum kita cari rumah kontrakan yang baru?" Mbok Darmi memandang Ibell. Meminta pertimbangan tanpa suara yang langsung bisa dimengerti oleh majikan kecilnya. "Terima kasih tawarannya Kak. Tapi Ibell rasa tidak perlu. Ibell sudah capek terus melarikan diri dari mereka. Ibell akan mencoba menyelesaikannya sendiri satu persatu. Ntah mungkin dengan cara mencicil atau apa gitu. Ibell capek hidup seperti buronan, Kak. Sekarang Ibell masuk dulu ya Kak. Mau menyelesaikan tugas untuk besok. Kalau tidak siap bisa kena hukum nanti satu kelompok." "Kamu kelihatannya sangat capek Ibell. Ayo kita masuk. Kakak bantu menyelesaikan tugasmu." Namanya saja membantu. Tetapi ternyata Ibell malah cuma menulis tugasnya hanya sampai separuh, karena yang bersangkutan telah tertidur pulas dalam posisi duduk dan kepala yang terkulai dimeja belajar. Alhasil Galaksi lah yang menyelesaikan salinan tugas Ibell yang rangkumannya sampai mencapai dua lembar halaman double folio. Galaksi bahkan sampai merasa tangannya mulai kram karena kelamaan menulis. Semua demi putri ompong nya. Tidak apa-apalah. Tanam budi saja dulu, biar metik hasilnya nanti lebih gampang. Didunia ini tidak ada yang gratis Ma Men. Masuk ke toilet aja bayar kan? Galaksi tidak tahu, bahwa yang namanya cinta itu bisa menyamar dalam bentuk apapun. Bisa dalam bentuk kasihan, simpati, suka bahkan benci. Dia tinggal masuk diam-diam, menelusup perlahan melalui kisi-kisi relung hati dan selanjutnya menguasai semua benakmu dengan bayangannya dan merajai hatimu untuk selamanya. Percayalah.... ================== Ibell turun dari angkot dengan dua keranjang kue ditangan kanan dan kirinya. Bu Manan, Ibu kantin kampus ternyata jadi memesan kue-kue basah dari Ibell. Rupanya saat Ibell ketiduran semalam, Mbok Darmi lah yang mengangkat teleponnya dan sekaligus bangun lebih pagi untuk membuat kue-kue pesanan Ibu kantin tersebut. Ibell juga kaget sekaligus lega, saat tahu bahwa tugas kelompoknya telah diselesaikan dengan baik oleh Galaksi. Jujur, setelah sekian lama terbiasa hidup mandiri tanpa pernah merasa dimanja dan didukung oleh siapapun, sudut hatinya sedikit tersanjung saat menerima perhatian dari seseorang, apalagi itu dalam bentuk lawan jenis yang semenawan Galaksi. Ayolah, bagaimana pun Ibell adalah seorang gadis remaja belasaan tahun yang hatinya mulai merasakan debar-debar aneh saat berdekatan dengan lawan jenisnya. Bunyi bel panjang menandakan bahwa semua kelompok MABA wajib apel pagi dan mulai berkumpul dilapangan. Ibell dan ke tujuh temannya dalam satu kelompok pun mulai berbaris memanjang kebelakang dan Ibell lah yang berdiri paling depan sebagai ketua kelompok. Sebenarnya kemarin Ibell sudah menolak pengangkatannya sebagai ketua kelompok secara sepihak itu. Karena rata-rata kelompok yang lain ketuanya 99% adalah laki-laki. Hanya Ibell dan Rosni saja yang perempuan. Itu jika kita diperbolehkan untuk melihat KTP Rosni, sehingga kita bisa membaca kolom jenis kelamin yang ternyata ditulis perempuan. Coba kalau tidak, pasti semua orang akan mengira kalau Rosni itu laki-laki. Dia terlihat ganteng alih-alih cantik. "Ayo semua ketua kelompok mulai mengumpulkan tugas-tugas yang kemarin diberikan. Setelah itu kita akan mengadakan sesi permainan ketangkasan. Setiap kelompok yang kalah, wajib mendapatkan hukuman yang akan dibacakan sesuai dengan nomor yang mereka di pilih dalam amplop ini. Jadi hukumannya sifatnya random. Ayo sekarang kalian silahkan mempersiapkan diri, sementara kami memeriksa tugas kalian semua." Ranti senior wanita cantik dan baik hati mulai memberikan perintah. "Saya sama sekali tidak menyangka, kalau dalam tugas pertama saja, kalian sudah berani bertindak curang. KAMI SANGAT KECEWA SEKALI!!!" Arjuna Wigunatra, salah seorang senior yang paling sadis mulutnya memandang beringas pada Ibell. "Kelompok Ayam Sayur, maju depan semua!!!" Ibell, Armita, Lea, Annisa, Reno, Panca, Malik dan Galih dengan wajah pias mulai melangkah cepat kedepan. "Siapa yang bertanggung jawab untuk menyalin resume ini?" "Saya Pak." "Nama?" "Isabelle, Kak." "Isabelle, kamu punya hubungan apa dengan Galaksi Abdromeda?" Pertanyaan yang sangat ambigu itu membuat semua kepala menoleh penasaran pada Ibell. Berbagai ekspresi wajah pun tampak disana. Ada yang kaget, heran  tapi sepertinya lebih banyak yang mencemooh. "Saya tidak punya hubungan apa-apa dengan kak Galaksi, Kak?" "Kalau begitu mengapa bisa Galaksi yang menulis resume ini? Saya sangat hafal dengan tulisan tangannya. Kamu masih mau menyangkal? Saya bahkan melihat dengan mata kepala Saya sendiri kalau kamu semalam diantar pulang olehnya dan dia juga baru keluar dari rumahmu pada pukul sebelas malam. Bisa kamu jelaskan semua ini pada Saya? Manusia mental penipu seperti kamu ini cocoknya balik ke negri asal mu saja sana. Sepertinya disana para penipu dan tukang KKN lebih bisa diterima, kulit pucat." Decih Arjuna seolah-olah Ibell adalah orang yang paling hina sedunia. "Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan cinta Saya kepada negeri ini, Saya ingin mengatakan bahwa, negeri yang anda sebut sebagai negeri para penipu dan KKN itu 90% menghukum oknum pelaku nya dengan hukuman mati, setelah sebelumnya mereka wajib meminta maaf pada public atas perbuatan mereka yang merugikan bangsa dan negaranya. Bukannya malah senyum-senyum sambil dadah-dadah manjah di teve, dan setelahnya masih bisa mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Coba katakan kepada saya, negara yang mana yang bersikap lebih permisif terhadap penipuan dan KKN? Lagi pula menurut UU No.3 tahun 1946 tentang Kewarga Negaraan Indonesia, UU No.2 tahun 1958 Tentang penyelesaian Kewarga Negaraan Indonesia, bahkan sampai UU No.12 tahun 2006 Tentang Kewarga Negaraan Republik Indonesia. Semua poin-poin nya mengindikasikan bahwa Saya adalah WARGA NEGARA INDONESIA. Dan itu VALID. Bukan warga negara negeri yang Kakak sebutkan tadi, yang saya bahkan tidak pernah menginjakkan kaki kesana!" Suasana dilapangan menjadi begitu sunyi saat Ibell dengan berani membalikkan semua argumen dengan cerdas, dan lugas. Arjuna tampak merah padam wajahnya menahan malu karena ditelanjangi begitu rupa oleh anak kemarin sore. Sementara Ibell, mata coklat brandy nya tampak menyala-nyala saat seniornya ini berniat membantai nya dengan hal-hal yang berbau SARA. Tidak seorang didunia ini bisa memilih dimana dia akan dilahirkan dan RAS apa yang akan dia dapatkan. Kesemuanya itu memang sudah diatur sedemikian rupa oleh semesta bukan?Satu yang pasti, semuanya adalah makhluk ciptaan Tuhan. "Memang benar kak Galaksi kemarin mengantar Saya pulang. Benar juga kak Galaksi yang menyalin resume tugas kami. Saya ketiduran saat mengerjakannya semalam. Jadi mungkin kak Galaksi yang melanjutkannya. Saya bersalah Kak Juna. Saya minta maaf, Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan Saya bersedia dihukum." "Sebagai warga negara yang baik, tentu kelompok Ayam Sayur ini tidak keberatan dihukum menghormat bendera sampai tiba saat sesi berikutnya bukan?" Arjuna pun mengeluarkan senyum manisnya yang sepertinya malah terlihat seringai dimata Ibell dan kelompok Ayam Sayurnya. Ternyata otak kamu memang berisi, gadis kecil. Sayang sekali orang secerdas kamu harus habis pelan-pelan ditangan Saya karena dosa warisan ibumu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN